Está en la página 1de 8

1

Kecerdasan
Apakah kecerdasan itu Pengertian kecerdasan 1. C.P.Chaplin (1975) mengartikan intelligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif 2. Anita E. Woolfolk (1995) mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, inteligensi itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar. (2) Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya Woolfolk mengemukakan inteligensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalh dan beradaptasi dengan lingkungan 3. Binet ( dalam Sumardi Suryabarat,1984) menyatakan bahwa sifat hakikat inteligensi itu ada tiga macam, yaitu (a) kecerdasan untuk menetapkan dan mempertahankan ( memperjuangkan) tujuan tertentu. Semakin cerdas seseorang,akan semakin cakaplah dia membuat tujuannya sendiri, mempunyai inisiatif sendiri tidak menunggu perintah saja;(b) kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut;(c) kemampuan untuk melakukan autokritik, kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang dibuatnya Para psikolog tidak mencapai kesepakatan tentang "apa itu kecerdasan", tapi ada beberapa komponen penting yang oleh banyak ahli menafisrkan " kecerdasan" dapat berupa ; 1.) Kecerdasan untuk beradaptasi (Adaptive ). Adaptive meliputi kemampuan merobah dan menyesuiakan prilaku untuk menyelesaikan tugas-tugas baru 2.) Kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan belajar .Orang cerdas belajr lebih cepat dan lebih mudah dari orang yang kurang cerdas 3.) Kecerdasan untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menganalisis dan memahami situasisituasi baru secara efektif 4.) Kecerdasan untuk berinteraski dan berkoordinsasikan secara kompleks beberapa proses mental yang berbeda 5.) Kecerdasan terlihat dalam beberapa arena, contohnya, poda tugas-tugas akademik atau dalam beberapa situasi social 6.) Kecerdasan merupakan culture-specific ( budaya khas ). Dalam suatu budaya bisa jadi sutau tingkah laku tidak dianggap cerdas, namun pad budaya lain dikatakan cerdas ( Laboratory of human cognition,1982; Neisser dll.,1996;Stenberg,1997; Stenberg&Detterman,1986) Bagi sebagian besar teoritis kecerdasan adalah sesuatu yang berbeda dari apa yang telah dipelajari oleh oleh eseorang.( sebagaimana tercermin pada prestasi di sekolah ). Pada waktu bersamaan prilaku dan pikiran yang cerdas sungguh tergantung pada kondisi sebelum belajar . Sebagian besar siswa tahu mengenai lingkungan dan tentang tugastuga yang harus mereke kerjakan. Dan yang lainnya dapat berprikau

