Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
SISTEM PEMERINTAHAN
Ada beberapa ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang erat antar eksekutif dan legislatif, bahkan antara keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Eksekutif yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik peserta pemilu yang meduduki kursi mayoritas di parlemen Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja bukan sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan Dikenal adanya mekanisme pertanggungjawaban menteri kepada perlemen yang mengakibatkan parlemen dapat membubarkan atau menjatuhkan mosi tidak percaya kepada kabinet jika pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemerintahan yang dilakukan oleh menteri baik secara perseorangan maupun kolektif tidak dapat diterima oleh parlemen Raja/Ratu atau Presiden adalah sebagai kepala negara Eksekutif bertanggungjawab kepada legislatif Dalam sisten dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum Jika terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen, kepala negara akan membubarkan parlemen
Bentuk Pemerintahan
Pemerintahan klasik
Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Dikemukakan oleh:
Ajaran Plato (429 - 347SM) Ajaran Aristoteles (384 - 322 SM) Ajaran Polybios (204-122 SM)
3.
4.
5.
6.
Monarki Absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang menyatu dalam ucapan dan perbuatannya. Contoh: Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal Letat Cest Moi (negara adalah saya).
Monarki Konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undangundang dasar (konstitusi). Proses monarki konstitusional adalah sebagai berikut :
1. Adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena ia takut dikudeta. Contoh: negara Jepang dengan hak octrooi. 2. Adakalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap raja. Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of RightsI tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam.
Monarki Parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidka berfungsi.
Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
Republik Parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang bertanggungjawab kepada parlementer. Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan eksekutif.
1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949 Lama periode : 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948) Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI) (19 Desember 1948 - 13 Juli 1949) Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (13 Juli 1949 27 - Desember 1949)
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 Lama periode : 27 Desember 1949 15 Agustus 1950 Bentuk Negara : Serikat (Federasi) Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer) Konstitusi : Konstitusi RIS Presiden & Wapres : Ir.Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950) Assaat = pemangku sementara jabatan presiden RI (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959 Lama periode : 15 Agustus 1950 5 Juli 1959 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Parlementer Konstitusi : UUDS 1950 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama) Lama periode : 5 Juli 1959 22 Februari 1966 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru) Lama periode : 22 Februari 1966 21 Mei 1998 Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 27 Maret 1968) Soeharto (27 Maret 1968 24 Maret 1973) Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 23 Maret 1978) Soeharto & Hamengkubuwono IX (23 Maret 1978 11 Maret 1983) Soeharto & Try Sutrisno (11 Maret 1983 11 Maret 1988) Soeharto & Umar Wirahadikusumah (11 Maret 1988 11 Maret 1993) Soeharto & Soedharmono (11 Maret 1993 10 Maret 1998) Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998 21 Mei 1998)
6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 - sekarang Lama periode : 21 Mei 1998 - sekarang Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem Pemerintahan : Presidensial Konstitusi : UUD 1945 Presiden & Wapres : B.J Habiebie (21 Mei 1998 20 Oktober 1999) Abdurrahman Wahid & Megawati Soekarnoputri (20 Oktober 1999 23 Juli 2001) Megawati Soekarnoputri & Hamzah Haz (23 Juli 2001 20 Oktober 2004) Susilo Bambang Yudhoyono & Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober 2004 20 Oktober 2009) Susilo Bambang Yudhoyono & Boediono (20 Oktober 2009 2014)