Está en la página 1de 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATOMA

DI RUANG INTERNA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA 18 MEI 2001

OLEH
SUBHAN

NIM : 010030170 B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2001
HEPATOMA

I.

PENGERTIAN Hepatoma sinonim = Kanker Hati Primer, Karsinoma Hepatoseluler adalah :

proses keganassan pada hati. Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya. PATOFISIOLOGI Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. \ i. 1. PATOLOGI Ada 2 type : 1. Type masif 2. Type Nodule sama. Penyebarannya : 1. Intrahepatal. 2. Ekstrahepatal. ETIOLOGI Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C Bahan-bahan Hepatokarsinogenik : Aflatoksin Alkohol Penggunaan steroid anabolic Penggunaan androgen yang berlebihan Bahan kontrasepsi oral - tumor tunggal di lobus kanan. - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak

Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Laboratorium: Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Radiologi ; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi Komputer),CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, Angiografi Hepatik, Skintigrafi Hepatik PROGNOSA Tumor ganas memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini berlangsung antara 2 - 6 bulan atau beberapa tahun. Fase dini Fase lanjut PENYULIT 1. Metastasis. 2. Ruptur. : Dengan tindakan operasi berupa reseksi dari tumor prognosa baik, penderita dapat hidup dalam waktu yang cukup lama. : Dimana tindakan tidak mempunyai arti lagi, kematian dapat terjadi dalam 2 6 bulan setelah diagnosa ditegakkan. Biopsi jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi Reseksi segmen atau lobus hati Pemberian kemoterapi secara infus Penyinaran . PENGOBATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATOMA I. PENGKAJIAN 1. Biodata Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosial ekonomi, adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai. 2. Riwayat Keperawatan Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggu sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat disamping itu disertai nyeri abdomen. a. Riwayat Penyakit sekarang Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau dengan klien itu sendiri. b. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit yang pernah diderita oleh klien. c. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit yang pernah dialami ol eh anggota keluarga. 3. Pemeriksaan Fisik ii. Gejala klinik Fase dini Fase lanjut : Asimtomatik. :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.

Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan : 1. Ascites 2. Ikterus 3. Splenomegali, Spider nevi, Eritema palmaris, Edema. Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus Hepatoma, meliputi : Gangguan metabolisme Perdarahan Asites Edema

iii.

Hipoalbuminemia Jaundice/icterus Komplikasi endokrin Aktivitas terganggu akibat pengobatan

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering

muncul adalah: 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma) Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites). Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri. Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan efektif kembali Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 24 X/menit. Hasil Lab BGA Normal Intervensi : 1) fowler. Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansi paru mengurangi 2) yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga peningkatan volume darah paru sehingga Pertahankan Posisi semi

memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara. Observasi gejala kardinal dan monitor tanda tanda ketidakefektifan jalan napas. Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga

dapat diambil tindakan penanganan segera. 3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas. Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. 4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas darah. Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi paru dapat maksimal. Pemeriksaan bernapas. 2. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites). Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat berkurang atau Pasien bebas dari nyeri. Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 80 x/menit. Intervensi : 5) dokter dalam pemberian analgesik. Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistim saraf sentral. 6) sesuai dengan keadaan. Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadi pengurangan penekanan sisi yang sakit. 7) klien terhadap proses nyeri. Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien untuk 8) pengurangan nyeri dengan teknik distraksi. Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga mengurangi emosional dan kognitif. 9) Observasi tanda-tanda vital. menangani nyeri. Ajarkan teknik Awasi respon emosional Atur posisi klien yang enak Lakukan kolaborasi dengan gas darah untuk mengetahui kemampuan

Rasional : Deteksi dini adanya kelainan 3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi. Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang di sediakan. Intervensi : 1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin. Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan sel baru. 2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan. Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien tentang nutrisi 3) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang mengandung kalori dan protein tinggi. Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di tentukan. 4) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan berat badan yang diinginkan berat badan ideal. Rasional : Diharapkan klien kooperatif. 5) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat. Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkan selera makan. 6) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut. Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga diharapkan menambah rasa. 7) Monitor kenaikan berat badan Rasional : Dengan monitor 4. berat badan merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi sesuai kebutuhan

Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur. Intervensi : 1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas berkurang sehingga klien dapat istirahat. 2) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi: Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi diharapkan membantu paru paru untuk melakukan ekspansi optimal. 3) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan. 4) Tingkat relaksasi menjelang tidur. Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebih tenang. 5) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur. Rasional : 5. Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan melakukan aktivtas dengan bebas. Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Intervensi : 1) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap. Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan. 2) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian. 3) Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan salah satu teknik pengurangan nyeri. Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian dengan optimal. 4) Jelaskan tujuan aktifitas ringan. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif. 5) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas. diharapkan klien dapat

Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat meningkatkan rasa nyeri. 6) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan. Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif. 6. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang. Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi. Intervensi : 1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya. Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami keadaan diri yang sebenarnya. 2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun tindakan medis. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangi kecemasan klien 3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya. Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Carpernito, Lynda Juall . 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC Gale, Danielle, Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta, EGC. Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam FK. Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Marilyn E. Doenges, Merry Frances Mourhouse, Allice C. Glisser. 2000. Nursing Care Planning Guidelines For Planning and Documenting Patient Care. Third Edition.Philadelphia FA. Davis. Company. Soeparman, Sarwono Maspadji 1990. Ilmu Penyakit Dalam II Jakarta : Balai Penerbit FKUI. LAB/UPF Ilmu Penyakit Paru FK. Unair. RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1994 Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Marilyn E. Doenges, Merry Frances Mourhouse, Allice C. Glisser. 1986. Nursing Care Planning Gidelines For Planning Patient care. Second Edition.Philadelphia FA. Davis. Company. Med Muhammad Amin DKK. 1993. Pengantar ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga. Soeparman, Sarwono Maspadji 1990. Ilmu Penyakit Dalam II Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

ASUHAN KEPERAWATAN I. Pengkajian Riwayat Keperawatan Keluhan utama : Riwayat Penyakit sekarang. Adanya demam yang menyerupai influenza yang timbulnya berulang, batuk lebih dari 2 minggu yang sifatnya non produktif, Nafsu makan menurun, meriang, sesak napas dan nyeri dada. Riwayat penyakit dahulu. Perlu dikaji adanya riwat penyakit TBC paru, kegagalan jantung kongestif, pneumonia, infark paru, tumor paru. Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Didapatkan penggunaan otot bantu pernapasan, cuping hidung melebar, iga melebar, rongga dada asimetris, cemmbung pada sisi yang sakit, pergerakan dada tertinggal pada sisi yang sakit. Palpasi Perkusi : Pergerakan dada asimetris, fremitus raba melemah. : Suara redup pada posisi yang sakit dan nyeri ketok pada posisi yang sakit. Kebutuhan sehari hari Kebutuhan Nutrisi : Pada pola nutrisi akan ditemukan : nafsu makan menurun yang diakibatkan oleh mual dan muntah dan pada observasi dapat ditemukan klien kurus, berat badan tidak ideal, jaringan lemak tipis dan iga kelihatan. Kebutuhan istirahat dan tidur : Klien dengan sesak dan nyeri kemungkinan akan mengalami gangguan dalam pola tidur dan istirahat. Oleh karena itu perlu dikaji lamanya istirahat dan tidur, kebiasaan sebelum tidur, posisi tidur, sclera mata, apatis, kurang perhatian dan kurang respon. Kebutuhan aktivitas : Klien dengan nyeri abdomen dan sesak mengalami gangguan aktivitas / keterbatasan dalam aktivitas. Terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari hari ( ADL) Pola Persepsi : Perlu di kaji tentang pandangan klien terhadap dirinya serta pandangan klien terhadap penyakit yang diderita.

Auskultasi : Adanya suara tambahan,suara egofoni, suara pernapasan melemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ketidakefektifan pernapasan berhubungan denganexpansi paru yang menurun. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan denganpenumpukan cairan pada rongga pleura. Gangguan nutrisi ; Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan tidak adekuatnya asupan nutrisi. Gangguan Istirahat dan tidur berhubungan dengansesak napas dan nyeri. Gangguan aktivitas berhubungan dengansesak napas dan nyeri. Cemas berhubungan dengankurang pengetahuan. PERENCANAAN 1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan efektif kembali Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 24 X/menit. Hasil Lab BGA Normal Intervensi : 1) fowler. Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansi paru mengurangi 2) yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga peningkatan volume darah paru sehingga Pertahankan Posisi semi

memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara. Observasi gejala kardinal dan monitor tanda tanda ketidakefektifan jalan napas. Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan penanganan segera. 3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas. Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. 4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas darah. Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi

paru dapat maksimal. Pemeriksaan bernapas. 2. Diagnosa keperawatan : Gangaguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites). Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat berkurang atau Pasien bebas dari nyeri. Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 80 x/menit. Intervensi : 5) dokter dalam pemberian analgesik. Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistim saraf sentral. 6) sesuai dengan keadaan. Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadi pengurangan penekanan sisi yang sakit. 7) klien terhadap proses nyeri. Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien untuk 8) pengurangan nyeri dengan teknik distraksi. Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga mengurangi emosional dan kognitif. 9) Rasional : Deteksi dini adanya kelainan 3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengantidak adekuatnya asupan nutrisi. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi. Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang di sediakan. Observasi tanda-tanda vital. menangani nyeri. Ajarkan teknik Awasi respon emosional Atur posisi klien yang enak Lakukan kolaborasi dengan gas darah untuk mengetahui kemampuan

Intervensi : 8) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin. Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan sel baru. 9) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan. Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien tentang nutrisi 10) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang mengandung kalori dan protein tinggi. Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di tentukan. 11) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan berat badan yang diinginkan berat badan ideal. Rasional : Diharapkan klien kooperatif. 12) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat. Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkan selera makan. 13) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut. Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga diharapkan menambah rasa. 14) Monitor kenaikan berat badan Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien. 4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi sesuai kebutuhan Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur. Intervensi : 6) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas berkurang sehingga klien dapat istirahat.

7) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi: Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi diharapkan membantu paru paru untuk melakukan ekspansi optimal. 8) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan. 9) Tingkat relaksasi menjelang tidur. Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebih tenang. 10) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur. Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan. 5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengansesak dan nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan melakukan aktivtas dengan bebas. Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Intervensi : 7) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap. Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan. 8) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian. 9) Ajarkan pada klien menggunakan relaksasi yang merupakan salah satu teknik pengurangan nyeri. Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian dengan optimal. 10) Jelaskan tujuan aktifitas ringan. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif. 11) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas. Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat meningkatkan rasa nyeri. 12) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan. Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif. diharapkan klien dapat

6.

Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengankurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang. Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi. Intervensi : 1. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya. Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami keadaan diri yang sebenarnya. 2. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun tindakan medis. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangi kecemasan klien 3. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya. Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Pres Buku I, Edisi Ke 2 2. Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D. R.N, Pathofisiologi proses-proses penyakit, edisi I, Buku ke empat. LAB/UPF Ilmu Penyakit Paru FK. Unair. RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1994 Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1. Kekurangan gizi: Penurunan berat badan berhubungan dengan anoreksia, mual,gangguan absorpsi, metabolisme vitamin. 2. Ketidakefektifan bernapas berhubungan dengan adanya asites dan penekanan diapragma. 3. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut 4. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan asites yang berlebihan, perdarahan, dan edema 5. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengankekurangan sel darah putih 6. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema,dan asites 7. Gangguan fungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi hormonal dan penurunan libido 8. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi 9. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan penyebabnya 10. Isolasi sosial berhubungan dengan resiko terjadinya penyebaran infeksi.

Pengkajian Data Nama mahasiswa : Nurul Kamariyah. Tempat praktek laki. Tanggal praktek : 9 13 April 2001. I. Identitas diri klien. Nama Umur Status Perkawinan Suku Pekerjaan Tanggal MRS Pendidikan Alamat : SMP. : Tn. Salmani. : 70 tahun. : Kawin. : Jawa. : Dagang. : 9 April 200 Tempat/tanggal lahir : 1 Juli 1928. Jenis kelamin Agama Pendidikan Lama bekerja Keluarga terdekat Pekerjaan : Babadan Rukun I/15 Surabaya. : : laki-laki. : Islam. : SR. : Anak I : Dagang. : Ruang Paru Laki-

