Está en la página 1de 10

KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar yang ditunjukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian yang kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Secara spesifik, dengan pendidikan peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara. Sehingga dapat tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat mempengaruhi proses perubahan sosial suatu individu dalam bermasyarakat dan akhirnya pendidikan akan dapat membangun bangsa dan negara di era globalisasi ini. Berdasarkan faktanya, orang yang sekolah akan mendapat status sosial tinggi di masyarakat dari pada orang yang tidak sekolah atau berpendidikan tinggi. Hal semacam itu harus kita jauhkan dari pemikiran kita karena sebenarnya pandangan seperti itu sudah tidak baru lagi yaitu sudah ada sejak Sarekat Islam(SI) dalam pimpinan Tan Malaka, salah seorang legenda pergerakan nasional. Jadi akan sangat berlebihan jika menganggap ide seperti itu sebagai suatu terobosan sebab tidak akan ada botol baru untuk kecap yang sama. Di era globalsasi ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian pesat. Ekonomi mengalami pasang surut berganti-ganti sulit diprediksi. Kontelasi kekuasaan politik juga berubah-ubah. Kita sudah tidak lagi hidup dengan anggapan lama yaitu tentang dunia yang teratur dan harmonis, melainkan hidup dalam tidak keteraturan dan kecenderungan chaos. Jadi hal semacam hanya dapat diatasi oleh orang-orang pikirannya terbukadan orang yang selalu belajar untuk hal-hal baru. Bukanlah orang-orang yang siap pakai yang dapat memanfaatkan dan berhasil untuk mengarahkan perubahan. Seperti di televisi pernah ditayangkan setelah lulus

SMP dianjurkan untuk melanjutkan ke sekolah kejuruan. Dengan demikian, sekolah di tingkat manapun yang tetap menjalankan pendidikan dengan orientasi siap pakai untuk para pelajarnya tidak akan berhasil untuk mengemban misi sebagai agent of change tetapi sekedar consumer of change dalam mengantisipasi masa depan(menuju masyrakat modern).

Banyak yang berpendapat dan berpikiran bahwa dengan adanya pengaruh pengaruh dari adanya globalisasi akan membawa kepada kematian dari Negara-bangsa (nation-state) dan hal ini disebabkan karena adanya anggapan yang kuat bahwa proses dari globalisasi akan mengarah kepada dominasi ekonomi global yang dibawa oleh TNC (transnational corporations) yang menjadikan batasan batasan tidak lagi menjadi hal yang relevan. Didalam globalisasi, peran dari aktor aktor non-state mulai menjadi penting dan cukup besar seperti halnya MNC (Multi National Corporation) yang mempunyai peran yang dominan dan menjadikan state dianggap sebagai mediator dan tidak mempunyai wewenang didalamnya. Tidak saja kaum hyper globalis yang beranggapan seperti itu, bahkan anti globalis juga beranggapan demikian namun anggapan tersebut merupakan anggapan yang salah dan pemahaman yang sangat dangkal dalam menangkap esensi dari rumitnya hubungan antara globalisasi dengan Negara-bangsa (nation-state). Tidak ada yang menyangkal adanya dominasi dari oleh TNC (transnational corporations) dalam berbagai hal yang membawa kepada tantangan untuk mengejar pembuatan kebijakan ekonomi yang independen dan juga mempromosikan kebijakan redistribusi, namun hal tersebut dianggap kurang tepat untuk menyimpulkan apakah Negara-bangsa (nation-state) akan lenyap atau menjadi tidak relevan lagi. Globalisasi yang dipercaya akan dapat melenyapkan Negara-bangsa (nation-state), dalam kenyataannya anggapan tersebut tidak menjadi kenyataan dan globalisasi nyatanya gagal untuk melenyapkan Negara-bangsa (nation-state). Nyatanya Negara-bangsa (nation-state) tidak mengalami reduksi, malah setiap Negara Negara memberikan respon respon tersendiri terhadap globalisasi yang mendorong Negara menjadi lebih kuat. Batasan batasan yang menjadi irrelevant seperti didalam konteks perpindahan tenaga kerja, barang