2
dengan cerdas. Kecerdasan tidaklah karakter yang menetap1. Sebagai mana hal itu terlihat pada tes-tes IQ, orang orang yang sudah terbuasa melakukan test IQ secara berulang kali tentu akan mendapat nilai tes yang lebih tinggi dari mereka yang belum pernah sama sekali Defenisi baru tentang kecerdasan Inteligen Quotient ( IQ ), yang telah diperkenalkan oleh William Stern sekitar hampir seratus tahun yang lalu, telah banyak menyita perhatian. Bangunan-bangunan utama kecerdasan diatur dalam skor-skor tertentu. Takaran IQ telah menjadi momok bagi siswa tertentu ketika ia harus memilih menjadi apa dia kelak. Bahkan takaran IQ telah menghilangkan kesempatan berkembang bagi mereka yang memiliki IQ rendah, tetapi denga kecerdasan lain yang dominan. Inteligence Quotien (IQ) hanya menyumbang sekitar 5-10% bagi kesuksesan hidup, siksanya adalah kombinasi beragam factor yang salah satunya adalah kecerdasan emosi (EQ). Intelligence Quotient ( IQ) ,menurut Paul Stoltz, hanya bagian kecil dari pohon kesuksesan dalam semua hal. Stoltz dalam bukunya Adversity Quetient ( Gramedia, 2000) menyebut kinerja, bakat dan kemauan, karakter, kesehatan, kecerdasan, faktor genetis, pendidikaa, dan keyakinan sebagi kunci-kunci kesuksesan manusia 2 Hampir semua orang memiliki kapasitas otak untuk menjadi pembelajar yang efesien . kita sudah punya seratus miliar sel otak -jika masih ingin lebih banyak lagi itu namanya serakah! namun bagaimana sebenarnya kita menggunakan otak untuk belajar? mengapa sebagian besar dari kita hanya menggunakan sepersekian dari potensinya? dan apa itu kecerdasan ? Karya Dr. Howard Gardner, Profesor Pendidikan di Universitas Harvard menunjukkan fakta bahwa kita tidak hanya memiliki satu kecerdasan setidaknya tujuh, mungkin delapan. mungkin lebih banyak lagi. setiap kecerdasan sama pentingnya dalam mencapai potensi kita sepenuhnya3. Cara baru memandang kemampuan manusia ini telah menyebabkan Dr Howard Gardner mengajukan defenisi baru tentang kecerdasan . Menurut dia, kecerdasan adalah kemampuan menciptakan produk bermanfaat dan menyelesaikan masalah seharihari.Sebelumnya kecerdasan didefenisikan secara lebih sempit. kecerdasan diukur dengna tes IQ yang berkonsentrasi ke kecerdasan linguistik dan matematis/logis. Jadi tes ini cukup baik dalam meramalkan prestasi sekolah karena mata pelajaran di sekolah sebagian besar diajarkan melalui kecerdasan linguistik dan matematika/ logis4 Keberhasilan di sekolah memang salah satu cara untuk menunjukkan kecerdasan. namun, didunia nyata, ini sama sekali bukan satu-satunya cara. lagi pula, jika pengajaran atau pelatihan melibatkan rentang kecerdasan yang lebih luas, kita membuka kesempatan lebih luas lagi bagi banyak orang
1 Jeane Ellis Ormrod Educational Psychology:developing learners,5th ed.Columbus:Prentice Hall, 2003.h.105-6 2 Pasiak, Taufik : Revolusi IQ/EQ/SQ, Mizan, Bandung : 2002, hal. 15-16 3 Colin Rose, Master it Faster( Kuasai Lebih Cepat). Jakarat: Kaifa, 1999 h. 24 4 Colin Rose, Master it Faster( Kuasai Lebih Cepat). Jakarat: Kaifa, 1999 h. 26

Pendapat lain tentang kecerdasan Apakah intelligence atau kecerdasan merupakan suatu kondisi tetap yang tidak berubah ? apakah setiap orang dilahirkan dengan kecerdasan yang telah ditakdirkan ? apakah kecerdasan masih dapat ditumbuhkembangkan ? kalau ya, sampai seberapa jauh kecerdasan itu dapat berubah? Apakah kecerdasan itu dapat diukur? Kalau ya, apakah pengukuran kecerdasan ini dapat dilakukan dengan seperangkat pengujian yang dikerjakan atas kertas dalam waktu tertentu? Bagaimana dengan kecerdasan moral ? kecerdasan emosi? Bagaimana pula dengan kecerdasan spritual ? Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam buku born to be Genius. Beberapa kriteria cerdas 1. Mampu cepat bertindak 2. Dapat mengatasi berbagai persoalan 3. Menjadi tempat bertanya atau konsultasi 4. Mampu membaca dengan kecepatan tinggi 5. Lulus dengan nilai yang tinggi 6. Mampu berbicara dalam beberapa bahasa 7. Sekolah jurusan teknik 8. Pintar cari uang 9. Begitu lulus langsung dapat kerja 10.Sukses dalam karier, misalnya menjadi manajer 11.Mampu mengoperasikan komputer 12.Sekolah sampai S3 13.Saat sekolah nilai ujiannya selalu dapat nilai 100 14.Menjadi juara kelas 15.Pintar melihat peluang 16.IQ di atas rata-rata 17.Dapat menghitung dengan cepat 18.Rajin dan ulet 19.Dapat menciptakan peluang 20.Bisa masuk ke perguruan tinggi favourite 21.Sering dapat beasiswa 22.Pintar bicara dan meyakinkan orang lain 23.Pintar memimpin orang lain 24.Dapat mengerjakan bebrapa pekerjaan sekaligus 25.Mampu menyelesaikan masalah Menurut kamus dan ensiklopedia, kecerdasan dapat didefenisikan sebagai berikut 1. kemampuan untuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman;kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan; kemampuan mental.

