Está en la página 1de 108

PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN

SKRIPSI

Oleh:

Umar Said (04130018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI 2009

PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd) Diajukan Oleh: Umar Said (04130018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI 2009

HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWNYAR BANGKALAN

SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Umar Said (04130018) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Januari 2008 Dengan nilai B Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh gelar strata satu sarjana pendidikan (S.Pd) Pada tanggal: 17 Januari 2008 Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris

Dr. M. Zainuddin, M. A NIP. 150 275 502 Penguji Utama

Drs.H.M.HadiMasruri,Lc.,M.A NIP.150331145 DosenPembimbing

Dr. Wahidmurni, M. Pd, Ak NIP. 150 303 049

Dr.M.Zainuddin,M.A NIP150275502

Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

LEMBAR PERSETUJUAN PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN
SKRIPSI Oleh:

UMAR SAID NIM: 04130018

Telah Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing

Dr. M. Zainuddin, M.A NIP. 150 275 502

Mengetahui. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

Drs. Muhammad Yunus, M.Si NIP. 150 276 940

Dr. M. Zainuddin, M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Umar Said Lamp : 4 eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Malang Assalamualaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan. Baik dari segi bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama Nim Jurusan Judul Skripsi : Umar Said : 04130018 : Pendidikan IPS : PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN Malang 10 Januari 2009

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak di ajukan untuk di ujikan. Demikian, mohon di maklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb

Pembimbing

Dr. M. Zainuddin, M. A NIP 150 275 502

HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang 10 januari 2009

Umar Said

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan Kepada segenap keluarga Saya, yang telah memberikan Dukungan dan materi Sampai tidak mengenal Lelah dan pasrah untuk Menyuruh menuntut ilmu. Dan skripsi ini ku persembahkan sebagai tanda bahwa telah selasai strata satu

MOTTO
......
Artinya: Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan, beberapa derajat. AL MUJAADILAH 11

KATA PENGANTAR
Seiring dengan bergantinya waktu. Siang berganti malam, malam berganti pagi. Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha kuasa., yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat penyusunan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 KWanyar. Tidak lupa shalawat serta salam terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliah ke masa yang serba moderen. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan IPS di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang. Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui Penegaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Apa yang disajikan dalam skripsi ini merupakan ramuan dari pengetahuan dasar secara teoritis, pandangan para pakar, pengalaman orang lain, pengamatan dan analisis yang penulis lakukan, yang kesemuanya dicoba diramu dalam bahasa yang mudah difahami dan menghasilkan kesimpulan yang bermanfaat. Penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar kecuali berkat arahan dan bimbingan serta dukungan dari banyak pihak. Untuk itu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, antara lain: 1. Orang tua, dan saudara-saudaraku yang telah banyak mendukung, baik semangat dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya di Universitas Islam Negeri Malang. 2. Bapak Dr. M. Zainuddin, M.A selaku dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Semua Dosen UIN Malang khususnya Dosen jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan kami pengalaman dan pengetahuan. 4. Semua dewan guru yang ada di SMAN 1 Kwanyar yang banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penyususnan skripsi ini. 5. Teman-teman senasib dan seperjuangan di jurusan pendidikan IPS angkatan 2004. Tiada ucapan dan bahan yang patut penulis berikan kepada mereka Doa tulus iklas. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang berlipat. Skripsi ini adalah pengalaman pertama bagi penulis, tentunya ini mash jauh dari kesempurnaan, kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekhilafan dan kekurangan itu, walaupun kami sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga penulis dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin

Malang 12 Januari 2008 Penyusun,

Umar Said 04130018

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR NOTA DINAS HALAMAN PERNYATAAN. LEMBAR PERSEMBAHAN .. MOTTO KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ABSTRAK... BAB I : PENDAHULUAN .. A. Latar Belakang Masalah.. B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian. D. Kegunaan Penelitian... E. Hipotesa Penelitian.. F. Definisi Operasional. G. Sistematika Pembahasan.. BAB II : KAJIAN PUSTAKA... A. Penelitian Terdahulu B. Pembahasan Kurikulum... 1. Pengertian kurikulum. i ii iii iv v vi vii ix x xi 1 1 8 9 9 10 10 11 13 13 16 16

2. Landasan Kurikulum. 3. Fungsi kurikulum 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implimentasi Kurikulum. 5. Pengertian KTSP.. 6. Tujuan KTSP 7. Prinsip-prinsip KTSP 8. Pelaksanaan Pengembangan KTSP.. 9. Mekanisme Penyusunan KTSP. 10. Komponen KTSP.. 11. Acuan Pengembangan KTSP 12. Perbedaan Kurikulum 1994 Dengan 2006. C. Pembahasan Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar a. Faktor Interen. b. Faktor Eksteren... BAB III : METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian B. Jenis Penelitian C. Populasi Dan Sampel.. D. Pengumpulan Data.. 1. Metode Angket (Kuesioner)..

18 19

21 22 25 26 30 30 31 33 35 38 38 39 39 42 44 44 45 45 46 46

2. Metode Observasi 3. Metode Interview 4. Metode Dokumentasi..

47 48 48

E. Analisi Data 49 1. Uji Validitas. 50

2. Uji Reabilitas 53 BAB IV : PAPARAN HASIL PENELITIAN. A. Latar Belakang Sekolah. 1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kwanyar 57 57 57

2. Tujuan SMAN 1 Kwanyar 59 3. Kurikulum SMAN 1 Kwanyar. 60

B. Penyajian Hasil Penelitian.. 67 1. Penerapan Kurikulum KTSP 67 2. Dampak Kurikulum Terhadap Prestasi Siswa.. 68 C. Analisis Data.. 70

D. Menguji Hipotesis Dan Uji Hipotesis. 74 BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 78

A. Penerapan Kurikulum Sekolah... 79 B. Prestasi Belajar... 85

C. Pengaruh Penerapan KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa.. 86 BAB VI : KESIMPILAN DAN SARAN 89 A. Kesimpulan. 89 B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA. 91 LAMPIRAN 93

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17

DAFTAR TABEL Perbedaan KBK Dengan KTSP Perbedaan KBK Dengan KTSP Skor Pertanyaan Variabel X Variabel Y. Uji Reabeliatas Instrumen Penelitian Program IPS.. Ekstrakurikuler.. Jumlah Jam Perminggu. Kriteria KKM.... KKM Program IPS.... Profil Tamatan... Keadaan Siswa.. Sarana dan Prasarana. Buku Bacaan Di Perpus Distribusi Penerapan KTSP.. Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP.... Distribusi Prestasi Belajar. Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar.. Model Summary Analisis Hasil Analisis Linier Sederhana.. Corelation. Hasil uji f Anova..

35 36 47 51 52 55 61 42 63 64 65 65 66 66 67 70 71 72 73 74 74 76 76

ABSTRAK Said, Umar 2009. Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Program Studi Pendidikan Ekonomi), Fakultas Tarbiyah. Universitas Islam Negeri Malang. Pembimbing: Dr. M. Zainuddin, M.A.
Kata Kunci: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Prestasi Belajar siswa.

Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum yang dilaksanakan dan di operasionalkan oleh masing-masing satuan pendidikan, atau dengan kata lain kurikulum KTSP Suatu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi dalam bidang pendidikan agar kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tujuan Kurikulum KTSP dalam Pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dan penyusunan Kurikulum KTSP dalam pendidikan menengah perlu melihat: 1). Pengembangaan yang sesuai dengan relevansi oleh setiap kelompok atau satuan penidikan dan komite sekolah dibawah kordinasi dan supervise dinas pendidikan atau departemen agama. 2). Penyusunan KTSP merupakan kegiatan perencanaan sekolah atau madrasah. Dalam tahap ini dalam penyusunan KTSP meliputi penyiapan dan penyusunan draf review dan revisi, serta finalisasi. 3). Dalam dokumen KTSP pada jenjang pendidikan menengah perlu dinyatakan bahwa kepala sekolah serta komite madrasah dan oleh departemen yang mengenai urusan dibidang pendidikan. Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penelitian ini membahas tentang: petama, Apakah dengan menerapkan kurikulum KTSP dapat memperbaiki prestasi belajar siswa; Kedua, Bagaimana pengaruh kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa; Ketiga, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Penelitian bersifat kuntitatif dan teknik pengumpulan data berupa metode koesioner dan dokumentasi, dan metode wawancara hanya sebagai pelengkap untuk menguatkan bukti. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah tehnik regresi linier, dan untuk menguji seberapa besar pengaruhnya uji t dan uji f. Dari hasil analisis yang diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penerapan kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa dari hasil uji t tunjukkan dengan nilai t hitung t tabel (2.275 1.692), sedangkan dari uji f maka dapat ditunjukkan dengan nilai uji f bahwa F hitung > F tabel ( 5.174 > 2.874). Maka kesimpulannya ada pengaruh antara kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa, karena dalam penerapan kurikulum KTSP khusunya dalam mata pelajaran ekonomi dengan adanya penambahan jam yang seharusnya mata pelajaran ekonmi 3 jam perminggu diganti 5 jam perminggu, semua itu merupakan salah satu pengaruh prestasi belajar siswa. Dengan kata lain dengan adanya penambahan jam mata pelajaran membuat siswa jenuh karena dalam perminggunya ada 5 jam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan persoalan yang pelik, namun tidak semuanya yang merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci kesuksesan, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal. Jika kita terus akan melangkah dengan cara mengemas pendidikan, pembelajaran dan belajar seperti sekarang ini, kita akan dijumpai dengan peserta didik yang lebih cendrung bertindak kekerasan, pemaksaan kehendak, dan pemerkosaan nilai-nilai kemanusian. Bangsa Indonesia sekarang lagi menghadapi masalah yang telah disebutkan diatas, yang lakukan oleh para siswa Sekolah Menengah Atas maupun siswa Madrasah Aliyah, dan tidak lupa, bisa jadi ditiru oleh siswa SLTP/ MTs, karena ingin melampiaskan apa yang ia dengar, dilihat dari berbagai topik. Seharusnya siswa yang terpelajar harus benar-benar mengeyam bangku pendidikan malah duduk dijeruji besi. Masalah tersebut tumbuh dari keadaan yang biasa, seperti masalah politik, hukum, sosial, ekonomi, moral, kepercayaan, dan lain-lain. Masih banyak usaha yang dilakukan untuk menata dan menstruktur kembali pola kehidupan masyarakat, namun hasil yang didapat belum seperti yang didapat belum seperti yang diharapkan.

