Está en la página 1de 6

PENDAHULUAN

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa.Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannnya baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah, perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam dis ekitarnya. Perilaku konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi. Salah satu cabang ilmu psikologi yang sangat penting diketahui adalah psikologi pendidikan/pembelajaran. Psikologi pembelajaran merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perubahan tingkah laku yang didapatkan oleh seseorang sebagai hasil dari proses belajar yang dilakukan. Jadi, dengan kata lain di dalam psikologi pembelajaran terjadi sebuah proses belajar yang dilakukan oleh subyek didik. Dengan adanya psikologi pembelajaran, diharapkan dapat tercipta para pelajar atau pun penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dan produktif, khususnya dalam dunia pendidikan.

RINGKASAN MATERI

1. ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PENGAJARAN

PEMBELAJARAN DAN

Perilaku belajar siswa dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagi hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan proses belajar ini, yang harus dikenal betul oleh para pengajar adalah apa yang disebut dengan metakognisi dan persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksud dengan metakognisi adalah pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang terjadi dalam dirinya serta hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa, agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya mampu mengenal proses dan hasil yang terjadi dalam dirinya. Yang dimaksud dengan persepsi sosio-psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasisituasi yang berpengaruh. Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar-mengajar, dan mengembangkannya setelah kegiatan belajar berakhir. Dengan perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai karakteristik sebagai: (1) pribadi yang mandiri, (2) pelajar yang efektif, (3) pekerja yang produktif, (4) anggota masyarakat yang baik. Untuk mewujudkan kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kualitas belajar yang harus dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi (learning to do), (2) belajar untuk belajar (learning to learn), (3) belajar untuk berbuat (learning to do), (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan nampak pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling mempengaruhi sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam bentuk tercapainya hasil belajar. Sekurangkurangnya ada tiga hal dalam interaksi pelajar-pengajar yaitu proses belajar, metode mengajar, dan pola-pola interaksi.

2. MEMAHAMI PEMBELAJARAN BERMAKNA psikologi pendidikan menyatakan bahwa bahan pelajaran yang dipelajari harus bermakna (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsepkonsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan dingat siswa. Belajar bermakna menurut Ausubel (1963) merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah dipelajari dan diingat siswa. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa.Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannya baik antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Yang dimaksud belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan (Isjoni, 2009). David Ausubel (1963) seorang ahli psikologi pendidikan menyatakan bahwa bahan pelajaran yang dipelajari harus bermakna (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan dingat siswa. Belajar bermakna menurut Ausubel (1963) merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Dengan demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan kemampuan siswa.

3. PSIKOLOGIS DALAM PESERTA DIDIK

MENDORONG

TINDAKAN

BELAJAR

Pada umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu, dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yang mereka dapatkan sebagai individu terdidik. Anggapananggapan seperti ini, meskipun sudah berusia cukup tua, tidak dapat dipertahankan lagi. Fungsi pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat keseluruhan informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan kata lain, pengetahuanpengetahuan (yang dalam perasaan dan pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Namun demikian bukan berarti fungsi traidisional pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi penengah di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang setiap hari mengepung kehidupan mereka. Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik. Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya.

PEMBAHASAN 1. ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN Artikel ini membicarakan tentang aspek psikologis proses pembelajaran dan pengajaran, dimana pengajar harus mengetahui pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar dari serta seberapa jauh seorang pelajar mempersepsi proses belajar yang berlangsung. Seperti kita ketahui dalam proses kegiatan ini melibatkan interaksi individu antara pelajar dan pengajar aspek perilakunya berarti perilaku belajar siswa dan perilaku mengajar guru. Yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Para pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajar-mengajar yang efektif dalam proses belajar mengajar. 2. MEMAHAMI PEMBELAJARAN BERMAKNA Dalam memahami pembelajaran bermakna ini, peserta didik dituntut untuk mengetahui informasi yang terkonsep relevan. Dalam psikologi pendidikan menyatakan bahwa bahan pelajaran yang dipelajari harus lah meaningfull atau bermakna. Seperti yang diketahui belajar merupakan perubahan tingkah laku, yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi belajar bermakna disini berarti pendidik membantu peserta didik untuk melakukan proses belajar agar dapat mencapai hasil dari pembelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran ini sangat berpengaruh pada diri-sendiri (individual) dan lingkungan. Sedangkan Menurut Ausubel (1963) belajar bermakna merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah dipelajari dan diingat siswa. 3. PSIKOLOGIS DALAM MENDORONG TINDAKAN BELAJAR PESERTA DIDIK Dalam dunia pendidikan tidak mengenal usia, semua masih harus belajar. Seorang pendidik dalam memberikan informasi kepada peserta didik janganlah setengah-setengah dalam menyampaikan suatu informasi untuk mereka ketahui. sebab hali ini akan berdampak pada perkembangan kognitif peserta didik tersebut. Oleh karena itu, pendidik haruslah memberikan informasi sebanyak-banyaknya demi perkembangan pengetahuan peserta didik untuk menyerap dan mengingat informasi tersebut.

KESIMPULAN Berdasarkan artikel diatas dapat disimpulkan bahwa : - Sebagai seorang pendidik harus mengetahui perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar dari segi pengetahuan proses dan hasil belajar yang terjadi dalam diri peserta didik tersebut. Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. aspek psikologis disini yaitu aspek perilaku individu yang terkait dengan proses belajar-mengajar. - Dalam memahami Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seorang. Struktur kognitif ialah faktafakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan dingat oleh peserta didik/siswa. Proses belajar terjadi secara individu dengan hasil belajar pengetahuan akan berkembang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. - Seorang pendidik dalam proses pengajaran wajib memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk perkembangan pengetahuannya. Peserta didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai hasil sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.

También podría gustarte