4
2. kemampuan untuk memberikan respon secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang baru;kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah. 3. kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar; kemampuan mental 4. kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dan keahlian keahlian serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari, khususnya bila kemampuan ini telah berhasil dikembangkan Jadi sangatlah sulit untuk mendefenisikan kata cerdas. Ada banyak faktor yang mempengaruhi cara kita memberikan defenisi. Faktor itu dapat berupa pengalaman hidup, suku,agama,lokasi, dan lain-lain namun dari semua defenisi yang ada para ahli sepakat bahwa orang yang cerdas harus mengandung dua aspek ini: 1. kapasitas untuk belajar dari pengalaman 2. kemampuan untuk beradaptasi Selama ini kita hanya terpaku pada pengertian bahwa orang cerdas pasti pintar sekolahnya, nilainya pasti baik.kita mengukur kecerdasan hanya berdasarkan prestasi akademik.atau kita bisa dengan mudah menggunakan hasil tes IQ untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang seiring dengan perkembangan zaman, kini kita menegnal teori multiple Intelligence multiple Intelligence yang dicetuskan oleh Prof. Howard Gardner.Kemudian ada lagi teori kecerdasan emosional, kecerdasan moral, dan kecerdasan spritual Prof. Howard Gardner mendefenisikan kecerdasan sebagai berikut Kecerdasan bukanlah benda yang dapat dilihat atau dihitung.kecerdasan adalah potensi- bisa dianggap potensi pada level selyang dapat atau tidak dapat diaktifkan,tergantugn pada nilai dari suatu kebudayaan tertentu,kesempatan yang tersedia dalam kebudayaan itu dan keputusan yang dibuat oleh pribadi dan atau keluarga, guru sekolah dan lain-lain Konsep fundamental tentang intelligence Spearman dan Jones (1950) menyebutkan " tiga doktrin fundamental kemampuan manusia" yakni 1. Monarchic, kecerdasan sebagai kemampuan tunggal, dikenal dengan kecerdasan umum Spearman, disebut dengan G ( Spearmen's general intelligence ) atau Cattel's fluid intelligence atau Kecerdasan Cair oleh Cattell 2. Oligarchic, kecerdasan terdiri dari beberapa faktor yang luas seperti teori Thurston's Primary Mental ability ( kemampuan mental primer oleh Thurston) atau Gardners's multiple intelligence ( kecerdasan majmuk oleh Gardner 3. Anarchic, menganggap kecerdasan terdiri dari beberapa kemampuan khusus seperti model struktur intelek oleh Guilford5 Menurut John W. Santrock, ada tiga teori yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kecerdasan 1. Two factor theory. Teori yang dikemukan oleh Charles Spearmen ( 1927). Dia mengemukakan bahwa intelligensi mempunyai dua faktor , yaitu intelligensi umum, disebut dengan "g" dan sejumlah intelligensi spesifik
5 Mike Anderson ( ed ), The development of Intellegence,Psychology Press, 1999, hal. 23