Asumsi-asumsi yang melandasi program-program pendidikan sering kali tidak sejalan dengan hakekat belajar, hakekat orang yang belajar, dan hakekat orang yang mengajar. Dunia pendidikan, lebih khusus bagi dunia belajar, didekati dengan paradigma yang tidak mampu menggambarkan hakekat belajar dan pembelajaran secara komprehensif. Praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran sangat diwarnai oleh landasan teoritik dan konseptual yang tidak akurat. Pendidikan dan pembelajaran selama ini hanya menggunakan pada pembentukan perilaku keseragaman, dengan harapan akan menghasilkan keteraturan, ketertiban, ketaatan, dan kapastian. Pembentukan ini dilakukan dengan kebijakan penyeragaman pada berbagai pendidikan yang menggunakan keseragaman ternyata telah berhasil membelajarkan anak-anak untuk mengabaikan

keragaman/perbedaan. Perkembangan zaman di era globalisasi saat ini di semua aspek juga berkembang dengan cepat. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, yang harus terus berpacu agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang. Berbagai usaha banyak dilakukan mulai dari pemenuhan kebutuhan fisik seperti sarana dan prasarana sampai dengan kebutuhan yang bersifat konseptual operasional, mulai dari kurikulum sampai dengan guru dan siswa selaku pelaku pendidikan. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat. berbangsa, dan bernegara di dalam negeri dan isu-isu mutakhir dari luar negeri yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan bangsa

Indonesia merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada jenjang pendidikan menengah. Kurikulum yang dibutuhkan di masa yang akan datang yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). kurikulum ini dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidak menentuan, ketidak pastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Dengan kurikulum yang demikian dapat memudahkan guru dalam penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu: belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan. Mempersiapkan peserta didik yang memiliki berbagai kompetensi pada hakikatnya merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Dengan memiliki kompetensi semacam itu, peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dan adanya perkembangan

dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (Iokal, nasional, regional, dan internasional). KTSP memiliki kelibihan yang telah dirancang oleh DIKNAS agar kurikulum tersebut (KTSP) dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lembaga pendidikan, seperti lembaga pendidikan yang ada di pedesaan dan di pesisir. Bahwa KTSP dirancang oleh satuan pendidikan atau guru bidang studi agar mata pelajaran tersebut sesuai dengan standar pemikiran siswa. Kelebihan kurikulum KTSP yaitu : 1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Dengan adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama dengan sekolah di daerah pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman kurikulum ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di daerahnya. Sebagai implikasi dari penyeragaman ini akibatnya para lulusan tidak memiliki daya kompetitif di dunia kerja dan berimplikasi pula terhadap meningkatnya angka pengangguran. Untuk itulah kehadiran KTSP

diharapakan dapat memberikan jawaban yang konkrik terhadap mutu dunia pendidikan. 2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam

penyelenggaraan program-program

pendidikan

Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BSNP, sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, KTSP sangat relevan dengan konsep desentralisasi pendidikan sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mencakup otonomi sekolah di dalamnya. Pemerintah daerah dapat lebih leluasa berimprovisasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, sekolah bersama komite sekolah diberi otonomi menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan

Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh misalnya, sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya. KTSP ini sesungguhnya lebih mudah, karena guru diberi kebebasan untuk mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur daerahnya. KTSP juga tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas, tetapi guru dan sekolah diberi keleluasaan untuk

mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi murid dan daerahnya. Di samping itu yang harus digaris bawahi adalah bahwa yang akan dikeluarkan oleh BNSP tersebut bukanlah kurikulum tetapi tepatnya Pedoman Penyusunan Kurikulum 2006. 4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%. Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat mengurangi beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih sederhana. Di samping jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam per tahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan dikurangi. Meskipun terdapat

pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.

Pengurangan jam belajar siswa tersebut merupakan rekomendasi dari BSNP. Rekomendasi ini dapat dikatakan cukup unik, karena selama bertahuntahun beban belajar siswa tidak mengalami perubahan, dan biasanya yang berubah adalah metode pengajaran dan buku pelajaran semata. Jam pelajaran yang biasa diterapkan kepada siswa sebelunya berkisar antara 1.000-1.200 jam pelajaran dalam setahun. Jika biasanya satu jam pelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA adalah 45 menit, maka rekomendasi BSNP ini mengusulkan pengurangan untuk SD menjadi 35 menit setiap jm pelajaran, untuk SMP menjadi 40 menit, dan untuk SMA tidak berubah, yakni tetap 45 menit setiap jam pelajaran. Total 1.000 jam pelajaran dalam satu tahun ini dengan asumsi setahun terdapat 36-40 minggu efektif kegiatan belajar mengajar.dan dalam seminggu tersebut meliputi 36-38 jam pelajaran. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakarpakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Apalagi kegiatan belajar mengajar masih banyak yang terpaku pada kegiatan tatap muka di kelas. Sehingga suasana yang tercipta pun menjadi terkesan sangat formal. Dampak yang mungkin tidak terlalu disadari adalah siswa terlalu terbebani dengan jam pelajaran tersebut. Akibat lebih jauh lagi adalah mempengaruhi perkembangan jiwa anak. 5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada sekolahsekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah swasta yang kini

marak bermunculan itu sejak beberapa tahun terakhir telah mengembangkan variasi atas kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah kemudian justru mewajibkan adanya pengayaan dari masing-masing sekolah, sekolah-sekolah plus itu jelas akan menyambut gembira. SMAN 1 Kwanyar Bangkalan merupakan sebuah lembaga pendidikan yang formal. Di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih dari satu tahun, karena di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan menerapkan KTSP merupakan tekanan dari DIKNAS. Siap tidak siap pada tahun 2010 setiap lenabaga pendidikan di haruskan menerapkan KTSP, jadi banyak guru-guru di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan yang tidak siap dengan menerapkan KTSP, alasannya karena KTSP baru saja di dengar dan guru-guru di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan banyak yang kurang paham mengoprasikan KTSP, karena guru SMAN 1 Kwanyar banyak yang tidak ikut diklatnya, hany beberapa bagian guru-guru yang ikut seminar KTSP. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis banyak timbul pertanyaan tentang ruang lingkup kurikulum KTSP yang diberlakukan diseluruh lembaga pendidikan yang ada di indonesia. 1. Apakah ada pengaruh yang positif signifikan antara penerapan KTSP dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan? 2. Apakah ada pengaruh antara kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian Berangkat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui apakah dengan memakai kurkulum KTSP dapat memperbaiki prestasi siswa? 2. Untuk mengetahui apakah faktor lingkungan sekolah dapat

mempengaruhi prestasi belajar dan apa saja faktor pendukung yang menyebabkan prestasi siswa menurun? D. Kegunaan Peneliti Besar harapan peneliti agar penelitian ini dapt memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti yaitu menambah pengalaman dan informasi tentan perkembangan kurikulum terhadap prestasi belajar pada siswa. 2. Mahasiswa UIN Malang yaitu sebagai bahan pertimbangan sebelum memulai penelitian dan diharapkan bisa melanjutkan penelitian ini lebih mendalam lagi. 3. Masyarakat umum yaitu dapat memberikan sumbangan informasi mengenai perkembengan kurikulum, bahwa dengan perubahan kurikulum apakah dapat

menyebabkan prestasi anak lebih maju atau kurang.

4. Bagi siswa Sebagai bahan atau wahana informasi dalam mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri. 5. Bagi guru Sebagai bahan acuan bagi para dewan guru dalam menumbuhkan kreatifitas dan profesionalisme dalam proses belajar mengajar. E. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian dengan judul : Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Yakni sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha) Penerapan kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 2. Hipotesis Nol (Ho) Penerapan kurikulum KTSP tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. E. Definisi Operasional 1. Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta didik, didlam kelas dihalam sekolah. Dengan kata lain kurikulum ia sebuah perangkat mata pelajaran yang harus ditempu oleh siswa selama ia ada di sekolahan.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekoloh dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional dan tuntutan global dengan semangat MBS. 3. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar anak didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam waktu tertentu 1 . F. Sistematika Pembahasan Bab I: Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatar belakangi penulisan penelitian yaitu terdiri dari latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Hipotesis Penelitian, Devinisi Operasional, dan Sistematika Pembahasan. Bab II: Kajian Teori 1). Tinjauan Kurikulum, Pengertian kurikulum, Landasan Kurikulum, Fungsi Kurikulum, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum, Pengertian Kurikulum KTSP, Tujuan KTSP, Prinsip KTSP, Pelaksanaan KTSP, Komponen KTSP, Tinjaun Prestasi Belajar, Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. 2). Prestasi dan Prestasi Belajar meliputi yaitu: prestasi, prestasi belajar, Evaluasi Prestasi Belajar.

Syaiful Bahri Djamara, prestasi dan kompetensi Guru (Usaha Nasional, Surabaya, 1994, hal 24).

3). Pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi diantaranya yaitu: Faktor Internal, Faktor Eksternal, Unsur-Unsur Prestasi Belajar Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi: Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data. Bab IV: Laporan Hasil Penelitian, yakni memaparkan data-data yang akurat tentang gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum identitas atau deskripsi responden, dan deskripsi hasil penelitian Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas XII. Bab V: Pembahasan Hasil Penelitian meliputi; analisa hasil penelitian, interpretasi data tentang Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN I Kwanyar Bab VI: Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran SMAN 1 Kwanyar Dalam Mata Pelajaran Ekonomi

Daftar Pustaka Lampiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam kajian pustaka/teori banyak yang mengemukakan beberapa analisis teori-toeri yang ada hubungannya dengan pokok bahasan permasalahan yang akan dijadikan dasar dan pedoman untuk mengetahui jawaban dari sebuah permasalahan tersebut. Adapun titik berat pada penelitian ini adalah teori tentang Kurikulum KTSP kalau dilihat dari perspektif teori ilmu pendidikan. Akan tetapi sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan digunakan mengenai penelitian yang terdahulu. Dalam penelitiannya Jehsani Ropeeah, judul skripsinya Pengembangan Kurikulum pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Lamyang Whitthaya Munaliyhi Propensi Thailand Selatan 2 . Hasil penelitiannya pelaksanaan Kurikulum pendidikan agama islam di sekolah menengah Lamyang Whitthaya Munalithi, mempunyai tips tersendiri dalam menerapkan kurikulumnya. Adapun tips tersebut antara lain: menggunakan sistem terpadu dalam kurikulumnya sehingga terdapat korelasi antara mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Penelitian ini menggunakan data kualitatif (deskriptif) penggambaran. Sedangkan dalam penelitiannya Nurul Wakhidah Milati, skripsinya berjudul Implementasi Cooperative Learning Metode Jigsaw Dalam

Jehsina Ropeaah. Pengembangan Kurikulum pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang 2006) Hal: Skripsi

13

Meningkatkan Pretasi Belajar Pendidikan Agama Islam 3 . Hasil penelitiannya adalah Implementasi Cooperative Learning dan Jigsaw, meninbgkatkan prestasi siswa semula nilai rata-rata pada pre tes sebesar 6,9 pada siklus pertama nilainya 7,6 meningkat 10%. Sedangkan pada siklus kedua sebesar 8,8 meningkat 27%. Penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (data kualitatif dan kuantitatif). Kalau dilihat dari penelitiannya Fifi Zuhriya judul skripsinya Belajar Dan Kompetensi Guru IPS Terhadap Prestasi Belajar IPS Di SMP Dharma Wanita 09 Kromengan Malang 4 . Hasil Penelitiannya lingkungan belajar dan kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sebab apabila lingkungan belajar dan kompetensi guru menurun atau tidak baik maka prestasi belajar siswa juga akan menurun. Penelitian ini peneliti mengguanakan metode Koesioner dan Dokumentasi. Berbeda dengan hasil penelitiannya Nely Rohmawati skripsinya berjudul Pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Pendidikan Agama Islam di MTs Surya Buana Malang 5 . Hasil penelitiannya adalah penerapan kurikulum berbasis kompetensi terhadap pendidikan agama islam di MTs Surya Buana Malang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) kepada seluruh materi pelajaran, begitun dengan pelajaran agama islam.