II. Status kesehatan saat ini. 1. Alasan kunjungan ke Rumah Sakit : timbulnya sesak nafas, bila aktifitas semakin sesak dalam satu hari terakhir. Panas 4 hari, batuk + 4 hari, riak putih encer, bercak darah - , nyeri dada +. Keluhan utama saat ini (tanggal 9 April 2001): Klien mengatakan saat ini masih terasa sesak tetapi sesaknya tidak seberat seperti masuk rumah sakit. Klien mengatakan : saya tidak nafsu makan. Klien mengatakan semua orang yang sakit selalu tidak nafsu makan. Klien mengatakan semua kebutuhan dibantu oleh anaknya seperti mau makan, minum, BAK dan diseka di tempat tidur karena saya lemah. Klien mengatakan kuatir terjadi sesak bila terlalu banyak aktifitas. Timbulnya keluhan secara bertahap. 2. Riwayat kesehatan yang lalu. Pernah MRS di ruang Paru karena sesak, dirawat selama satu minggu; dengan diagnosa ruangan Efusi Pleura Causa TB, diberi terapi Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin. Ada kebiasaan merokok sehari antara 11-20 batang tetapi sekarang sudah tidak merokok lagi.

Tidak pernah minum obat sendiri tanpa resep dokter. Pola nutrisi: makan 3 kali sehari, pagi,siang dan malam/sore, porsi sedang sedang saja, makanan yang dikonsumsi setiap hari adalah nasi putih, sayur dan ikan. Makanan yang disukai: semua makanan suka, tidak pernah pantangan makan. Perubahan berat badan : terjadi penurunan berat badan 6-7 kg. Pola Eliminasi : Buang Air Kecil : tidak pernah ada gangguan, sekarang bila pergi BAK di toilet menggunakan kursi roda dan di dorong oleh anaknya. Frekuensi sehari 5-6 kali, warna kuning muda dan jumlahnya kira-kira segelas. Buang Air besar setiap hari 1 kali. Pola tidur dan istirahat. Tidak pernah ada gangguan, pada saat pertama kali masuk Rumah sakit klien tidak bias tidur karena sesak, tetapi sekarang dapat beristirahat seperti di rumahnya sendiri. Jumlah jam tidur sehari 8-9 jam. Pola aktifitas. Selama di rumah kegiatan klien hanya membantu anaknya berdagang, karena usianya sudah tua. Selama di rumah sakit, semua aktifityas dibantu oleh anaknya. Pemeriksaan fisik. TB : 152 cm. BSA Rivalta Warna Nonne Protein Hitung sel Secara inspeksi : 1,28. :+ : kuning. :+ : 14 sel m3 (0-5). Protein total Kekeruhan Pandy : 3,15 g/dl. : keruh :+ : 1,08 mg (40-70). : 11 % BB : 38 kg.

Hasil analisa cairan pleura tanggal 25 Maret 2001:

: 1,455 mg/dl (15-45).Glukosa

Diff. Count poli Belakang kanan + + + + -

Diff. Count mono : 89 % Depan Kanan Bentuk pencembungan + Simetris Palpasi pergerakan tertinggal + Fremitus raba lemah + Nyeri Perkusi suara ketok sonor Redup + Hipersonor Nyeri ketok kiri + + kiri + + -

Secara auskultasi. Suara Anforik tidak ada. Suara bisik kabur. Fremitus raba menurun Pemeriksaan tanda vital. RR Tensi : 28 kaliper menit. : 140/80 mmHg. .

Suara nafas : Vesikuler. Suara tambahan paru: tidak ada. Suara percakapan kabur. Egofoni tidak ada.

Suhu

: 37 0 C.

ANALISA DATA Data Penunjang


Data Subyektif : Klien mengatakan sekarang kadang terasa sesak napas apalagi cairan didada tidak diambil Data obyektif Pada oservasi di dapatkan data tensi
0 140