dan arus kapital transnasional masih dianggap dapat dikontrol dengan baik oleh negara negara di dunia seperti yang diutarakan oleh Kavaljit Singh dikarenakan sebenarnya garis batasan dan bentuk nation-states masih Nampak yang tetap menjadikan nation-state sebagai aktor utama didalam berlangsungnya proses globalisasi. Terdapat lima factor yang menjadikan Negara Negara menjadi makin kuat seperti yang telah dijelaskan oleh Kavaljit Singh didalam artikelnya Does Globalization Spell the End of Nation-State? factor yang pertama adalah Negara Negara menciptakan kebijakan kebijakan untuk menanggapi globalisasi seperti halnya sebagian pemerintah ada yang memperbolehkan TNC (transnational corporations) mengambil alih asset didalam negeri dan juga melarang asset didalam negeri diambil alih oleh TNC (transnational corporations) dan mengakusisi asset didalam Negara tersebut sehingga entitas didalam negeri dapat bersaing dengan TNC (transnational corporations). Berbeda dengan Negara Negara yang termasuk kedalam Negara maju yang mengambil langkah langkah kebijakan proteksi untuk menjaga dan mempertahankan sector ekonomi domestic. Factor yang kedua adalah dengan adanya ekonomi terbuka maka pengurangan atas anggaran dari pemerintah Negara tidak terjadi dan dengan adanya hal tersebut menjadikan beberapa Negara yang terintegrasi sangat baik makin meningkatkan anggaran pengeluaran mereka bukannya malah menurunkan pengeluaran mereka seperti halnya Negara Negara maju yang mengerahkan anggaran pengeluaran setengah dari pendapatan Negara. Ketiga adalah menurunkan globalisasi ke privatisasi ternyata tidak mereduksi intervensi Negara dan malah membawa kepada regulasi Negara untuk membentuk adanya peraturan otoritas, kebijakan kompetisi, pembentukan norma, dan kebijakan kebijakan lainnya seperti yang ada didalam buku Shrinking the States yang diciptakan oleh Harvey Feigenbaum yang memeriksa progam privatisasi dari kepemerintahan Margaret Thatcher di United Kingdom yang menjelaskan dimana dibawah kepemerintahan Thatcher menyebabkan pengurangan peran pemerintah dalam ketentuan langsung dari layanan layanan seperti halnya pelistrikan, telepon, dan juga perairan namun dengan adanya hal tersebut maka negara dapat memiliki kekuatan untuk memastikan keperluan privat tidak dapat dieksploitasi oleh penggunanya dan menjadikan tidak adanya pengurangan intervensi negara.

Faktor yang keempat adalah terjadinya perluasan kekuatan represif dari suatu negara yang menyebabkan peran negara dalam kegiatan ekonomi mengalami penurunan namun disisi lain peran negara mengalami perluasan dalam sektor yang lain, dan yang terakhir adalah the term deregulation could be misleading as semantically it means re-regulation (Singh. 2005: 167-169) yaitu deregulasi yang secara semantik salah diartikan menjadi reregulasi seperti halnya permintaan modal regulasi global yang kuat dari perdagangan serikat bersikeras memegang deregulasi upah dan pasar tenaga kerja Seperti yang sudah penulis jelaskan diatas meskipun peran dari TNC (transnational corporations) di dalam berlangsungnya globalisasi ini sangat mendominasi, namun negara masih menjadi peran utama dalam berlangsungnya globalisasi dikarenakan keberlangsungan dari TNC (transnational corporations) tersebut masih didalam ketentuan dan otoritas dari negara seperti halnya kebijakan dan juga regulasi regulasi. Meskipun demikian, negara dan juga dari TNC (transnational corporations) yang muncul didalam berlangsungnya globalisasi tidak dapat dipisahkan dikarenakan didalamnya terdapat hubungan timbal balik seperti halnya dari TNC (transnational corporations) yang berperan sebagai fasilitator didalam infrastruktur negara. Otoritas dari sebuah negara menjadi sebuah alat menstabilkan proses tersebut yang diciptakan oleh globalisasi seperti yang diungkapkan oleh Singh (2005:170) negara memainkan peran penting dalam kemajuan dan keberhasilan globalisasi kontemporer, karena dunia ekonomi masih diperintah oleh negara-bangsa, dan dengan hal ini dapat kita lihat ketika kedaulatan negara yang stabilitas politiknya lemah akan cenderung menimbulkan pergolakan dari kaum fundamentalis yang mengatasnamakan identitas etnis yang dapat menciptakan konflik etnis sehingga masuknya banyak intervensi asing yang ikut menyelesaikan masalah dapat membuat kedaulatan dan juga otoritas negara menjadi melemah.