Nurul Wakhidah Milati. Implementasi Cooperative learning dan Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi. 4 Fifi Zuhriyah. Belajar Dan Kompetensi Guru IPS terhadap Prestasi Belajar IPS. (Malang 2006). Hal: Skripsi 5 Nely Rohmawati. Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Pendidikan Agama Islam. (Malang 2006). Hal: Skripsi

Sedangkan dari Penelitiannya Taufik Efendi judul skripsinya "Strategi Guru Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Di SMPN 1 Sanan Kulon Blitar" 6 . Hasil penelitiannya strategi yang digunakan oleh guru IPS adalah strategi (active learning) yaitu aktif atau siswa aktif dengan cara diskusi, tanya jawab pemberian tugas. Dimana cara sering diterapkan di dalam kelas oleh guru IPS sehingga hal itu semua itu akan terwujud siswa-siswa yang berprestasi, sesuai dengan tujuan pokok dari para guru di SMPN 1 Sanan Kulon Blitar. Sedangkan hasil penelitiannya Muhammad Robitho, skripsinya berjudul " Implementasi Kurikulum Terhadap Keberhasilan Guru Pendidikan Agama Islam Di SMAN 2 Lumajang" 7 . Hasil penelitiannya Pelaksanaan Kurikulum terhadap keberhasilan guru pendidikan agama islam ini adalah setiap guru agama islam di SMAN 2 Lumajang telah melaksanakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan baik, karena keberadaan sekolah pada dasarnya dari guru, oleh dan untuk masyarakat dan sudah saatnya implementasi kurikulum terhadap keberhasilan guru pendidikan agama islam ini diterapkan dengan untuk di sekolah-sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kalau di lihat dalam penelitiannya Muliya Mubarok judul skripsinya "Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Di MTs Sunan Kalijogo Karang Besuki Sukun Malang" 8 . Hasil penelitiannya masalah manajemen kurikulum dan upaya meningkatkan kualitas di MTs Sunan

Taufik Efendi. Strategi Guru Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Di SMPN 1 Sanan Kulon Blitar. (Malang 2005). Hal: Skripsi 7 Muhammad Robitho. Implementasi Kurikulum Terhadap Keberhasilan Guru Pendidikan Agama Islam. (Malang 2007). Hal: Skripsi 8 Muliya Mubarok. Strategi Manajemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan.(Malang 2008). Hal: Skripsi

Kalijogo Karang Besuki Sukun Malang adalah kurangnya alokasi waktu, jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak, dan kurangnya sarana prasarana pendidikan. Strategi yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran diorganisasikan oleh madrasah. B. Pembahasan Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa 9 . Kalau menurut Websters New National Dictionary: bahwa yang dinamakan dengan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dicapai oleh peserta didik (siswa) untuk mendapatkan sebuah ijazah. Sedangkan menurut konsep pendidikan modern bahwa yang dinamakan dengan kurikulum adalah segala pengalaman yang dihayati anak (peserta didik) atas pimpinan sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum tidak terbatas pada
9

Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York, 1954,) p. 12.

pengalaman anak antara keempat dinding kelas atau pelajaran-pelajaran yang diberikan selama jam sekolah 10 . sedangkan menurut kamus Webster bahwa dalam segi pengertian kurikulum ada beberapa arti dari kurikulum antara lain: a. Tempat belomba-lomba, jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba. b. Pelajaran-pelajaran tertentu yang diberikan sekolah atau perguruan tinngi yang ditujukan untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. c. Keseluruhan pelajaran yang diberikan dalam suatu lembaga pendidikan 11 . Dengan berbagai pengertian akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimanakan dengan kurikulum adalah segala pengalaman-pengalaman dan pengaruh-pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak-anak (pesereta didik) selama duduk dibangku sekolah. Ilmu pengetahuan selalu berubah dan berkembang, demikian juga dalam bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan membawa pengaruh terhadap perubahan pandangan mengenai kurikulum. Kurikulum yang semula dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pada definisi-definisi yang telah dijelaskan oleh pakar pendidikan menunjukkan bahwa kurikulum, dapat diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari pada itu, merupakan aktifitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak
10 11

Abu Ahmadi, Pengantar kurikulum, (PT Bina ilmu Offset Surabaya. 1984). hal 9. Team Didaktik Kurikulum IKIP Surabay, (CV. Rajawali Jakarta,1989). hal: 103.

dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk didalamnya kegiatan belajar-mengajar, mengatur strategi dalam proses belajarmengajar, sebagainya. Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan semua kegiatan, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan 12 . 2. Landasan Kurikulum Bila kurikulum dikaitkan pada hal-hal yang peraktis dan bersifat aplikatif, maka lebih cendrung dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perencana kurikulum dan menyusun bidang-bidang studi apa saja yang harus dipelajari oleh anak didik pada jenjang / tingkat sekolah tertentu, misalnya pada tingkat sekolah cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran, dan

12

D. Tanner, L. Taanner, Curriculum Development Theory into Practice,I( Mc Millan Publishing Co Inc, New York, 1975,) p. 26.

dasar bidang studi apa saja yang disajikan, demikian halnya pada tingkat SLTP, SALTA, dan sebagainya Dalam menyusun kurikulum tersebut dimuat tujuan yang harus dicapai, uraian materi secara ringkas, teknik / metode yang mungkin dicapai, alat dan sumber, kelas, lamanya waktunya yang diperlukan / jam, dan sebagainya yang biasa termuat dalam satu model penyusun program yang lazim disebut dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Lebih jauh sebelumnya kurikulum tersebut direncanakan atau disebut, ada 3 hal pokok yang menjadikan landasan dalam pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan kurikulum yakni: a. Landasan Filosof b. Landasan Sosial Budaya, dan c. Landasan Psikologi 3. Fungsi Kurikulum Kalau kita berbicara mengenai kurikulum tentu saja tidak bisa lepas dari fungsinya. Banyak para pakar pendidikan yang membagikan fungsi kurikulum. Menurut Beauchamp dalam Sukmadinata(2000) yang menggambarkan bahwa sanya fungsi kurikulum dibagi menjadi 7 bagian yaitu 13 : a. The choice of arena for curriculum decision making. b. The selection and involvement of person in curriculum planning. c. Organization for and techniques used in curriculum planning. d. Actual writing of a curriculum.
Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, Pustaka Belajar, (Yogyakarta. 2007). hal 83.
13

e. Implementing the curriculum. f. Evaluation the curriculum, and g. Providing for feedback and modification of the curriculum. Sedangkan menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto bahwa ia membagi fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:14 a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. c. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik. 2). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap

perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu memperbaiki situasu belajar. 2). Sebagai pedoman dalam

14

Ibid. Hal 84

melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya. f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat danb pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum Dalam kamus ilmiah populer bahwa yang dinamakan dengan

impelementasi adalah pelaksanaan. 15 Sedangkan menurut Oemar Hamalik yang dinamakan dengan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak. 16 Sebelum kurikulum itu terapkan atau dilaksanakan, ada beberapa faktor sehingga
Pius A Partanto,Kamus Ilmiah Populer.(ARKOLA Karya, Surabaya. 1994). Hal: 247 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.( Remaja Rosda Karya, Bandung. 2007). Hal.237.
16 15

kurikulum perlu di evalusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: 17 a. Karakteristik kurikulum Karakteristik kurikulum ini mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan sebagainya. b. Strategi implementasi Strategi implementasi ini yang digunakan dalam implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain sehingga dapat mendorong penggunan kurikulum dalam lapangan. c. Karekteristik pengguna kurikulum Kareteristik seperti ini meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilainilai dan sikap terhadap kurikulum dalam pembelajaran. Dalam mengimplementasikan kurikulum dapat melibatkan beberapa komitmen yang terlibat dan didukung oleh kemampuan profesioanal seperti guru sebagai salah satu implementor kurikulum. 5. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Apabila kita menelaah bahwa berbagai sumber maka akan dijumpai definisi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam Standar Nasional (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun /

17

Ibid: Hal. 239

dirancang dan dilakukan oleh para satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh badan standart nasional pendidikan (BSNP) 18 . Sebenarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dirancang dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1,dan 2 yang berbunyi: a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pengembangan Nasional. b. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Namun ada beberapa hal yang harus perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karekteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kabupaten / kota dan departemen agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan.

18

Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal 17.

c. Kurikulum tingkat satuan penidikan (KTSP) untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasinaol Pendidikan. KTSP adalah suatu gagasan / ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan. Dengan memberikan otonomi yang besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisiensi, dan dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga ini yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap programprogaram kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.

6. Tujuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Tujuan umum dengan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. 19 Dan secara khusus dengan diterapkannya KTSP adalah untuk: a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelalo dan memberdayakan sumber daya ang tersedia. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Memahami dari tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut: 1) Lembaga pendidikan harus lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan bagi dirinya agar lembaga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan lembaga.

19

Ibid KTSP. Hal 22

2) Sekolah juga lebih mengetahui kebutuhan sekolahnya, pada khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekalahlah yang paling tahu apa yang terrbaik bagi sekolahnya. 4) Keterlibatan semua warga sekolah dan mayarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan tranparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat. 7. Prinsip-prinsip Kurikulun KTSP a. Prinsip Pengembangan KTSP Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoaman pada standar kompetensi lulusan dan standart isi serta panduan menyusun kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. 20 1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan. kurikulum KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

20

Ibid KTSP. Hal 151

berilmu, cakap, kreatif, meniru dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2) Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karekteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. 3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembang atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4) Relevenan dengan kebutuhan Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melihatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kinerja. 5) Menyuruh dan berkesinambung Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambung antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan berkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dan

memberdayakan sejalan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan dalam bukunya Prof. Dr. H. Muhaimin,M.A bahwa ada beberapa prisip pelaksanaan KTSP adalah sebagai berikut 21 : a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasi kompetensiyang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan. b. menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: 1). Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2). Belajar untuk memahami dan menghayati, 3). Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
Prof.Dr. H. Muhaimin, M.A. Pengembangan Model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dapa sekolah dan Madrasah .(Jakarta. 2008. PT Raja Grafindo). Hal 23.
21

efektif, 4). Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan 5). Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, kretif, efektif, dan menyenangkan. c. memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembanga, dan kondisi peserta didik dengan tetap memerhatikan keterpaduan

pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividualan, kesosialan, dan moral. d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prisip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada. e. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberehasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. f. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,

keterekaitan, dan keseimbangan yang cocok dan menandai anatar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

8. Pelaksanaan Pengembangan KTSP Pelaksanaan pengembangan KTSP dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu 22 : a. Analisis Kontek Yang perlu di perhatikan dalam analisis konteks ini adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis potensisi dan kekuatan atau kelemahan yang ada disekolah peserta didik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasana biaya, program-program yang ada disekolah. 2) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendididkan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya. 3) Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 9. Mekanisme Penyusunan Kurikulum Dalam mekanisme penyusuna ini yang perlu di perhatikan adalah pembentukan tim penyusun dan perencanaan kegiatan. 1) Kurikulum pada jenjang pendidikan menengah, kurikulum

dikembangkan sesuai dengan relevensi oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah kordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau departemen agama .

Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi Aksara). Hal: 26.

22

2) Penyusunan KTSP merupakan kegiatan perencanaan sekolah atau madrasah. Tahap kegiatan ini dalam menusun kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi. 3) Dokumen KTSP dalam jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui komite madrasah dan oleh departemen yang mengenai urusan pemerintahan dibidang pendidikan. 10. Komponen KTSP Sebagimana panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BNSP, bahwa ada empat komponen yang harus diperlu di pahami, yaitu 23 : a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan, dibagi atas beberapa bagian yaitu: 1) Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan Pendidikan Menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
23

pengetahuan,

kepribadian,

akhlak

mulia,

serta

Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta. 2008. Bumi Aksara). Hal: 29.

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam standar isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 4) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 5) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 6) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 7) kelompok mata pelajaran estetika. 8) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No: 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7 24 . c. Kalender Pendidikan Suatu pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan meperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam standar isi. d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan berdasarkan
Mansur Muslich, KTSP dasar dan Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta. 2007. Bumi Aksara). Hal: 5.
24

silabus guru bisa mengembangkan menjadi rencangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan diterpkan kedalam belajar mengajar (KBM) bagi siswa. 11. Acuan Pengembangan KTSP KTSP disusun dengan memperhatikan acuan Operasional Sebagai Berikut: 25 a. Peningkatan Iman dan Takwa Serta Akhlak Mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi

dasarpembentukan kpribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia. b. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai Dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional spritual, dan kinestik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. c. Keragaman Potensi dan Karekteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karekteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.

25

Ibid Hal: 11

d. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. e. Tuntutan Dunia Kerja Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuia dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dania kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambunngan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. g. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, serta memerhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah. h. Dinamika Perkembangan global Kurikulum harus dikembangan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. i. Persatuan Nasional Dan Nilai-nilai Kebangsaan Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan san persatuan nasional untuk meperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. j. Kondisi Sosial Budaya Budaya Masyarakat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karekteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya k. Kesetaraan Gender Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender. l. Karekteristik Satuan Pendidikan Kurikulum harus dikembangkan dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan khas satuan pendidikan. 12. Perbedaan Kurikulum 1994 Dengan Kurikulum 2006 Perbedaan Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2006 yang mendasari adalah: 26 Tabel 2.1 Perbedaan KBK dengan KTSP Aspek Kewenangan Pengembangan Kurikulum94 Seluruhnya berada di tangan pusat dan daerah hanya kebagian pengembangan kurikulum lokal dengan porsi 80%pusat20%daerah. Kurikulum06 Pusat hanya mengembangkan kompetensi sebagai standar sedangkan elaborasi kompetensi sekolah dalam bentuksilabus berbasis Berbasiskompetensi

Pendekatan Sebagian besar pembelajaran konten/isi Penataan isi / Tidak terjadi penataanmateri, Terjadipenataanmateri,jam konten jam belajar, dan struktur belajar, dan struktur (struktur program program program)

Moh. Joko Susilo. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Putaka Pelajar. Yogyakarta, 2007). Hal 102.

26

Sedangkan menurut Mulyasa (2000) mengidentifikasi perbedaan KBK dengan KTSP ada beberapa macam yaitu: Tabel 2.2 Perbedaan Kurikulum KBK dengan KTSP No 1 Kurikulum94 Menggunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan yang menekan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis,danevaluasiyangdiambil dari bidangbidang ilmu pengetahuan Standarakademisyangditerapkan secara seragam bagi setiap pesertadidik Berbasiskonten,sehinggapeserta didik dipandang sebagai kertas putih yang perlu ditulis dengan sejumlah ilmu pengetahuan (tranferknowledge) Kurikulum06 Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekan pada pemahaman, kemapuan atau kompetensitertentudisekolahyang adadimasyarakat

Pengembangan kurikulum dilakukan secara sentralisasi, sehingga Depdiknas memonopoli pengembangan ide dan konsepsi kurikulum Materi yang dikembangkan dan dianjarkan disekolah seringkali tidak sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan mayarakat sekitar sekolah Guru merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang

Standar kompetensi yang memerhatikan perbedaan individu, baik kemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial budaya. Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kribadian, sebagai pemekaran terhadap potensipotensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang adadandiberikanolehlingkungan. Pengembangankurikulumdilakukan secara disentralisasi, sehingga pemerintah dan masyarakat bersamasama menentuka standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum Sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengakomodasi

terjadididalamkelas

lingkungan untuk memberikan kemudahanbelajarpesertadidik Sedangkan dalam bukunya Mansur Muklis 2007, tentang perbedaan antara

KBK dengan KTSP. Yang dinamakan dengan KBK adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Dalam artian dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mumpuni dalam membangun identitas budaya dan bangsa. Dalam arti melalui penerapan KBK tamatan diharapkan memiliki kompetensi atau kemampuan akademik yang baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang memadai, pengembangam moral yang terpuji, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup yang sehat, semangat kerja sama yang kompak, dan apresiasi estetika yang tinggi terhadap dunia sekitar. Sedangkan pengertian KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan atau sekolah. Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang berorentasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat, sedangkan KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

C. Pembahasan Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Apabila kita menelaah berbagai sumber maka akan dijumpai definisi prestasi belajar yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan perbebedaan kelainan visi pandangan atau titik tolak. Bukanlah untuk bermaksud untuk menghafal berbagai definisi atau pengertian itu akan tetapi dengan mengetahui berbagai pengertian dan pandangan mengenai prestasi belajar, dapatkah kiranya memberikan gambaran yang jelas mengenai keberhasilan. Dalam bukunya yang berjudul prestasi belajar dan kompetensi guru, Syaiful bahsi Djamara menyatakan: Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar. 27 Winarno Surakhnad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar Mengajar menyatakan: Bahwa proses-proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. 28 Demikian pula yang dinyatakan Nana Sudjana bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.

27 28

Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24. Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.

Dari beberapa pendapat tadi, kiranya penulis dapat ditegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan ataupun latihan tertentu berupa perubahan tingkah laku. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Belajar-mengajar merupakan proses atau aktivitas yang isyaratkan oleh banyak faktor. Menurut Drs. Slameto keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana aktor tersebut itu merupakan berasal dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor ekternal) siswa 29 . Adapun dari kedua faktor terebut dapat dikalsifikasikan sebagai berikut. a. Faktor Intern Yang dimaksud dengan faktor intern dalam hal ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi kualitas belajar mengajar yang timbul dari diri siswa, dalam faktor intern dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan. 1) Faktor Jasmaniah Keadaan faktor jasmani atau biologis seseorang dapat mempengaruhi aktifitas belajarnya, yang selanjutnya mempengaruhi prestasi belajarnya. Seseoran yang terganggu kesehatannya atau sakit,maka proses belajarnya akan

terganggu.demikian halnya apabila seseorang tersebut mengalami cacat tubuh, juga akan berpengaruh terhadap belajarnya. 2) Faktor Psikologis

29

Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.

Keadaan

psikis

(jiwa)

seseorang

dapat

juga

mempengaruhi

aktifitasbelajarnya, dan akan berpengaruh terhadap prestasinya. Diantarnya faktor psikologis tersebut adalah intelejensi, perhatian, minat, motif, dan kematangan. a) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap hal baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak afektif dadn mengetahui relasi dan mempelajari secara cepat 30 . intelegensi seseorang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Namun demikian intelegensi bukunnya satu-satunya faktor yang menunjang prestasi belajar tersebut. Hal ini disebabkan belajar merupakan suatu proses yang komplek dengan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhi. b) Perhatian, menurut Al-Ghozali adalah keaktifan jiwa yang di pertinggi. Jiwa itupun semata-mat tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek 31 . Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari,jika bahan pelajaran tidak perhatian siswa, maka timbullah belajarnya. c) Minat adalah kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, adanya minat yang tinggi terhadap pelajaran, akan memberikan hasil yang terbaik, karena
30 31

kebosanan

sehingga

dapat

mempengaruhi

prestasi

Ibid hal 57 Ibid hal 58

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar the capacity to learn bakat tersebut terlihat bila dilatih dan dibina lewat belajar 32 . Bakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik. e) Motif dan Motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan atau belajar murid 33 . Motifasi ini dapat timbul dari diri siswa sendiri dan dapat pula timbul dari luar siswa. Motivasi dari diri siswa sangat besar pengaruhnya untuk menimbulkan gairah belajar, meskipun begitu tidak mengabaikan motivasi yang timbul dari diri siswa. f) Kematangan adalah suatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan psikologinya. Kematangan ini terjadi akibat adanya pertumbuhan kualitas dan struktur tersebut. Kematangan akan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi psikologis termasuk sistem syaraf dan otak menjadi berkembang, sehingga akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang, dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
32 33

Ibid hal 61 Slameto,op Cit. hal 59

g) Kesiapan atau Readiness menurut James Drever adalah kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi 34 . Kesiapan ini timbul dari diri seseorang berkaitan dengan kematangan. Jika siswa belajar dan dia sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan lebih baik. 3) Faktor Kelelahan Kelelahan baik rohani maupun jasmani akan mempengaruhi belajar seseorang. Oleh karena itu agar dapat dihilangkan maka dapat dilakukan dengan cara-cara diantaranya yaitu: tidur, istirahat, variasi belajar, rekreasi, olah raga dengan teratur dan sebagainya. b. Faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga Prestasi belajar sisiwa juga ditentukan oleh keadaan keluarga.faktor keluarga ini meliputi cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan keluarga. Besarnya pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ini sangan beralasan karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara orang tua mendidik anaknya dengan baik sangat terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Demikian halnya dengan pengertian orang tua tersebut akan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Pemenuhan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan bagi anak sebagai wujud dari status ekonomi keluarganya juga besar pengaruhnya terhadap prestasi. Begitu
34

Amin Dian Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, FIP, (IKIP Malang,1994): hal 168

pula dengan suasana rumah tangga dan hubungan antar anggota keluarga serta latar belakang kebudayaan. 2. Faktor Sekolah Sekolah merupakan lingkungan di luar diri siswa, dimana sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ini dapat meliputi: metode belajar mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan fasilitas sekolah, waktu belajar, keadaan dosen, dan lainnya. 3. faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi siswa ini meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini untuk melihat Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Kwanyar karena itu penelitian ini termasuk penelitian korelasional karena bertujuan untuk melihat pengaruh antara Kurikulum KTSP dengan prestasi belajar. Dilihat segi data, maka penelitian ini dikatagorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data penelitian yang berupa angka dan analisisnya menekankan pada nomerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuatitatif lebih cendrung menggunakan angka baik di dalam pengumpulan maupun di dalam analisis datanya. Jadi yang dinamakan dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mempergunakan berupa data atau jumlah dengan berbagai kualifikasi yang antara lain bentuk frekwensi, nilai rata-rata, penyimpangan dari nilai baku, persentase, nilai maximum dan lain-lain. 35 A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Kwanyar karena di SMA Negeri 1 Kwanyar sudah menerapkan Kurikulum KTSP lebih dari 1 tahun, maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh KTSP terhadap prestasi siswa dalam mata pelajaran ekonomi di SAMN 1 Kwanyar.

Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2002. (Jakarta. Rineka Cipta), Hal; 10

35

B. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena berdasarkan dari judul. dengan menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti lebih mudah untuk menilai hasil yang telah dijawab oleh responden. Pendapat ini sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh Glaser dan Strauss, bahwa banyak hal, dalam pengelolan data yang lebih sempurna maka diperlukan pendekatan kuantitatif 36 . C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah semua nialai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kulitatif, dari pada kareteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Tujuan diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang di ambil dari anggota populasi danmembatasi berlakunya daerah generalisasi 37 . Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang berhubungan dengan Kurikulum dan prestasi (siswa dan guru bidang studi). Jadi yang di jadikan populasi adalah Kelas XII IPS I dan Kelas IPS II. 2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel ini menggunakan tehnik proporsional random sampling yakni mengambil sampel secara acak dari populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel, apabila
36
37

Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Hal 36

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, 2006. (Jakarta: Bumi Aksara), Hal:181

subyeknya kurang dari seratus lebih baik di ambil semuanya saja. Sehingga merupakan penelitian populasi, dan jika subyek besar, bisa di ambil antara10% 15% atau 20% - 25% 38 . Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS, karena lebih dari 100. D. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang releven dengan apa yang diharapkan, maka peneliti akan menggunakan beberapa metode diantaranya: 1. Metode Angket atau kuesioner (Questionnaires) Metode Angket kuesioner (Questionnaires) yaitu merupakan suatu tehnik untuk mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun, kemudian disebar luaskan untuk mendapatkan informasi atau sumber data berupa orang atau responden. Untuk diketahui masing-masing butir pertanyaan angket disusun berdasarkan variabel penelitian yakni: variabel penerapan kurikulum KTSP sebagai variabel independen, dan varibel prestasi belajar sebagai varibel dependen 39 . Pelaksanaan pemberian angket adalah memmberikan angket dengan mendampingi subjek peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan proses pelaksanaan pengisian angket. Dalam penelitian ini di gunakan dua angket yaitu mengungkap pengaruh penerapan KTSP dengan prestasi belajar. Dalam ini terdapat 30 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S

38

Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2002),Hal: 120 39 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2005), Hal: 100-101

(Setuju), R (Ragu-ragu), TS (tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Masingmasing skor jawaban sebagai berikut: Tabel 3.1 Skor Pertanyaan Skor 5 4 3 2 1

Jawaban SS S R TS STS

Metode angket ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang kurikulum pada mata pelajaran ekonomi dan prestasi belajar siswa, pada kelas XII IPS. 2. Metode Observasi Metode Observasi sebagai metode penelitian adalah biasanya diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang fenomena menarik yang dijadikan varibel penelitian dan untuk menentukan lokasi penelitian. Informasi ini kemudian dijadikan dasar untuk merumuskan hipotesis. Selain itu observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa bantuan alat apapun, untuk keperluan mendapatkan data yang valid dan mencari informasi guna menentukan lokasi yang tepat untuk meneliti variabel penelitian. Variabel tersebut mengenai:

a. Lokasi sekolah. b. Mengkordinasikan segala sumbernya yang ada di lingkungan. Apabila variabel-variabel tersebut diketahui maka akan memudahkan peneliti mendapatkan kebenaran hipotesis dalam penelitian ini. Metode observasi ini dimaksudkan untuk membuktikan dan memperkuat data yang diperoleh dari metode interview, metode dokumenter, metode angket, yang berhubungan dengan prestasi belajar. 3. Metode Interview Metode Interview atau metode wawancara yaitu metode ilmiah dalam pengumpulan data dengan jalan berbicara atau berdialog langsung dengan sumber atau obyek penelitian sebagaimana pendapat Sutrisno Hadi : "Wawancara sebagai alat pengumpulan data, dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian". Metode Interview ini digunakan untuk menghubungi Kepala Sekolah untuk dimintai keterangan tentang letak geografisnya dan untuk menghubungi guru mata pelajaran Ekonomi dalam meminta keterangan sebagaimana mereka mengajar dan bagaimana prestasi belajar peserta didik. 4. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah suatu metode yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang hanya ada pada catatan-catatan, buku, notulen rapat, agenda kurikulum dan sebagainya. Jadi, penelitian ini juga dilakukan dengan cara mencari dokumen-dukumen yang ada di tempat penelitian yaitu dokumen kurikulum, struktur organisasi, dan

dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini guna melengkapi data-data yang sudah ada 40 . E. Analisi Data Setelah proses selanjutnya terkumpul, maka akan diteliti dengan sistem penyajian statistic sesuai dengan judul. Oleh karena itu penulis menggunakan suatu tehnik analisis data yang disebut dengan koefisien korelasi produck moment. Berdasarkan tujuannya, teknik analisa korelasional memiliki tiga macam tujuan yaitu: 1. Ingin mencari bukti apakah memang benar antara variabel yang satu dengan lain terdapat hubungan/korelasi. 2. Ingin mengetahui apakah hubungan antara variabel itu (jika memang ada), termasuk hubungan yang kuat, cukupan ataukah lemah. 3. Ingin memperoleh kejelasan secara matematik, apakah anatara hubungan antara variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikasikan), ataukah hubungan yang tidak signifikan. Sedangkan berdasarkan atas penggolongannya, teknik analisa ini berjenis bivariat, yaitu teknik analisa yang berdasarkan diri pada dua buah variabel (variabel X dan Y) 41 .

40 41

Hadi Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset. Hal 67 Sugiono, Statistik untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), hal 267

a. Uji Validitas Dan Reabilitas 1) Uji Validitas Validitas adalah ketepan dan kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin di ukur. Dalam uji validitas ini menggunakan pengujian validitas item. Validitas item di tunjukkan dengan adanya korelasi, hitungan dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi di dapat koefisien korelasi yang kemudian digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah item itu layak atau tidak. Untuk mengetahui layak atau tidaknya item yang akan digunakan, dilakukan uji signifikasi 0,05 artinya suati item dianggap valid jika berkorelasi signifikasi terhadap skor total 42 . Rumusnya adalah : N X Y ( X) (Y)

rxy =

(N X - (X )

)(NY - (Y)

Keterangan: rxy X Y N

: pengaruh variabel X dan Y : jumlah seluruh skor item : jumlah seluruh skor total : jumlah responden

Pengujian dengan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05 dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut 43 :

42 43

Priyatno Duwi. Mandiri Belajar SPSS. 2008. (Yogyakarta: Buku Kita). Hlm: 16-18 Ibid. Hlm; 18

1) Jika r hitung r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total (dinyatakan valid). 2) Jika r hitung r tabel (uji dua sisi dengan signifikasi 0,05) maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikasi terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Tabel 3.2 Variabel X Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 PearsonCorrelation 0.393 0.382 0.513 0.433 0.385 0.484 0.566 0.447 0.386 0.206 0.592 0.423 0.366 0.345 rTabel 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 Keterang Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid TidakValid Valid Valid Valid Valid

X15

0.097

0.344

TidakValid

Adapun mengenai beberapa tinggi koefisien validitas yang dianggap memuaskan, dari hasil ananlisis di dapat nilai korelasi antar skor item dengan skor total, nilai ini kemudian kita bangdingkan dengan nilai r tabel. Dalam penelitian ini r tabel dicari pada signifikasi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 35 maka di dapat r tabel sebesar 0.344 (dapat dilihat pada lampiran r tabel. Dwi Priyatno; Halaman 121). Berdasarkan hasil di dapat atau nilai korelasi variabel X untuk item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14. nilainya lebih dari 0.344. maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total atau dinyatakan valid. Tabel 3.3 Variabel Y Variabel Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 PearsonCorrelation 0.439 0.291 0.468 0.308 0.392 0.062 0.351 0.192 rTabel 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 Keterang Valid TidakValid Valid TidakValid Valid TidakValid Valid TidakValid

Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15

0.521 0.425 0.430 0.194 0.268 0.291 0.468

0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344 0.344

Valid Valid Valid TidakValid TidakValid TidakValid Valid

Adapun mengenai beberapa tinggi koefisien validitas yang dianggap memuaskan, dari hasil analisis di dapat nilai korelasi antar skor item dengan skor total, nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel. Dalam penelitian ini r tabel di cari pada signifikan 0.05. Berdasarkan hasil di dapat hasil korelasi variabel y r hitung lebih besar sama dengan () r tabel (uji dua sisi dengan sig 0.05) maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi terhadap skor total sehingga di nyatakan valid. 2) Uji Reliabilitas Sedangkan reliabilitas di gunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut di ulang ada bebarapa metode pengujian reliabilitas di antaranya adalah metode tes ulang, formula belah dua, formula Rulon, formula

Flanagan, Cronbach's Alpha. Namun peneliti memakai Cronbach's Alpha karena dalam angket peneliti terdiri dari 5 jawaban dan memiliki skor 1-5 44 .
2 [ k ] [1 b ] ( k 1) t 2

Dengan rumus: r11 = Keterangan: r11 k

: Reliabilitas Instrumen : Banyaknya butir atau banyaknya soal

t 2 : Jumlah varian butir

t 2

: Varian total 45

Adapun mengenai nilai koefisien reabilitas angket, walaupun secara teoritik besarnya koefisien reabilitas berkisar mulai dari 0.0 sampai dengan 1.0 akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1.0 tidak pernah dijumpai. Salain itu walaupun koefisen korelasi dapat saja bertanda negatif koefisien reabilitas selalu mengacu pada tanda possitif dikarenakan angka yang negati tidak ada artinya bagi interpretasi hasil ikur. Dalam pengujian reabilitas hanya item yang valid dan item yang tidak valid di buang atau di gugurkan, jadi yang akan dihitung pada variabel X ada 13 item, dan item yang lain di gugurkan karena tidak valid. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.2. Untuk kriteria dalam mengambil keputusan reabel atau tidaknya, sebagi berikut: a) Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reabel.

44 45

Ibid, Hal: 25 Suharsini Arikunto, Op. Cit. Hlm: 193.

b) Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reabel.

