Está en la página 1de 8

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Sebagian Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen pengampu: Drs. H. Sarjono, M.Si

Makalah

Disusun oleh: Nama : Samingan NIM : 07410331

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010

0 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

PENDAHULUAN

Pelaksanaan bimbingan dan konseling pendidikan di sekolah mengalami ketidak sesuaian antara konsep yang telah dibangun. Ketidak sesuaian antara konsep dengan pelaksanakan sebagian besar karena para pelaku konselor tidak berkapasitas dibidangnya sehingga peran sebagai konselor pendidikan di sekolah masih kabur, hal ini berakibat pada image negatif peserta didik terhadap bimbingan dan konseling disekolah, diantaranya yaitu image peserta didik yang menganggap bermasalah ketika ia berhadapan dengan konselor pendidikan di sekolah. Makalah ini tersusun selain untuk melengkapi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling juga dengan harapan sedikit memberikan kontribusi yang positif terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun menjadi harapan untuk proses pembelajaran yang

berkelanjutan.

1 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Sebelum membahas tentang bimbingan dan konseling alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling itu terlebih dahulu. Bimbingan mempuyai arti mengarahkan sedangkan yang dimaksud dengan mengarahkan disini yaitu mengarahkan peserta didik agar mampu mengembangkan bakatnya secara baik tanpa mengalami hambatan dalam proses pembelajarannnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata konselor yang memiliki arti penasehat1, yang berarti menasehati peserta didik agar mampu berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga dalam pelaksanaannya tidak mengalami gangguan belajar. Apabila kata bimbingan dan konseling digabungkan lebih kurang akan menghasilkan makna pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku yang dilaksanakan secara terus menerus dan bersifat tidak memaksa peserta didik.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Bimbingan dan konseling disekolah berfungsi sebagai upaya untuk membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah2. Dengan fungsi bimbingan diatas seorang konselor mempuyai tugas sebagai berikut3: 1. Mengadakan penelitian terhadap situasi sekolah baik mengenai peralatan, tenaganya, penyelenggaraan maupun aktifitas yang lain. 2. Setelah meneliti konselor pendidikan memberikan pendapat kepada kepala sekolah maupun stafnya.
1 2

M. Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, hal. 311. Bimo Wagito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Hal.29. 3 Ibid.

2 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

3. Menyelenggarakan proses bimbingan kepada peserta didik baik yang bersifat preventif, preservatif maupun yang bersifat korektif.

E. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling di Sekolah Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Asas-asas Bimbingan dan Konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

B. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Secara spesifik bimbingan dan konseling di sekolah terhadap perta didik dapat diklasifikasikan pada berbagai macam persoalan diantaranya yaitu bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar, problem keluarga, penggunaan waktu luang, pergaulan dengan teman sebaya dan adanya pergulatan dalam diri sendiri ini dapat dicontohkan rasa iri kepada teman sebaya yang telah meraih kesuksesan4. Struktur pelayanan bimbingan dan konseling diatas tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi bimbingan pendidikan di sekolah. Faktor filsafati, karena filsafat selalu mementingkan manusia baik sifat dan kedudukannya dalam alam ini, kebebasan dan tunduknya kepada undang-undang yang menguasai
4

W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. hal. 81-82.

3 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

semua mahluk yang lain, baik benda mati maupun benda hidup5. Adapun filosofi lain yang dapat diambil yaitu bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.

C. Langkah-Langkah Bimbingan Konseling di Sekolah Sebagaimana Paradigma yang telah dibangun atas Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kajiterapan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik, oleh karena itu Sebelum melaksanakan bimbingan kepada peserta didik, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan sebelum melaksanakan bimbingan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut6: 1. Identidikasi Kasus Sebagai langkah awal ketika akan memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik ialah identifikasi masalah yaitu mengamati peserta didik baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal lain yang bisa dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada peserta didik, meminta peserta didik untuk menjelaskan masalah yang dihadapi, menanyai pendapat dari teman-teman dekatnya maupun melihat masa lalu dari peserta didik tersebut. Dalam melaksanakan identifikasi kasus mengumpulkan data konselor bisa juga menggunakan metode observasi yaitu dengan penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian-kejadian yang bisa langsung ditangkap pada waktu kejadian berlangsung7.

5 6

Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, hal. 97. Sarjono, Kuliah Bimbingan dan Konseling: Pertemuan ke enam. 7 Bimo Wagito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Hal. 49.

4 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

2. Diagnosa Suatu proses penentuan masalah yaitu dengan melihat hasil dari identifikasi yang telah dilakukan. Identfikasi sangat erat hubungannya dengan diagnosa karena ketika identifikasinya salah akan berakibat kesalahan juga dalam penentuan masalahnya. 3. Pragnosa Pragnosa merupakan bentuk penentuan penyelesaian dari permasalahan yang telah teridentifikasi. Penentuan opsi penyelesaian hendaknya menitik beratkan pada tingkat kesessuaian dan ketepatan dengan masalah yang ada. 4. Terapi Terapi merupakan bentuk langkah konkrit dari bimbingan dan konseling, proses terapi dilaksanakan secara berkesinambungan serta menghadirkan hal-hal yang sekiranya dapat mempermudah dalam mpelaksanaan terapi. 5. Evaluasi dan Tindak Lanjut Evaluasi merupakan hal yang terakhir dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Evaluasi melihat seberapa besar pengaruh atau hasil dari terapi yang telah diberikan, evaluasi juga berfungsi untuk melihat sejauh mana tingkat kesesuaian antara permasalahan yang dihadapi dengan

penyelesaian yang telah diberikan. Apabila hasilnya positif (sesuai) maka terapi yang dilakukan bisa dilaksanakan secara terus menerus sampai peserta didik mampu menggali potensi, serta mampu mengembangkan apa yang ia cita-citakan, namun begigu juga sebaliknya ketika hasil dari evaluasi menunjukan ketidak cocokan maka hal yang perlu dilakukan ialah melihat identifikasi apakah benar-banar sudah sesuai dengan prosedur yang standar atau belum.

5 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

KESIMPULAN

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian dari usaha sekolah dalam rangka menciptakan lingkungan peserta didik yang kondusif baik lingkungan fisik maupun non-fisik. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilaksanakan oleh konselor yang mempunyai kapasitas dibidangnya sehingga paradigma bimbingan pendidikan dapat terwujud sesuai dengan yang

diharapkannya. Pemberian bimbingan dan konseling dilakukan dengan prosedur yang telah dilakukan oleh para ahli sehingga dalam pelaksanaannya mampu menjembatani peserta didik, bimbingan diberikan berdasarkan asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian sehingga peserta didik meresa nyaman dan yang terakhir bimbingan pendidikan kepada peserta didik dilaksanakan secara berkesinambungan.

6 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Al Barry, M, Kamus Modern Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Arkola, 1994. Hana, Attia Mahmud, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta: Balai pustaka, 1986. Sarjono, Kuliah Bimbingan dan Konseling: Pertemuan ke enam. Fakultas Tarbiyah UIN Suka. Yogyakarta: 2010. , Dkk, Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Uin Sunan Kalijaga, 2008.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset,1993. Winkel, W.S, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Jakarta: PT GramediaWidia Sarana Indonesia, 1997.

7 Dokumen Pribadi; Kumpulan Makalah Semester VI| 2010.

También podría gustarte