Kemungkinan Penyebab

Masalah

80

mmHg suhu 37 c Nadi 84 RR 28 X/ml ada batuk, kalau batu mengeluarkan riak. Cairan pungsi tanggal 9 April 2001 produksi 205 cc. Suara fremitus menurun. Data subyektif Klien mengatakan saya tidak ada nafsu makan, klien mengatakan sama orang sakit tidak ada nafsu makan, klien lemah. Data obyektif Klien menghabiskan makanan yang disiapkan hanya porsi (makan pagi tanggal 9 4 2001 ) TB : 152 kg BB : 38 HB : 13,5 kg Turgor kurang Konjungtiva merah pucat. Data subyektif Klien menyatakan sama kebutuhan di Bantu oleh anaknya sepeti makan, minum, BAK, di seka di tempat tidur. Klien menyatakan takut sesak jika melakukan aktifitas. Data obyektif Waktu makan siang klien minta untuk di suap. Data subyektif Klien mengatakan apakah penyakit saya bias sembuh? - Tanggal 10 4 2001 klien menanyakan saya mau di periksa apa lagi. - Klien mengatakan kapan saya bisa pulang - Diagnosa medis effusi pleura + maligna. Data obyektif Tanggal 9 4 2001 Diagnosa pleura. Dan di konsultasikan ke urologi untuk mengetahui adanya metartase. Tanggal 11 4 2001 di lakukan pungsi, tidak berhasil langsung di lakukan Cemas sedang kurangnya prosedur dan Cemas sedang Kelemahan Sindroma menurun. ADL Tidak nutrisi adekuatnya yang asupan Perubahan kurang nutrisi dari

berhubungan

dengan factor metabolisme.

kebutuhan tubuh.

informasi tentang pemeriksaan

penatalaksanaan terapi.

fluoroskopi. Tanggal 16 4 2001 direncanakan untuk FOB. Prnderita setiap diajak bicara tidak pernah memandang pembicara. Selalu menunduk.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Resiko tinggi pola maksimal. 2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengantidak adekuatnya asupan nutrisi yang berhubungan dengan factor metabolisme. 3) Sindroma ADL menurun berhubungan denganadanya kelemahan. 4) Cemas sedang berhubungan dengankurangnya informasi tentang pemeriksaan dan penatalaksanaan terapi. RENCANA TINDAKAN 1. Diagnosa perawatan : Resiko tinggi ketidak efektifan pola nafas berhubungan denganadanya ekspansi paru yang tudak maksimal. Tujuan : Setelah mendapat perawatan di harapkan pemafasan efektif kembali. Kriteria : Klien tidak mengeluh sesak Frekuensi nafas 16 20 x/mt tidak ada tanda cianosis perencanaan. 1) Lakukan kaloborasi dengan dokter dalam tindakan fungsi pleura, pemberian O2 dan analisa gas dalah. Rasional : dengan tindakan pungtie pleura maka desakan cairan terhadap paru akan berkurang sehingga paru dapat ekspensi secara maksimal. 2) Berikan posisi semi fowler Rasional : Dengan posisi semi fowler penekanan perut terhadap diafragma dapat berkurang sehingga memperluas ruangan yang dapat di isi oleh udara dalam paru. 3) Observasi gejala kardinal dan monitor tanda tanda ketidak efektifan pernafasan. Rasional : dengan gejala observasi gejala kardial dan monitor diharapkan perkembangan klien dan lalainan dapat di ketahui secara dini. 4) Berikan penjelasan tentang sebab sebab sesak nafas. Rasional : Dengar penjelasan diharapkan klien kooperatif. 2. Diagnosa perawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh prosedur nafas berhubungan denganekspensi paru yang tidak

berhubungan dengantidak adekuatnya asupan nutrisi akibat peningkatan

metabolisme. Tujuan : Setelah mendapatkan perawatan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria klien mau mengkonsumsi makanan sesuai dietnya, terjadi kenaikan berat badan. Perencanaan : 1) Jelaskan pada klien tentang pentignya nutrisi Rasional : dengan penjelasan diharapkan klien terdorong untuk mengkonsumsi makanan yang disediakan. 2). Sajikan makanan dalam keadaan mekanik dan hangat Rasional : cara penyajian makanan akan meningkatkan selera makan klien . 3). Anjurkan klien menjaga kebersihan mulut. Rasional : Di harapkan ada peningkatan rasa. 4). Tanyakan makanan kesukaan klien dan anjurkan keluarga untuk membawanya. Rasional : Dengan tersedianya makanan kesukaannya akan menimgkatkan selera sehingga makanan dapat di konsumsinya. 5) Monitor kenaikan berat badan, HB, turgor dan warna tonjungtiva. Rasional : Dengan monitor hal diatas merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien. 3. Diagnosa perawatan : Sindroma ADL menurun berhubungan denganKelemahan. Tujuan : Setelah mendapatkan perawatan klien dapat melakukan aktivitas sehari hari dengan criteria klien mampu melakukan aktifitas sehari hari dengan mandiri. 1) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya. Rasional : Merupakan upaya melatih klien kearah kemandirian. 2) Berikan latihan secara bertahap yaitu dari latihan pasif ke latihan aktif. Rasional : Kemampuan aktif klien akan meningkatkan kemandirian klien . 3) Bantu keperluan klien atau libatkan kelurga jika klien tidak mampu melakukannya. Rasional : Diharapkan pemenhan kebutuhan sehari-hari terpenuhi. 5) Berikan pujian saat klien mampu melakukannya sendiri. Rasional : Diharapkan kepercayaan meningkat . untuk melakukan aktifitas secara mandiri