Variabel Y X

Tabel 3.4 Uji Reabilitas Instrumen Penelitian Cronbach'sAlpha rtabel 0.624 0.695 0.344 0.344

Keterangan Reabel Reabel

b. regresi Sederhana Analisa regresi sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel berupa kausal atau fungsional. Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependan secara individual. Penggunaannya dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya keadaan variebel depnden dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen, dan sebaliknya 46 . Dengan Rumus sebagai berikut: Y = a + bX, dimana Y X a b : Variabel terikat (dependen) : Variabel Bebas (independen) : Harga Y dan X = 0 (harga konstan) : Koefisien arah regresi

Harga a dihitung dengan rumus sebagai berikut: a = Y(x )- X XY


46

b = N XY - X Y N X - (X )

Sugiono, Ibid, - (X ) N X hal, 243

c. Uji T Menurut Sugiono Uji T digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas. Apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak tetap variabel terikat 47 . t hitung = Apabila: t
hitung

b Sb

tabel

Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti, tidak terdapat pengaruh

simultan oleh variable X dan Y. t


hitung

tabel

Ha di terima dan Ho ditolah, ini berarti tidak terdapat pengaruh

simultan oleh varibel X dan Y. d. Uji f mengungkapkan uji hipotesis untuk mengetahui apakah variable X berpengaruh terhadap variable Y. F hitung = Apabila: F
hitung

R(N M 1) M (1-R)

tabel

maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini berarti tidak terdapat

pengaruh simultan oleh variabel X dan Y.

47

Ibid, ham 215

hitung

F tabel Ha di terima dan Ho di tolak, ini berarti tidak terdapat pengaruh

simultan oleh varibel X dan Y.

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kwanyar Sebelum tahun 1992 kecamatan Kwanyar tidak memiliki Sekolah Menengah Umum (SMU). SMU yang ada di Kwanyar hanya milik yayasan, yaitu Madrasah Aliyah. Masyarakat kwanyar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan SMU Negeri harus ke kota Bangkalan. Pada tahun 1992 bulan Juli, MENDIKBUD kota Bangkalan membangun sebuah lembaga pendidikan SMU Negeri yang ditempat di kecamatan Kwanyar, di Jalan Dlemmer, karena di kecamatan Kwanyar tidak ada lembaga pendidikan negeri, maka dari itu MENDIKBUD kota Bangkalan membangun sebuah lembaga pendidikan SMU dikwanyar dengan tujuan: pertama agar masyarakat Kwanyar tidak perlau jauh-jauh untuk menuntut ilmu, kedua menurut kepala

MENDIKBUD setiap kecamatan harus memiliki lembaga pendidikan SMP atau SMU. Kemudian pada bulan Mei tahun 1993 gedung atau lembaga pendidikan di SMU Kwanyar diresmikan Oleh MENDIKBUD, atas nama Fuad Hasan. Kemudian penerimaan siswa tahaun 1993, setelah gedung SMUN di resmikan oleh MENDIKBUD kepala dan tenaga pengajarnya (para dewan guru) di

datangkan dari SMUN 1 kecamatan Kamal, dengan kata vilentcial (kelas berjarak) pada saat itu yang menjabat kepala sekolah SMAN 1 Kamal adalah bapak Rasyad, setelah tujuh bulan kemudian bepak Rasyad diganti oleh bapak Suparno. S.Pd. Dan lulusan pertama tahun 1994/1995, walau di SMUN 1 Kwanyar tidak memiliki gedung/aula untuk acara kelulusan, acara tersebut di tempatkan di PENDOPO kecamatan Kwanyar. Letak goegrafis SMUN 1 Kwanyar: berada di jalan Dlemmer di belakang sekolah (sebelah selatan) sawah, dan sebelah utara jalan raya setelah jalan raya rumah penduduk Dlemmer, sebelah timur sekolah sawah beberapa meter dari sawah rumah penduduk masyarakat Dlemmer, dan sebelah barat sekolah sawah dan beberapa meter terdapat rumah penduduk masyarakat Dlemer. Letak geografis SMUN 1 Kwanyar ini sangat cocok untuk didirikan lembaga penduduk karena tidak terlalu dekat rumah-rumah penduduk danya dekat dengan lahan sawah. Visi : Menjadi kebanggaan masyarakat memalui keuggulan penguasaan iptek yang berbudaya berdasarkan keimanan dan ketaqwaan. Misi : 1. Meningkatkan tenaga kependidikan yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Melaksanakan management partisipatif bagi seleruh warga sekolah. 3. Melaksanakan pendidikan yang bertumpu pada pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan serta bimbingan dan konseling.

4. Pembinaan pengembangan diri melalui bakat dan minat siswa (ekstra kurikuler) 5. Meningkatkan prestasi non akademik (KIR, Olympiade dan Jurnalistik). 6. Meningkatkan penguasaan Teknologi dan informasi 7. Meningkatkan budaya dan lingkungan hidup. 2. Tujuan SMA Negeri 1 Kwanyar Pada akhir tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 1Kwanyar dapat: a) Melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang berdampak pada peningkatan pencapaian nilai Ujian Akhir Nasional. b) Seluruh warga sekolah beperan aktif dalam memberikan masukan, saran dan melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan sekolah yang ditetapkan bersama. c) Mampu menjadi juara 1 tingkat propensi di bidang olah raga dan seni budaya. d) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan MultiAproach yang kreatif dan menyenangkan. e) Serta peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling yang memuaskan. f) Menjadi siswa yang menyadari arti pentingnya lingkungan hidup di sekitarnya.

g) Siswa punya pengetahuan mengakses berbagai informasi yang positif memalalui internet.

3. Kurikulum Sekolah a. Struktur Dan Muatan KTSP SMA Negeri 1 Kwanyar 1) Kelompok Mata Pelajaran Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standart isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4) kelompok mata pelajaran estetika 5) kelompok mata pelajaran Jasmani olah raga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan / atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Cakupan setia kelompok mata pelajaran disajikan sebagai berikut:

KELAS XII DAN XII PROGRAM IPS Tabel 4.1 Progream IPS

Komponen
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. PKn 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Biologi 8. Kimia 9. Sejarah 10. Geografi 11. Ekonomi 12. Sosiologi 13. Seni Budaya 14. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 15. T I K 16. Keterampilan Bahasa Asing B. Mauatan Lokal C. Pengembangan Diri JUMLAH

Alokasi Waktu
KelasXI KelasXII Semester3 Semester4 Semester5 Semester6 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 39 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 39 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 39 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 39

2) Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah, yang materinya tidak di kelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran , sehingga mata pelajaran harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelengarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Dengan mengacu pada subtansi yang ada, SMA Negeri 1 Kwanyar memberikan muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah yaitu pelestarian senia budaya Madura, dan keterampilan hidup. 3) Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mendiskripsikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Negeri 1 Kwanyar. Kegiatan Pengembangan Diri Dilakukan melalui: a) Kegiatan Pelayanan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, dan pembentukan karier paserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMA Negeri 1 Kwanyar terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. b) Kegiatan pengembangan pribadi dan kreativitas siswa dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakuler, yang mencakup kegiatan: Tabel 4.2 Ekstrakurikuler

Bola Basket Bola Voli Sepak Bola

BelaDiri Komputer Hockey

Paskibraka Pramuka Sablon

4) Beban Belajar Beban belajar yang diatur oleh SMA Negeri 1 Kwanyar dengan menggunakan sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya di wajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMAN 1 Kwanyar. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pelajaran. Beban yang dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran memalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka perjam pembelajaran di SMAN 1 Kwanyar belangsung 45 menit. Jumlah tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum sekola adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Jumlah Jam Per Minggu

No 1 2 3

Kelas X XI XII

Jumlah jam per minggu 39 39 39

Pemanfaatan alokasi waktu kegiatan terstruktur dan tidak terstruktur sebanyak maksimum 60 % dari jumlah alokasi waktu tatap muka permata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran. Alokasi waktu yang dimaksud digunakan untuk pelajaran remedial dan pendalam / pengayaan materi. 5. Ketuntasan Belajar SMA Negeri 1 Kwanyar menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemnampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelengaraan pembelajaran. Kriteria Ketuntasan minimal mata pelajaran sebagai berikut: Tabel 4.4 Kritria KKM Komponen Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. PKn 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Biologi 8. Kimia 9. Sejarah 10. Geografi 11. Ekonomi Kriteria Ketuntasan Minimal PPK dan Praktik Sikap 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

12. Sosiologi 60 13. Seni Budaya 65 14. Pendidikan Jasmani olahraga dan 60 Kesehatan 15. T I K 60 16. Keterampilan Bahasa Asing 60 B. Muatan Lokal 65 C. Pengembangan Diri Tabel 4.5 KKM Program IPS KKM Program IPS Komponan

60 65 60 60 60 65

Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas XI Kelas XII PPK dan Sikap PPK dan Sikap Sikap Sikap 65 63 60 61 60 65 63 60 65 70 65 60 65 63 60 61 60 65 63 60 65 70 65 60 70 63 60 62 60 65 63 60 70 70 65 60 70 63 60 62 60 65 63 60 70 70 65 60

A. Mata Pelajaran 1 Pendidikan Agama 2. PKn 3. Bahasa Asing 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Fisika 7. Biologi 8. Kimia 9. Sejarah 10. Geografi 11. Ekonomi 12. Sosiologi 13. Seni Budaya 14. Pendidikan Jasmani olah raga dan Kesehatan 16. TIK 17. Keterampilan B. Muatan Lokal C. Pengembangan Diri 6. PROFIL SEKOLAH

a) Profil Tamatan (3 Tahun Terakhir) Tabel 4.6 Profil Tamatan

Tahun Pelajaran 2005 2006 2006 2007 2007 - 2008

Tamatan (%) Jumlah 129 124 126 Target 129 100 100

Rata-rata NEM Hasil 7.65 8.05 4.75 Target 6.00 6.50 36.00

Siswa yang melanjutkan ke PT Jumlah Target 9 8 1

b) Prestasi yang pernah dicapai oleh sekolah (Akademik dan NonAkademik) Juara 1 (satu) Hocky se Jawa Timur Juara 2 (satu) Olimpiade Juara 2 (satu) Olimpiade Juara 2 (satu) Olimpiade Juara 2 (satu) Olimpiade Tingkat Kabupaten Tingkat Kabupaten Tingkat Kabupaten Tingkat Kabupaten

c) Keadaan Siswa (3 Tahun Terakhir) Tabel 4.7 Keadaan Siswa Jumlah Siswa Kelas 1 135 195 192 Kelas 2 130 131 180 Kelas 3 129 124 129 Jumlah 394 450 498

Tahun Pelajaran 2005 2006 2006 2007 2007 - 2008

Rasio siswa baru terhadap pendaftaran

d) Keadaan Sarana dan Prasarana 1) Sarana dan Prasarana Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana Ruang Teori/kelas Laboratorium Kepala Sekolah Ruang tamu Jumlah 11 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang Luas (m2) 648 144 21 9,68

Tata Usaha Ruang Guru BP/BK Gudang Toilet Guru Toilet Siswa Penjaga Sekolah Ruang Dapur Reproduksi UKS 2) Buku Perpustakaan

1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 3 Ruang 12 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang

28 140 8,3 16,5 8,5 48,8 42 6,7 6,7 9

No 1 2 3

Tabel 4.9 Buku Bacaan Di Perpus Jenis Buku Jumlah Judul Jumlah Buku Buku Teks Buku Penunjang Buku Pegangan 67 4085 -

Rasio

B. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 1. Penerapan Kurikulum KTSP Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarah segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa memagang peranan penting dalam suatu sistem. Selain itu perlunya dengan perubahan kurikulum karena saat terjadi perkembangan dan dan perubahan dalam hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera di tanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Kurikulum KTSP ditujukan, untuk menciptakan tamatan yang

berkompeten dan cerdas dalam mengemban identitas budaya dan bangsa.