Pendidikan akan mempengaruhi perilaku sosial suatu individu yang mengakibatkan perubahan-perubahan sosial. Pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik

memasuki masyarakat masa depan. Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut. Ciri-ciri masyarakat masa depan: 1. Globalisasi Globalisasi berasal dari kata global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatanya. Sehingga menjadikan dunia sebagai satu kesatuan dan dunia seakan-akan menjadi sempit dan tak menghiraukan batas-batas negara. Misalnya, peristiwa suatu negara dapat tersebar keseluruh dunia. Peranan factor-faktor globalisasi meliputi 4 bidang yaitu, a. Bidang iptek, misalnya adalah komputer, satelit dan lainnya. Perkembangan teknologi ini sangat cepat yang mengakibatkan bumi semakin sempit dan transparan. Bahkan mampu memberikan orientasi baru dalam bersikap dan berfikir. b. Bidang ekonomi, mengarah pada ekonomi regional dan global. Misalnya, NAFTA AFTA, dan lain sebagainya. Akibatnya, menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedang dari ekonomi semakin kabur. c. Bidang lingkungan hidup, Indonesia yang mempunyai hutan tropis terbesar di dunia harus menjaga kelestarianparu-paru dunia misalnya, suah di tetapkannya kebijakan, reboisasi. d. Bidang pendidikan, dalam kaitannya identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya nusantara. e. Selain itu juga terdapat bidang lain yaitu bidang politik, hukum, dan hak-hak asasi manusia paham demokrasi. Misalnya, adalah pelaksanaan pemilu suatu negara dipantau langsung oleh negara lain, dengan mengirim para peninjau baik sebelum maupun sesudah pemilu. Ada semboyanthink globally but act locally, yang berarti harus disesuaikan dengan keadaan sekitarnya. 2. Perkembangan iptek yang semakin cepat Perkembanga iptek yang semakin cepat dapat berdampak positif ataupun negatif. Dampak positifnya, Memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. bahwa dalam menghadapi globalisasi itu menekankan perlunya berfikir dan berwawasan global namun

Sedangkan, dampak negatifnya akan muncul bila kondisi sosial-budaya belum siap menerima limpahan. Francis Bacon Ilmu adalah kekuasaan maka , teknologi merupakan kekuasaan atas: Manusia, kebudayaan, dan alam. 3. Arus Komunikasi Perkembangan komunikasi yang semakin padat dan cepat, misalnya yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, mendorong perkembangan masyarakat dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi. Seeriringnya perkembangan informasi dan komunikasi seakan-akan mampu mengisi dimensi ruang dan waktu. Unsur dasar proses komunikasi terdiri dari, sumber pesan, penyandian(encoding),Tranmisi pesan, saluran pembuka sandian(decoding), reaksi internal penerima ,dan gangguan(noise). 4.Peningkatan Layanan Profesional Dengan semakin meningkatnya dan meluasnya wawasan dan pengetahuan serta daya kritis, maka menuntut kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pelayanan profesional sangat dibutuhkan masyarakat demi meningkatkan mutu masyarakat Sehingga professional. Tuntutan bagi umat masa depan 1. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi.misalnya, memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan dan membiasakan berperilaku yang baik. 2. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat misalnya, menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam masyarakat dan memberikan pengetahuan dan ketrampilan. 3. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara misalnya,mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang kwajiban dan hak sebagai warga nnegara serta menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negar.. agar mencapai hasil yang optimal maka harus di imbangi dengan peningkatan kualitas tenaga