4. Diagnoasa Keperawatan :cemas sedang berhubungan dengankurangnya informasi.

Tujuan : Setelah mandapatkan perawatan diharapkan kecemasan bekurang. kriteria klien mampu menjelaskan kembali tujuan pemeriksaan. 1) Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan

Dengan puasannya,

mengemukakan persepsi tentang kecemasan Rasional : Diharapkan ada pemahaman diri sebelumnya. 2) Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik perawatan maupun tindakan medis. Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan tahu tujuan dan pemeriksaan. 3) Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya. Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan yang berwewenang menambah kepercayaan sehingga cemas berkurang. 4) Anjurkan klien untuk mengungkapkan kembali tujuan dilakukan pemeriksaan. Rasional : Pasien mau dilakukan pemeriksaan dan mengerti terhadap tindakan yang dilakukan.

PELAKSANAAN:

WAKTU
Senin 9/4 / 2001

DX
I I I

PELAKSANAAN
Melakukan koloborasi dengan dokter untuk pungsi plaura yaitu dengan mempersiapkan pungtie pleura yang selanjutnya di lakukan fungsi sebanyak 250 cc oleh dokter. Menempatkan klien kembali ketempat tidur dengan posisi setengah duduk dengan mengganjal kepala dengan menggunakan tiga bantal. Mengukur tensi, nadi, RR, suhu hasil tensi 120/ 80 nadi 84x /menit suhu 37 oc. Mengobservasi ekspansi dan Fremitas di dapatkan ekspansi pada dada kanan tertinggal fremitas raba menurun. Menjelaskan pada klien timbulnya sesak nafas karena adanya penumpukan cairan pada rongga pleura. Menyuap klien yaitu nasi 1 piring ikan tahu dan daging sayur sop. Klien hanya menghabiskan porsi nasi ikan dihabiskan, minumnya minta susu habis gelas. Memotifasi klien untuk selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Dan menanyakan makanan kesukaannya. Respon : Klien mengatakan semua makanan suka tapi saya tidak nafsu. Menimbang berat badan klien. Hasil : BB : 38 kg. Melatih klien untuk mengambil minuman sendiri dan meminumnya sendiri pakai sedotan. Respon : klien mau dan menghabiskan minuan sebanyak gelas. Berusaha untuk bersikap terbuka pada klien dan menanyakan apa yang dirasakan dan pendapat klien tentang penyakitnya saat ini. Hasilnya : Klien bingung mau diapakan saja saya. Menanyakan pada dokter tindakkan yang akan dilakukan. Jam 11.00 rencana dlakukan punksi pleura dan menjelaskan pada klien tujuan tindakkan tersebut. Observasi RR, nadi dan suhu. Hasil : RR = 24 x/mt, nadi = 80 x/mt, suhu = 36,7 0C. Memotivasi klien untuk makan sendiri, sambil membantu mendekatkan makanan ke dekat klien. Membawa klien ke OK paru untuk dilakukan pungsie. Hasil : 205 cc dilakukan oleh dokter. Membawa klien kembali ke ruangan dengan memberi 2 bantal pada bagian kepala sambil menanyakan apakah masih terasa sesak. Klien menjawab setelah dilakukan pungsi terasa lebih enak Memberi motivasi pada klien untuk menanyakan hal hal yang berhubungan dengan penyakitnya kepada yang berwewenang..