Kurikulum KTSP ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. KTSP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. KTSP juga merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebujakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agar dapat memosifikasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antar sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebutu dilakukan agar sekolah dapat mengelola sumber dengan menalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setemapat. Dari paparan diatas, dapat di simpulkan bahwa dengan di terapkan kurikulum KTSP dapat memberikan peluang bagi peserta didik, kurikulum KTSP membawakan dampak yang sangat besar untuk kedepan. Di SMAN 1 Kwanyar telah menerapkan kurikulum KTSP sejak tahun 2007 atau sudah 1 tahun lebih, karena menurut Wakil Kurikulum bahwa KTSP membawakan peluang yang dibutuhkan oleh peserta untuk kedepan, selain itu kurikulum KTSP sangat mudah untuk diterapkan, karena KTSP di susun oleh satuan sekolah, jadi kurikulum KTSP dapat meberikan peluang bagi guru SMAN 1 Kwanyar dalam menyusun kurikulum, selain itu KTSP dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan dapat mengukur kemampuan pesrta didik. 2. Dampak Kurikulum KTSP Terhadap Peserta Didik

Dengan di terapkan kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar semua guruguru dapat mempermudah kebutuhan para siswa dalam proses pembelajaran. Dan dampak dari penerapan kurikulum KTSP menurut guru ekonomi di SMAN 1 Kwanyar bahwa dengan di terapkan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang menjadi kendala dalam mata pelajaran ekonomi itu adalah penambahan jam mata pelajaran pertama cukup tiga jam, dan sekarang menjadi lima jam karena antara mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di jadikan dalam satu kompetensi dasar. Waktu kurikulum KBK diterapkan mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di bedakan, dalam tiap minggunnya ekonomi hanya ada 3 jam dan akuntasi hanya 2 jam, kemudian diterapkan kurikulum KTSP mata pelajaran ekonomi dan akuntansi di jadikan satu kompetensi dasar, pada semester ganjil maka siswa di ajari akuntasi, dan semester genap maka siswa di ajari ekonomi. penempatan komptensi dasar sama dengan kelas XII, yang membedakan, kalau kelas XI semester ganjil siswa diajari mata pelajaran ekonomi, dan kemnudian semester genap siswa di ajari akuntansi, begitu pula dengan jam mata pelajaran tidak berbeda jauh dengan kelas XII, dalam tiap minggunya mata pelajaran ekonomi ada 5 jam. Jadi yang menjadikan kendala dalam penerapan kurikulum KTSP ini hanya pada jam mata pelajaran, kalau terhadap prestasi siswa tidak ada pengaruhnya. Kalau kita lihat dalam bukunya Slameto bahwa 48 : "Penambahan jam mata pelajaran itu sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa, karena apabila siswa terlalu lama dalam mengamati

Salameto. Belajar dan Foktor-faktor yang mempenagruhiny. 2003 (Jakarta, PT Asdi Maha satya). Hal: 54.

48

mata pelajaran dapat merasa jenuh dan akhirnya tidak bisa konsentrasi dengan apa yang telah di jelaskan oleh gurunya". Kemudian peneliti mewawancarai waka kurikulumnya Muallifah S.S SMAN 1 Kwanyar tidak beda jauh dengan pendapanya guru ekonomi, "Bahwa dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa hanya lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau kotor, apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang benar maka siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya". Jadi dengan diterapkan kurikulum KTSP tidak menjadikan beban atau tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, prestasi belajar siswa tidak ada penurunan, sama waktu penerapan kurikulum KBK. C. ANALISIS DATA Berdasarkan angkat yang telah disebar oleh peneliti, yang di berikan kepada siswa kelas XII B Program IPS pada tanggal 20 Agustus maka dapat di ketahui pengaruhnya kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa si SMAN 1 Kwanyar, dari tabel dibawah ini: 1. Kurikulum KTSP (variable X) Tabel 4.10 Distribusi Penerapan KTSP
Frequency 1 4 3 4 8 8 3 3 1 Percent 2.9 11.4 8.6 11.4 22.9 22.9 8.6 8.6 2.9 Valid Percent 2.9 11.4 8.6 11.4 22.9 22.9 8.6 8.6 2.9 Cumulative Percent 2.9 14.3 22.9 34.3 57.1 80.0 88.6 97.1 100.0

60 61 62 63 Valid 64 65 66 68 69

35 Sumber : Hasil analisis frekuensi KTSP

Total

100.0

100.0

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Penerapan KTSP


8

Count

0 60 61 62 63 64 65 66 68 69

KTSP

Tabel 4.11 Norma Skala Tingkat Penerapan KTSP Skor Interval 60 62 63 65 66 - 69 Jumlah Frekuensi 8 20 7 35 22.9 57.2 20.1 100%
1 2 3

Keterangan Rendah Sedang Tinggi


Case Number

20.1%

22.9%

57.2%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan dalam katagori sedang adalah 22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah adalah 20.1%. jadi dari hasil data di atas maka penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan sedang (57.2%). 2. Variabel Prestasi Belajar (Y) Tabel 4.12 Distribusi Prestasi Belajar
Valid 60 63 64 65 66 67 68 69 71 72 74 75 Total Frequency 1 4 5 4 5 4 5 3 1 1 1 1 Percent 2.9 11.4 14.3 11.4 14.3 11.4 14.3 8.6 2.9 2.9 2.9 2.9 Valid Percent 2.9 11.4 14.3 11.4 14.3 11.4 14.3 8.6 2.9 2.9 2.9 2.9 100.0 Cumulative Percent 2.9 14.3 28.6 40.0 54.3 65.7 80.0 88.6 91.4 94.3 97.1 100.0

35 100.0 Sumber: Hasil Analisis Frekuensi Prestasi Belajar

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar


5

Count
2 1

Skor Intereval 60 65 66 69 71 - 75 Jumlah

Tabel 4.13 Norma Skala Tingkat Prestasi Belajar Frekuensi % Keterangan 14 17 4 35 40 48.6 11.6
Case Number 1 2 3

Rendah Sendang Tinggi

48.6% 11.6% 40%

Tabel di atas, dapat di ketahui mengenai pengaruhnya penerapan Kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa bahwa prestasi siswa yang sangat terpengaruh dengan kurikulum KTSP, yang dapat dikatagorikan tinggi adalah 48.6% dan yang dapat dikatagorikan sedang adalah 40%, dan yang dikatagorikan rendah adalah 11.6%. maka berdasarkan dari analisis frekuensi diatas maka penerapan kurikulum KTSP terhadap Prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai frekuensi 48.6%.

D. MENGUJI HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi sederhana didapat tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Model Summary Analisi
Model 1 R .368(a) R Square .136 Adjusted R Square .109 Std. Error of the Estimate 2.049

probabilitas atau sig = 0.334 korelas signifikasi jika r hitung > r tabel atau nilai probabiltasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a). diketahui probabilitasnya 1.690 atau lebuh besar dari taraf signifikansi (a = 0.05) yang berarti atau hubungan tidak signifikan. R squer di sebut determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R squer adalah 0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya tingkat penerapan kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya (98.64%) disebabkan oleh variabel diluar penelitian. Tabel 4.15 Hasil analisis regresi linier sederhana
Model Unstandardized Coefficients B 47.388 Std. Error 7.374 Standardized Coefficients Beta 6.426 .000 t Sig.

(Constant)

Prestasi

.252

.111

.368

2.275

.030

Data diatas yang ada di tabel dapat diketahui persamaan regresi sederahana sebagai berikut: Y = a + bX Y = 47.388 + 0.252 Angka ini di artikan, sebagai berikut: Konstanta sebesar 47.388 artinya jika variabel Kurikulum KTSP (X) nilainya 0, maka variabel Prestasi (Y) menunjukkan nilai positif yaitu 47.388. koefisien regresi variabel Kurikulum (X) sebesar 0.252, artinya jika mengalami kenaikans 1, maka prestasi (Y) mengalami sebesar 0.252. Koefisien variabel Kurikulum nilainya 0.252, angka yang menunjukkan nilai negatif dan varibel Kurikulum bernilai positif (47.388), berarti terjadi penurunan anatara kurikulum terhadap prestasi. Dalam penilitian ini diartikan terjadi hubungan negatif antara kurikulum dengan prestasi. Selain itu tabel diatas juga bisa di gunakan untu analisis uji t (uji koefisien regresi sederhana). Dari hasil analisis diatas dapat diketahui nili T hitung sebesar 2.275 dan t tabel di cari a = 5%: 2 = 2.5%(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 35-2-1 = 32 (n adalah jumlah populasi, k adalah jumlah fariabel independent) dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0.05) maka hasil yang di peroleh sebesar1.690(dapat dilihat pada halaman lampiran t tabel. Priyatno: hal 119). Jika di hitung dengan menggunakan rumus t hitung pada rumus regresi sederhana, sebagai berikut: t hitung = b Sb

t hitung = 0.252 = 2.275 nilai aslinya adalah 2.2702 di genapkan menjadi 2.275 0.111

tabel 4.16 Correlation


KTSP KTSP Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Prestasi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 . 35 .368 .030 35 Prestasi .368 .030 35 1 . 35

Dari hasil di atas dapat di simpulkan bahwa -t hitung > -t tabel (2.275 > 1.692) maka Ho di tolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara penerapan kurikulum KTSP dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa penerapan kurikulum berpengaruh terhadap perstasi belajar di SMAN 1 Kwanyar. Gambar 4.3 Daerah penentuan Ho pada Uji Koefisien Regresi Sederhana

Ho di terima

-1.692
Tabel 4.17 Hasil uji F ANOVA(b)

+ 1.692 2.275

Model 1

Sum of Squares Regressio n Residual Total 21.726 138.560

df 1 33 34

Mean Square 21.726 4.199

F 5.174

Sig. .030(a)

160.286 a Predictors: (Constant), Prestasi b Dependent Variable: KTSP

Dari hasil uji f di atas bahwa F hitung > F tabel ( 5.174 > 2.874), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara kurikulum KTSP dengan prestasi belajar. Jadi penerapan kurikulum KTSP berepengaruh terhadap prestasi belajar di SMAN 1 Kwanyar. Gambar 4.4 Daerah Penentuan Ho Ho ditolah Ho diterima +2.874 5.174

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka untuk memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwa sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar kompetensi. Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan peraturan menteri pendidikan nomor 22 tahun 2006 dan nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh badan standar nasional pendidikan (BNSP). Kurikulum sekolah merupakan instrumen srategis untuk pembangunan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum sekolah juga memilki koherensi yang amat dekat dengan upaya

pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan dan pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyusaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi tangtangan yang akan datang serta menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. A. Penerapan Kurikulum Sekolah Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari rangkaian bahasa curir diartikan pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Jadi Kurikulum diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (murid) untuk mencapai ijazah.rumusan kurikulum tersebut mengandung makna isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subjek metter) yang harus dikuasai oleh siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa 49 . Pengertian Kurikulum diatas menunjukkan pengertian / makna yang lebih luas sebab kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek yang mempengaruhi pribadi siswa. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai alat mengubah pribadi siswa. Dengan kata lain kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesungguhnya demikian kurikulum dalam pengertian inipun masih belum memberikan arah secara operasional, serta belum ada batasan yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan semua kegiatan, apa isinya dan bagaimana bentuknya. Oleh sebab itu akhirnya disepakati bahwa kurikulum dipandang / diartikan sebagai
49

Harold Alberty, Reorganizing The High School Curriculum, (The Appleton Century, New York, 1954,) p. 12.

progaram pembelajaran bagi siswa (Plan for Learning) yang disusun secara sistematika, dan diberikan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat, atau harapan 50 . Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa ia membagi fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 51 h. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. i. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. j. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik. 2). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap

perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. k. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu memperbaiki
50

situasu

belajar.