5
disebut dengan "s" 2. Multiple-factor theory. Teori ini pertama kali dikemukan oleh L.L. Thurstone's ( 1938). Menurutnya bahwa intelligensi terdiri dari tujuh kemampuan mental:yaitu kemampuan 1) verbal, 2) angka, 3) kelancaran berbicara 4) visualisasi spatial, 5) memori asosiasi, 6) menalar, 7) kecepatan persepsi, Ada dua pendekatan kontemporer yang menitik beratkan pada kemampuan multi intelektual yang dikemukan oleh Howard Gardner dan Robert Stenberg Howard Gardner ( 1983, 1993, 1999) percaya ada delapan tipe kecerdasan.yakni: 1.) Verbal skill, 2) mathemathical skills, 3) Spatial skills, 4) Bodily-kinestetic skills, 5) Musical skills, 6) Interpesonal skills , 7) Intrapersonl skills, 8) Naturalist skills 3. Triarchic theory of intelligence. Teori ini dikemukakan oleh Robert J.Stenberg (1986,1999). Menurut teori ini kecerdasan terdiri dari tiga komponen penting yaitu 1.) Analytical intelligence (kecerdasan analitis) , terdiri dari kemampuan untuk menganalisis, memutuskan ,mengevaluasi, membandingkan, dan mengkontraskan, 2.) Creativeintelligence (kecerdasan kreative), terdiri dari kemampuan untuk membuat, merancang, menemukan, memulai, mencipta ( originate ) dan mengimajinasi. 3.) Practical intelligence (kecerdasan praktis), kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, menerapkan dan mempraktekkan 6 Selanjutnya Adi W Gunawan menguraikan setidaknya ada sepuluh teori tentang kecerdasan7 1. Kecerdasan umum/ general intelligence ( G) Teori kecerdasan umum mengatakan bahwa manusia mempunyai sebuah kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kerumitan kognitif. Faktor G ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, pemikiran abstrak dan keahlian dalampembelajaran. Teori ini dicetuskan oleh Charles Spearman, seorang ahli psikolog dari Inggris pada awal 1900. 2. Kecerdasan Cair dan Kecerdasan Kristal ( Fluid intelligence &crystal intelligence Teori ini dicetuskan pada 1960-an oleh Reymond Cattell and Jihn Horn. Teori kecerdasan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori General Intelligence. Dalam teori kecerdasan cair dan kecerdasan kristal dinyatakan bahwa ada dua macam kecerdasan umum. Kcerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada sifat biologis. Kecerdasan cair meningkat sesuai dengan pertambahan usia, mencapai puncak pada saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh. Sedangkan kecerdasan kristal adalah kecerdasan yang diperoleh oleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup. Jenis kecerdasan ini dapat terus meningkat, tidak ada batas maksimal, selama manusia masihbisa dan mau belajar. 3. Kecerdasan yaang dapat dimodifikasi/ modifiable intelligence
6 John W. Santrock, A Topical approach to Life Span Development., New York:Mc.Grow Hill, 2002, h. 253-254 7 Andi W Gunawan,Genius Learning Strategy, Gramedia, 2002. h. 218-222

6
Teori ini dikembangkan oleh Reuven Feuerstein yang bekerjadengan anak- anak cacat mental. Feuerstain mengidentifikasi tahap- tahap perkembangan kemampuan berpikir dan merancang suatu metode untuk mengajar anak teersebut. Tujuannya adalah mengajarkan keahlian berpikir dan memodifikasi keahlian kognitif dengandasar kejadian/ pengalaman yang dialami anak tersebut. 4. Kecerdasan proksimal / Proximal intelligence Menurut Leo Vygotsky, cara menguji perkembangan kognitif seorang anak dilakukan tidak hanya dengan memperhatikan kronologis dan usia mental anak tetapi juga dengan memperhatikan kapasitas potensi anak tersebut. Caranya adalah dengan membandingkan kemampuan anak menyelesaikan suatu permasalahan seorang diri dan dengan kemampuan anak memecahkan masalah serupa namun dengan mendapat bantuan seorang guru. Perbedaan antara dua hasil pengukuran ini merupakan ukuran wilayah dan arahan terhadap potensi si anak. 5. Kecerdasan yang dapat dipelajari/ learnable intelligence Teori kecerdasan ini dicetuskan oleh David Perkins dari Harvard. Inti teori ini adalah bahwa kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan manusia. Faktor tersebut adalah sistem otak, pengalaman hidup dan kapasitas untuk melakukan pengaturan diri. 6. Kecerdasan prilaku /behaviour intelligence Profesor Arthur Costa dari Institute of Inteligence di Berkeley melakukan riset terhadapan kecedasan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku. Yang termasuk kecerdasan adalah keuketan, kemampuan mengatur perilaku impulsif, empati, fleksibilitas dalam berpikir, metakognisi, menguji akurasi dn ketepatan, kemampuan bertanya dan mengjukan pertanyaan, menerapkan pengetahuan yang didapatkan sebelumnya, ketepatan penggunaan bahasa dan pikiran, mengumpulkan data melalui panca indra, kebijaksanaan, rasa ingin tahu dan kemampuan menglihkan perasaan. 7. Kecerdasan Tri Tunggal/ Triarchic intelligence Menurut Prof. Robert J. Stenberg, seorang yang berhasil pasti mempunyai keseimbangan dalam kecerdasan kreatif, analisis dan praktis. Kecerdasankreatif meliputi kemampuan mangenali dan merumuskan ide yang baik dan solusi untuk masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Kecerdasan analisis yang digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah; merumuskan stategi; menyusun dan menyampaikan informasi dengan akurat; mangalokasikan sumber daya dan memantau hasil yang dicapai. Kecerdasan praktis adalah kecerdasan yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari untuk bisa bertahan hidup. Kecerdasan ini meliputi keberhasilan mengtasi perubahan dan kumpulan dari pengalaman dalam mengatasi berbagai masalah. 8. Kecerdasan moral / Moral intelligence Teori ini dicetuskan oleh Robert Coles dan didsari oleh bagaimana lahir dan terbentuknya nilai hidup dalam diri seorang anak. Kita menjadi apa yang kita jalani dan apa yang kita jalani dalam hiduop kita tuntun oleh orang yang berpengaruh dalam hidup kita. Coles yakin bahwa anak dapat menjadi lebih cerdas dan dapat mempelajari empati, rasa hormat, dan