PARAF

I 9/4/2001 2 2

2 9/4/2001 3

9/4/2001

4 10/4/2001 1 1 +3 1

WAKTU
11/4/2001

DX
2

PELAKSANAAN
Menjelaskan kepada klien bahwa makanan merupakan kebutuhan pokok dan penting bagi kesehatan dan memotivasi serta membantu klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Hasil : Klien hanya menghabiskan makanan setengah porsi dan satu gelas susu. Menghantar klien ke OK paru untuk dilakukan pungsi pleura. Hasil pungsi : tidak berhasil/tidak ada. Dan langsung membawanya ke fluoroskopi untuk m,elihat pengembangan paru dan gambaran cairan/massa pada rongga pleura. Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi. Memantau intake yang dikonsumsi klien. Hasil : Klien menghabiskan makanan dari rumah sakit 1/2 porsi, susu 1 gelas danklien mengatakan nanti nasinya mau dihabiskan lagi. Klien mengatakan sekarang semua kebutuhan bisa dilakukan sendiri. Tadi pagi sudah mandi di kamar mandi karena bau sekali dan tadi malam terasa banyak keringat. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menjelaskan kepada klien tiap melakukan prosedur/tindakan/konsultasi.

PARAF

3 4

Evaluasi tanggal 10 4 2001. 3. Untuk diagnosa Ketidakefektifan pola nafas. Data subyektif : Klien mengatakan setelah disedot sesak nafasnya berkurang dan saya lebih enak tidur seperti ini. Data obyektif : Pungtie pleura 250 cc, warna merah muda. Frekuensi nafas 24 x/mt. Fremitus menurun, perkusi redup pada dada kanan. Assesment : Masalah belum teratasi. Planning : Rencana nomor 4 distop dan pertahankan rencana nomor 1 3. 4. Untuk diagnosa : Perubahan nutrisi Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak nafsu makan, saya mau minumsusu saja. Data obyektif : Porsi makan yang disediakan dihabiskan porsi, minum susu gelas, BB = 38 kg. Konjungtiva masih merah pucat, turgor menurun. Assesment : Masalah belum teratasi. Planning : Rencana nomor 1,3,4 distop dan pertahankan nomor 2 dan 5. 3. Untuk diagnosa : Sindroma ADL menurun.. Data subyektif : Saya berusaha untuk makan, minum sendiri, untuk mandi masih dibantu diseka. Data obyektif : Saat makan pagi klien makan sendiri. Assesment Planning : Masalah belum teratasi. : Rencana 1-3 distop, pertahankan rencana nomor 4.

4. Untuk diagnosa : Cemas sedang.

Data subyetif : Klien mengatakan besok mau diapakan lagi saya, saya tidak mengerti apa tujuan dari pemeriksaan. Data obyektif : Klien tidak menatap perawat saat berbicara. Assesment Planning : Masalah belum teratasi. : Dipertahankan.

Evaluasi tanggal 11 April 2001. 1. Untuk diagnosa : Resiko Tinggi Ketidakefektifan Pola Nafas. Data subyektif : Dada saya tadi disedot, kata dokter tidak ada cairan yang keluar, saya sudah tidak sesak lagi, saya dapat tidur dengan satu bantal. Data obyektif : Pungtie pleura tidak ada, frekuensi nafas 20 x/mt. Klien tidur dengan satu bantal, pergerakan dada simetris, fremitus sama, pada fluoroskopi tampak warna kehitaman pada paru kanan. Assesment Planning : Masalah teratasi. : Rencana distop dan observasi gejala-gejala ketidakefektifan pola nafas. 2. Untuk diagnosa : Perubahan Nutrisi. Data subyektif : Saya tetap tidak ada nafsu makan, saya hanya banyak minum susu. Data obyektif : Porsi makan yang disediakan habis porsi. Klien mau menghabiskan ikannya dan minum susu 1 gelas. BB = 38 kg. Assesment : Belum teratasi masalahnya. Planning : Pertahankan rencana nomor 2 dan 5. 5. Untuk diagnosa : Cemas Sedang .

Data subyektif : Klien menanyakan kira-kira besok mau diperiksa apa lagi. Data obyektif : Wajah klien sedih, klien tetap tidakndang lawan bicara. Assesment : Masalah belum teratasi. Planning : Pertahankan rencana nomor 2

LEMBAR PENGESAHAN

Kasus ini saya ambil dari ruang Interna I RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada waktu mengikuti praktek keprofesian Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Mahasiswa

MENGETAHUI Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

NIP.

