Está en la página 1de 2

Artikel di atas adalah salah satu artikel Majalah Raya yang menampilkan isu pergerakan pemuda pada masa

pergerakan nasional. Artikel itu ditulis oleh Muhammad Hatta pada bulan Januari 1934 dengan judul Djalan ke Politikdan membicarakan jalan menuju politik yang mesti dilalui oleh pemuda untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia. Sejalan dengan tema, Hatta menjelaskan pertama kali kuatnya ketertarikan pemuda di negara jajahan untuk melibatkan diri dalam perjuangan politik. Hatta juga memuji keterlibatan pemuda tersebut dalam perjuangan politik untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia. Mereka dipandang sebagai aktor sosial yang melakukan propaganda untuk membangun kesadaran kolektif rakyat dan melawan rasa ketidakadilan yang menyelimuti kehidupan sosial di sekeliling mereka. Politik bagi pemuda yang hidup di tanah jajahan seperti Indonesia menurut Hatta adalah ikut berjuang untuk memperoleh kemerdekaan bangsa dan tanah air. Pemahaman politik semacam inilah yang mendorong para pemuda melakukan kewajiban yang mulia dan berjuang untuk

meraih kemerdekaaan Indonesia dengan tidak merasa takut terhadap kesengsaraan yang akan menimpa diri mereka. Propaganda yang dilakukan oleh pemuda untuk membangun kesadaran rakyat itu adalah langkah pertama menuju jalan politik. Bagi pemuda yang di kemudian hari mungkin saja menjadi pemimpin bangsa dan tanah airnya sendiri, propaganda saja belum cukup dan perlu ditambah dengan peningkatan pengetahuan tentang politik, sehingga lahir sikap kehati-hatian yang membuat perjuangan tidak berhenti di tengah jalan. Muhammad Hatta juga menjelaskan bagaimana seharusnya melakukan upaya untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Sejalan dengan ini, Muhammad Hatta memajukan pemikiran tentang pentingnya mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta dasar dan kedudukan pemerintahan Hindia Belanda sebagai pedoman bagi para pemuda dalam melakukan pergerakan. Politik itu bagaikan permainan catur, di mana setiap langkah lawan mesti diperhatikan sehingga kita bisa menyusun dan menentukan langkah sendiri. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam artikel adalah pemuda dan pemerintah kolonial Belanda. Keduanya ditampilkan dengan cara yang berbeda dan menunjukkan relasi yang saling berseberangan. Pemuda meskipun tidak ditujukan kepada organisasi tertentu, tetapi penggambarannya mendominasi perjalanan penceritaan dalam artikel. Pemerintahan kolonial Belanda hanya digambarkan sambil lalu untuk mendukung tema yang ditampilkan tanpa diikuti oleh keterangan yang lebih panjang. Pemerintahan kolonial sejalan dengan relasi yang mau dibangun oleh penulis diposisikan sebagai lawan bagi pemuda yang setiap saat memperhatikan pergerakan mereka dalam rangka meraih kemerdekaan Indonesia.

También podría gustarte