2).

Sebagai

pedoman

dalam

D. Tanner, L. Taanner, Curriculum Development Theory into Practice,I( Mc Millan Publishing Co Inc, New York, 1975,) p. 26. 51 Ibid. Hal 84

melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. l. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya. m. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. n. Fungsi kurikulum bagi masyarakat danb pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat. Sebenarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dirancang dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1,dan 2 yang berbunyi: c. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pengembangan Nasional.

d. kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Namun ada beberapa hal yang harus perlu dipahami dalam kaitannya Dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut 52 : d. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karekteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. e. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kabupaten / kota dan departemen agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan. f. Kurikulum tingkat satuan penidikan (KTSP) untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasinaol Pendidikan. KTSP adalah suatu gagasan / ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan. Dengan memberikan otonomi yang besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan
52

Drs. E. Mulyasa, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Remaja Rosda, Bandung, 2006). hal 17.

kualitas, efisiensi, dan dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Dan adapun tingkat kurikulum dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan kurikulum KTSP dapat dikatagorikan tinggi yaitu 57.2%, sedangkan dalam katagori sedang adalah 22.9%. dan yang dikatagorikan paling rendah adalah 20.1%. Jadi dapat disimpulkan penerapa kurikulum KTSP di SMAN 1 Kwanyar dalam katagori sedang 57.2% karena KTSP yang ada di sekolah tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya. Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) bahwa ia membagi fugsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 53 a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang di inginkan oleh sekolah yang di anggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. b. Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya adalah kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. c. Funsi kurikulum bagi guru. Dalam kurikulum bagi guru ini fungsi kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasir pengalaman belajar bagi anak didik.

53

Ibid. Hal 84

2).

Sebagai

pedoman

untuk

mengadakan

evaluasi

terhadap

perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. 3). Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan Pembina sekolah. Dalam arti: 1). Sebagai pedoman dalam mengadakan funsi supervisi yaitu memperbaiki situasu belajar. 2). Sebagai pedoman dalam

melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik. 3). Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar. 4). Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5). Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksunya adlah orang tua dapat turut serta membantu usaha dalam kemajuan putra-putrinya. f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan funsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam funsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan gung memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat.

B. Prestasi Belajar Banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan pengertian tentang belajar. Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang pengertian belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar jadi yang dinamakan dengan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam bukunya yang berjudul prestasi belajar dan kompetensi guru, Syaiful Bahri Djamara menyatakan: Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktifitas belajar. 54 Winarno Surakhnad dalam bukunya Pengantar Interaksi Belajar Mengajar menyatakan: Bahwa proses-proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. 55 Demikian pula yang dinyatakan Nana Sudjana bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Dari beberapa pendapat tadi, kiranya penulis dapat ditegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan ataupun latihan tertentu berupa perubahan tingkah laku.
54 55

Syaiful Bahri Djamara, Prestasi dan Kompetensi Guru (usaha Nasional, surabaya, 1994), hal 24. Winaorno Surkhman, Interkasi Belajar Mengajar (Tarsito, Bandung, 1994), hal 66.

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat ketahui bahwa prestasi siswa yang dikatagorikan tinggi adalah 48.6% dan yang dapat dikatagorikan sedang adalah 40%, dan yang dikatagorikan rendah adalah 11.6%. maka berdasarkan dari analisis frekuensi diatas maka penerapan kurikulum KTSP terhadap Prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai frekuensi 48.6%. Adapun faktor yang mempengari prestasi belajar. Menurut Drs. Slameto keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana aktor tersebut itu merupakan berasal dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor ekternal) siswa 56 . Menurut hasil wawancara guru bidang studi ekonomi dan waka kurikulum SMAN 1 kwanyar bahwa : "Dalam penerapan kurikulum KTSP tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, yang mempenagruhi prestasi belajar siswa hanya lingkungan pergaulan dan lingkungan sekolah yang kumuh atau kotor, apabila siswa tidak mengetahui pergaulan yang salah dan yang benar maka siswa akan tidak bisa fokus dengan sekolahnya". C. Pengaruh Penerapan Kurikulum KTSP Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMAN 1 Kwanyar Dari hasil analisis regresi sedarhana dapat di ketahui bahwa pengaruh penerapan kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagi berikut: Berdasarkan pada rumus menguji Hipotesis diperoleh nilai 0.252 angka yang menunjukkan korelasi atau hubungan yang positif anatara penerapan kurikulum KTSP yang nilainya 47.38. Artinya angka ini menunjukkan korelasi
56

Nana Sudjana, Penelitian Prose Belajar Mengajar (Remaja prodakaya,bandung, 1995). hal2.

atau hubungan positif yang berarti penerapan kurikulum KTSP semakin tinggi maka kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini di artikan ada pengaruh antara kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar. Probabilitas atau sig = 0.03 korelasi signifikan jika r hitung > r tabel atau nilai probabilitasnya kurang dari taraf kesalahan (sig < a) di ketahui bahwa probabilitasnya 0.030 atau lebih kecil taraf signifikan (a = 0.05) yang berarti korelasi atau hubungan signifikan. R squer di sebut koefisien determinasi, dari tabel dapat dibaca bahwa R squer adalah 0.136 artinya 1,36% variasi yang terjadi tahap tinggi rendahnya tingkat penerapan kurikulum yang disebabkan oleh prestasi belajar dan sisanya (98.64%) disebabkan oleh variabel diluar penelitian. Dari hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa pengaruh kurikulum KTSP terhadap prestasi belajar yakni 1,36% berarti semakin baik dalam penerapan kurikulum KTSP maka mempengaruhi prestasi belajar. Berdasarkan dari Analisis uji hipotesis diketahui nilai t hitung t tabel (2.275 1.692) maka Ho di tolak, dalam penelitian ini maka dapat di artikan, bahwa ada pengaruh signifikan antara kurikulum KTSP dengan Prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang di operasionalkan atau disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP) 57 . Menurut dari hasil paparan diatas, bahwa penerapan Kurikulum KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil, dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta menginvestasikan sistem dan menghilangkan biokrasi yang tumpang tindih. Selain itu KTSP juga memberikan peluang kepada guru-guru dan kepala sekolah dan peserta didik untuk melakukan invasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memerlukan pengajaran bentuk tim, dan menuntuk kerja sama yang kompak di antara anggota tim. Kerja sama anatar para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan dampat baik baik untuk prospek ke depan karena KTSP memberikan bekal untuk masa depan peserta didik, maupun kepala sekolah dan guru-guru. Meskipun demikian KTSP juga memberikan peluang kepada sekolah agar sekolah tersebut menjadi harapan masyarakat, serta tuntunan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial, dan berkualitas.

57

E. Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Remaja Rosda, Bandung, 2006). Hal 17

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh positif signifikan antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar sebagaimana nilai rata-rata KTSP di katagorikan dalam tingkat sedang 57,2% dengan skor interval 5365. Sedangkan dalam prestasi belajar siswa nilai rata-rata dapat dikatagorikan sedang, dengan nilai 48.6% dengan skor interval 66-69. 2. Dari hasil analisis bahwa ada penaruh antara kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar, dari hasil analisis uji t dan uji f. Hasil uji t adalah t hitung t tabel (2.275 1.692). sedangkankan dari hasil uji f adalah f hitung f tabel (5.174 2.874). B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian, yang di lakukan oleh peneliti maka ada beberapa saran yang ingin di sampaikan oleh peneliti. Yaitu sebagai berikut: 1. Selaku kepala sekolah hendaknya mengadakan pelatihan tentang KTSP bersama guru secara intensif, baik itu tiap minggu atau tian bulan, yang membahas tentang, format silabus dan RPP dalam KTSP, penggunaan

metode pembelajaran, media dan bagaimana evaluasi KTSP, kemudian di presentasikan dan apabila ada permasalahan diselesaikan bersama-sama. 2. Demi kelancaran dan kesuksesan penerapan kurikulum KTSP dalam mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Kwanyar perlu adanya kesiapan yang matang sehingga jika ada perubahan-perubahan baik itu dari pusat kurikulum atau depdiknas pihak sekolah dan para guru segera beradaptasi, selain itu kerja keras dan kerja sama baik perlu dijalin lebih erat serta kekompakan terus di tingkatkan. 3. Dalam pelaksanaan KTSP di SMAN 1 Kwanyar di usahan bisa mengadakan pertemuan orang tua pihakl sekolah untuk membahas tentang KTSP bekerja sama dalam motivasi, mendidik dan mengawasi para siswasiswi dirumah. 4. Agar penambahan dan pengalaman mata pelajaran cepat berhasil maka perlu penambahan waktu di luar jam pelajaran memperdalam mata pelajaran yang masuk pada Ujian Akhir Nasional (UAN) dan diberi simbol-simbol sekolah yang mudah di pahami dan di hafal lebih cepat. 5. Guru seharusnya memperbanyak pengetahuan luar, agar dapat

memberikan wawasan luar bagi siswa bukan hanya monoton pada materi yang ada di buku.

DAFTAR PUSTAKA

Sudiana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Slameto. 1991. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Nurudin, Syafuddin. 2002. Guru Profesional Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. Syaiful, bahri, Djamar. 1994. Prestasi dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Nasution, S. 1982. Asas-asas Kurikulum. Bandung. Jemmars, Cet VI Subroto Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinat, Syaoh, Nana. 2005. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Statistik Pendidika. Jakarta: PT Raja Greafindo Persada. Maleong, Lexy J, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda.

Sudjana.1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiono, 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Joko Susilo, Muhammad.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustak Pelajar Offset. Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muslich, Mansur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar.2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Rosda Karya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Depdiknas.2006. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tim pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakart: PT Buku Kita

También podría gustarte