NIP.

DAFTAR KETRAMPILAN PROSEDUR / KOMPETENSI

Keperawatan medical bedah


Ruang Interna I RSUD Dr. Soetomo Surabaya 02 06 April 20001 Nama Mahasiswa :

Ketrampilan / Kompetensi 1. 2. 3. 4. Infus 5. 6. NGT Pemasangan Pemasangan Katheter Perawatan Luka

Ruangan
Interna I

Tanda Tangan Pembimbing

Gangren Injeksi Intra Vena Injeksi Insulin Pemasangan

Interna I Interna I Interna I Interna I Interna I

Pembimbing Ruangan

Pembimbing Akademik

Ni Made Sukerthi NIP. 140091228

Tintin Sukartini NIP.

AKTIVITAS HARIAN PRAKTEK KLINIK KEPROFESIAN PSIK FK UNAIR DI RUANG INTERNA I RSUD DR SOETOMO SURABAYA 02 06 April 2001 Nama Mahasiswa : Hari Senin, 02 April 2001

No
1

Kegiatan

Jam Paraf Pembimbing

Ket

Melaporkan diri sekaligus pre 07.00 conference Orientasi Ruangan Mengikuti Rutinitas Ruangan 07.30 08.30

2 3 4

Mengkaji Pasien yang diambil 10.00 sebagai kasus Menyusun rencana perawatan Diagnosa Keperawatan Perencanaan 11.00

Mengunjungi semua pasien di 12.00 ruangan Diskusi dengan Perawat 13.00

ruangan 8 9 Post Conference Pulang 13.30 14.00

Hari Selasa, 03 April 2001

No
1

Kegiatan
Masuk laporan Pre Conference ruangan,

Jam Paraf Pembimbing


membaca 07.00

Ket

2 3

07.30

Mengunjungi semua pasien dan 07.45 merapikan tempat tidur pasien Melakukan injeksi Insulin (SC)

dan Injeksi intravenous Melakukan perawatan luka

08.00

ganggren Memberikan penyuluhan

08.45

tentang diit pada pasien GGK 11.00 (Kasus) Mengatur Posisi Fowler dan

memberikan therapy oksigen Melakukan evaluasi

11.45

8 Diskusi dengan Kepala ruangan 9 dan Post Conference Pulang 10

12.10 13.00

14.00

Hari Rabu, 04 April 2001

No
1

Kegiatan

Jam Paraf Pembimbing

Ket

Masuk ruangan dan membaca 07.00 laporan Pre conference dan overan Melakukan Ganggren. Melakukan pemasangan infus Melepaskan (Aff) katheter Memasang NGT 10.00 10.30 11.00 perawatan 07.15 luka 08.30

2 3

4 5 6

Melaksanakan

tindakkan 11.45

keperawatan pada pasien kasus Diskusi dengan dokter tentang 8 pasien GGK (kasus) Post Conference 9 Pulang 10 14.00 13.30 13.00

Hari Kamis, 05 April 2001

No
1

Kegiatan

Jam Paraf Pembimbing

Ket

Masuk ruangan dan membaca 07.00 laporan (pre conference) Mengunjungi semua pasien dan 07.30 merapihkan tempat tidur. Memasang infus pada pasien 08.30 GGK (Kasus) Membuat daftar intake dan out 10.00 put Merawat Luka Ganggren Melepaskan (aff) Infus Dokumentasi keperawatan Post Conference Pulang 13.30 14.00 11.00 11.30

5 6 7

Tindakan 13.00

8 9

Hari Jumad, 06 April 2001

No
1

Kegiatan

Jam Paraf Pembimbing

Ket

Masuk Ruangan dan membaca 07.00 laporan (Pre conference) Mengunjungi pasien dan 07.30 08.30

merapihkan tempat tidur. Melakukan rutinitas ruangan

3 4

Diskusi dengan Mahasiswa D III 09.20 tentang kasus GGK dan Diabetes Melitus Diskusi bersama pembimbing, 10.00 perawat ruangan, Mahasiswa D IV dan D III beserta dokter tentang hal hal yang belum dipahami ruangan 11.30 Post Conference Pamit dengan semua staf di 13.00 yangdijumpai di

7 8

ruangan interna 1 Pulang 13.30

También podría gustarte