Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
4.Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang mencari pertolongan karna nyeri yang mendadak, yang biasanya sangat intensif,fotofobia,sensasi benda asing, dan air mata berlebihan. Ketajaman penglihatan mungkin normal atau menurun, bergantung tempat lesinya.
5.Penatalaksanaan
Benda asing yang tidak menembus dibawah kelopak mata atas dapat diambil dengan mengangkat kelopak mata atas keatas kelopak mata bawah sehingga memungkinkan bulu mata kelopak mata bawah menyapu benda asing tersebut keluar dari kelopak mata atas. Aternatif lain, benda asing dapat dikeluarkan dengan irigasi, hati-hati jangan sampai menyentuh kornea. Bila benda asing tidak dapat diambil dengan cara ini, mata harus ditutup dan dibalut dan pasien dirujuk ke ahli oftalmologi. Salah satu bahaya benda asing konjungtiva adalah ancaman terhadap kornea. Bila epitel kornea yang merupakan benteng alamiah terhadap mikroorganisme, mengalami gangguan mata menjadi rentan terhadap infeksi. Maka luka pada kornea harus diinsfeksi setiap hari untuk mengetahui adanya buku insfeksi sampai telah sembuh dengan sempurna.
6.Komplikasi
1.Endoftalmitis 2.Panoftalmitis 3.Ablasi retina 4.Pendarahan intraokular 5.Ftisis bulbi 7.Pengobatan
Apabila terletak disebelah anterior dari zonula lensa, maka benda asing harus dikeluarkan melalui insisi limbus dan kamera anterior. Apabila benda tersebut terletak dibelakang lensa dan disebelah anterior ekuator, maka pengeluaran dilakukan melalui area pars plana yang paling dekat dengan benda asing karna dengan cara ini kerusakan retina lebih sedikit. Apabila benda asing harus dikeluarkan melalui insisi limbus dari sebuah posterior dari ekuator, maka benda tersebut sebaiknya dikeluarkan melalui pars plana dengan vitrektomi/forceps intraocular, sehingga dapat dihindari terjadinya pendarahan besar koroid akibat insisi dinding posterior bola mata. Metode ini digunakan untuk benda asing magnetik maupun non magnetik. Tersedia forseps-forseps khusus untuk memegang benda berbentuk sferis. Setiap bagian retina yang rusak harus distrapi dengan diatermi, fotokoagulasi, atau koagulasi endolaser untuk mencegah palpasan retina.
8.Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen orbita untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata.
c. Pola nutrisi d. Pola istirahat dan tidur e. Pola eliminasi f. Pola psikososial
B. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Klien a.Kesadaran b.Vital sign 2. Pemeriksaan Sistematis a. Visus (menurun atau tidak ada) b.Gerakan bola mata (dapat terjadi pembatasan atau hilangnya sebagian pergerakan bola mata) c. Pupil (reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau hilang d. Bentuk pupil berubah (tidak bulat pada iridodialisis, melebar pada rupture iris) e. TIO (menurun pada hifema atau hernia badan kaca) f. Pemeriksaan khusus (sinar-x, computed tomography, USG). 2.Diagnosa Keperawatan A. Gangguan sensori persepsi (visual) berhubungan dengan ablasio retra, edema retina, erosi kornea. B. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan penglihatan akibat trauma C. Ansietas berhubungan dengan penurunan penglihatan dan kemungkinan terjadinya kebutaan D. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat trauma E. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) berhubungan dengan kesulitan menutup mata dan nyeri mata. 3.Nursing Care Plane No 1. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Paraf Keperawatan Gangguan Klien beradaptasi1.Tentukan tajam 1.kebutuhan individu dan sensori persepsiterhadap penglihatan klien,catat pilihan intervensi (visual) penurunan visual
yang terjadi
apakah satu atau kedua mata terlibat. 2.Kurangi situasi kacau, penyinaran. 3.pada klien yang anjurkan klien bedrest dengan satu atau kedua mata ditutup. 4.kolaborasi a.berikan pengobatan sesuai indikasi mata dan derajat komplikasinya; antibiotic (topical, peroral, atau sub konjungtiva).
bervariasi. 2.membantu klien menganali keterbatasan penglihatan. mencegah komplikasi lebih lanjut. infeksi lebih lanjut b.mengatasi kelainan atau komplikasi yang terjadi dan mencegah keruusakan lebih lanjut.
2.
Klien tidak mengalami dan fungsional tentang apa tentang pandangan akurat dapat menghindari cedera. yang bias dan tidak bisa klien. dilihat oleh klien. 2.Orientasikan klien terhadap lingkungan sekitar 3.Batasi aktivitas klien (seperti menggerakkan kepala tiba-tiba,dll) dan bantu aktivitas klien sesuai kebutuhan 2.klien mengenal lingkungannya sehingga cedera dapat dihindari 3.memenuhi kebutuhan sehari-hari klien tanpa menyebabkan cedera.
b.siapkan intervensi bedah sesuai indikasi 1.Dapatkan deskripsi 1.memberikan data dasar
3.
Kecemasan klien 1.gunakan pendekatan berkurang atau hilang saat memberikan informasi. 2.Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang kehilangan penglihatan. 3.Beritahu klien tentang penyakitnya
1.pemecahan masalah sulit 2.memberi kesempatan klien untuk menerima situasi nyata. 3.mengurangi kecemasan klien.
4.
Gangguan citra Klien dapat tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder akibat trauma. menerima perubahan tubuhnya.
1.Beritahu klien tentang 1.pengetahuan akan kondisi dan tujuan dari mengakibatkan kerjasama tindakan yang dilakukan klien 2.Beritahu klien tentang 2.meningkatkan penerimaan prognosis penyakit secara klien terrhadap perubahan jujur dan beritahu pentingnya ketaatan terhadap medikasi. 3.Libatkan keluarga atau orang terdekat klien yang terjadi 3.memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.
5.
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) berhubungan dangan kesulitan menutup mata dan nyeri mata.
3.Beri kompres dingin dan cairan dan mengurangi hangat sesuai kebutuhan. nyeri 4.Beri kesempatan pada 4.Mengurangi aktivitas mata klien untuk istirahat pada sehingga nyeri berkurang siang hari dan waktu tidur dan kebutuhan istirahat malam hari. terpenuhi.
http://anayanora.blogspot.com/2012/03/askep-corpus-alienum.html