7
bagaimana hidup berdasarkan pada prinsip dan nilai hidupnya. 9. Kecerdasan emosional / emotional intelligence Menurut Daniel Goleman, dalam kecerdasan emosi terdapat lima komponen penting dan kombinasi dari masing- masing komponen ini memiliki nilai yang lebih penting daripada IQ. Elemen tersebut adalah; kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubunan/ relasi ( untuk lebih jelas, anda bisa membaca Emotional Intelligence oleh pengarang yang sama ). 10.Kecerdasan majemuk / multiple intelligence Kecerdasan ini dicetuskan oleh Prof. Howard Gardner dari Harvard. Menurut Gardner manusia mempunyai lebih dari satu kecerdasan. Teori kecerdasan Gardner mengatakan bahwa seorang manusia paling tidak memiliki delapan kecerdasan yaitu; linguistik, logika- matematika, intrapersonal, interpesonal, musikal, naturalis, visual- spasial, dan kinestetik. Kedelapan kecerdasan ini bekerja sama dalam satu jalinan yang unik dan rumit. setiap manusia memiliki kedelapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda. Menurut penulis selain teori diatas ada beberapa teori kecerdasan lain yakni, 1. Spritual Quotient8 2. ESQ ( emosional Spritual Quotient )9 3. Kecerdasan ruhaniah10 Aspek aspek Intelegensi
(Rita jil.2 183)

Strenberg (1985), dalam upaya menggeneralisasikan pendekatanya, berpendapat bahwa teori komprehensif tentang intelegensia melibatkan proses komponen yang jauh lebih besar dari yang ditemukan oleh ahli psikologi masa lalu yang bekerja di lingkungan laboratorium yang terbatas atau di situasi tes yang tipikal. Ia menyatakan bahwa komponen yang lebih besar ini berhubungan bukan hanya dengan "intelegensia akademik" tetapi juga "intelegensia praktis"; mereka dapat disusun dalam empat kelompok yang dapat dilabel secara kasar sebagai berikut:

1. 2. 3. 4.

kemampuan kemampuan

untuk untuk

berpikir berpikir

dan

mengambil atau

pelajaran menalar

dari secara

pengalaman. asbtrak.

kemampuan untuk beradaptasi dengan hal-hal yang timbul dari dunia yang selalu berubah dan tidak pasti. kemampuan untuk memotivasi diri sendiri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu diselesaikan.

Ahli psikologi lain apakah bekerja dari perpsektif pendekatan faktorial atau dari pendekatan pengelohan inforamsi biasanya sependapat dengan daftar tersebut. Sebagian besar tes integensia yang digunakan sekarang cukup efektif dalam menilai dua kemampuan pertama, tetapi kurang berguna dalam menilai dan yang terakhir. Sayangnya, inilah mengapa tes intelegensia konvesional efektif dalam memprediksi prestasi akademik tetapi jauh kurang efektif untuk memprediksi prestasi di luar dunia akademik. Kemampuan kita untuk menilai intelegensia dengan jenis tes yang digunakan sekarang mungkin telah mencapai batasnya. Metoda baru harus dikembangkan yang menilai motivasi dan kemampuan pemecahan masalah praktis untuk meningkatkan kekuatan prediksi tes intelegensia Rita L.Atkinso, Pengantar Psikologi edisi ke 11. ,jil.2, Interaksara,tt,h. 183 .

8 Danah Zohar,Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ ; Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Penerjemah: Rahmani Astuti, Ahmad Nadjib Burhani, Ahmad Baiquni, (Bandung: Mizan Pustaka, 2001).h.4 9 Ary Ginanjar, ESQ 10 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah

También podría gustarte