4. Pengembangan Peserata didik sebagai anggota umat manusia misalnya, meningkatkan tentang HAM dan pentingnya persahabatan antar bangsa. Dengan tuntutan masa depan dapat terbentuknya manusia modern dan terutama di arahkan pada ketanggapan terhadap masalah sosial. Politik, kultural dan lingkungan. Manusia mempunyai kreativitas , efisien dan etos kerja yang tinggi. Upaya mengantisipasi masa depan a. Perubahan Nilai dan Sikap 1. Cara perubahan nilai dan sikap seseorang meliputi, 2. Pembiasaan 3. Internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman 4. Keteladanan 5. Teknik klarifikasi Sedagkan proses internalisasinya meliputi 1. Penerimaan (receiving) 2. Penanggapan (responding) 3. Penilaian,penyakinan (valuing) 4. Pengorganisasian, konseptualisasi(organization) 5. Perwatakan(characterization) Antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap harus ada keserasian dan keselarasan, misalnya, dalam progam pendidikan muatan lokal dituntut untuk mampu melengkapi muatan nasional dengan memfilter pengaruh global. Selain itu di tinjau dari aspek berupa budaya dunia sehingga dapat memberi peluang keberhasilan. b. Pengaruh Budaya Dengan berkembangnya masyrakat menuju masyarakat modern yang perlu ditekankan adalah kemampuan memfilter budaya yang masuk , karma di zaman globalissi ini kita tidak mumgkin menutup diri terhadap pengaruh kebudayaan. Bila hal ini sampai terjadi pada kita , kita sebagii manusia yang gaptek dan tidak dapat memenuhi tuntutan zaman.Peranan pendidikan merupakan faktor penentu dalam membangun dan memperkuat ketahanan kebudayaan.

c. Pengembangan sarana pendidikan Setrategi pendidikan dalam menyongsong masa era globalisasi: 1. Pendidikan untuk pengembangan iptek misalnya, manufacturing 2. Pendidikan untuk pengembanga ketrampilan menegemen dan bahasa asing 3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan,lingkungan, KB,dan kesehatan 4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai (fisafat agama dan ideologi) 5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan misalnya pengelolaan pendidikan system formal dan nonformal untuk peningkatan mutu dan Sumber Daya Manusia (SDM).

KESIMPULAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhalak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, sehingga mampu mempengaruhi peruhahan sosial menuju masyarakat masa depan . Dengan pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi masa era globalisasi. Masa semacam ini harus kita taklukkan dengan pengetahuan dan melek tegnologi supaya kita bisa bersaing dengan dengan negaranegara lain. Upaya untuk mengantisipasinya melalui beberapa cara antara lain: perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan, dan pengembangan sarana pendidikan. Selain itu kita sebagai generasi penerus bangsa kita selalu siap untuk belajar hal-hal baru bukan sebagai tenaga yang siap pakai untuk kepentingan industri. Kesimpulan yang dapat penulis ambil disini adalah globalisasi yang memunculkan dominasi dan peran peran penting berbagai macam non-state actor seperti TNC (transnational corporations) dan MNC (Multi National Corporation) nyatanya tidak dapat menggantikan posisi negara sebagai peran utama didalam proses globalisasi, dengan adanya globalisasi malah mendorong negara untuk melakukan regulasi untuk mengatur fenomena dari globalisasi dan menahan efek efek negatif yang terjadi karena adanya globalisasi

DAFTAR PUSTAKA Tirtarhardja, Dr Umar dan DRS.S.La. Sulo.Pengantar Pendidikan. http://www.anneahira.com/faktor-penyebab-globalisasi.htm

También podría gustarte