Está en la página 1de 32

Pertemuan I.

Bertumbuh Menjadi Dewasa

1.1. Tindakan Pelaksanaan

1. Pembelajaran dengan metode konvensional.


2. Guru melakukan ceramah dan penugasan.
3. Memberikan materi pengayaan.
4. Mengobservasi tindakan awal permasalahan.
5. Melakukan pretest hasil kompetensi

1.2. Materi pengayaan

1.2.1. Pengertian Bertumbuh Menjadi Dewasa

Proses Pertumuhan Dewasa adalah masa-masa dari usia remaja menuju dewasa.

Pribadi yang dewasa adalah kematangan dalam segala aspek dengan konsep diri yang
positif dan mampu bertanggung jawab dengan teguh. Beberapa perubahan yang dialami seorang
remaja yang harus dipakahmi, ialah:

a. Fisik

Selain mengalami percepatan pertubmbuhan tinggi dan berat bada, remaja juga
mengalami kematangan seksual.

Laki-laki: mulai mengeluarkan sperma bening, tubuh menjadi lebih jantan, suara menjadi
besar dan serak dan bulu/rambut di bagian badan tertentu.

Perempuan: Loncatan sel telur (ovulasi), menstruasi, pemontokan pada bagian-bagian


seksual, dan perubahan cara berjalan (lebih gemulai).

b. Social

Seorang remaja terdorong oleh rasa social untuk bergabung dengan teman-teman
sebaya dalam suatu kelompok. Yang tadinya hanya dengan anggota keluarga mulai
bergabung dengan kelompok yang lain yang sebaya, yang dapat saling bertukar pikiran.
Sebenarnya tindakan ini sebagai usaha mencari nilai-nilai terbaru. Kalau ini tidak
dipantau dan dibatasi dapat berdampak pada pergaulan bebas yang sangat berbahaya.

c. Intelektual

1) Mulai bersikap kritis, tidak lagi mau menerma begitu saja perintah-perintah atau
peraturan tanpa harus lebih dahulu mengetahui alasannya.

2) Mulai mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri mengenai arti hidup, cinta,
kebenaran, keadilan bahkan Tuhan. Kalau ini tidak diarahkan dengan baik dapat
membuat anak jadi pemberontak dan meninggalkan ibadah.

d. Emosional

1
1) Keinginan untuk tampil dewasa dan kesadaran bahwa dirinya belum pencapaian
kedewasaan. Perasaan belum mapan ini menimbulkan kegelisahan, mudah tersinggung,
kesal, tertekan dan marah.

2) Tidak rela diperlakukan seperti anak kecil, dan merasa tersanjung malu jika
diperlakukan sebagai orang dewasa.

3) Kritikan atau celaan ditanggapi secara sungguh-sungguh dan dimasukkan ke hati, lalu
ditafsirkan sebagai ejekan atau meremehkan. Kalau tidak diarahkan dengan baik dan
benar dapat mengakibatkan kemungkinan, minder (tidak percaya diri) atau sombong.

1.2.2. Ciri – ciri umum kepribadian

Dewasa Tidak Dewasa


ASPEK FISIK
1. Menerima hal-hal yang tidak bisa diubah 1. Tidak puas dengan cirri-ciri fisik yang
dan cirri-ciri fisik yang ada sejak lahir ada sejak lahir, warna kulit, kondisi
mulai ujung rambut sampai ujung jari kaki. rambut, bentuk muka, dan sebagainya,
iri melihat penampilan fisik orang-orang
lain.
2. Menempatkan seks pada proporsi yang 2. Memiliki sikap tidak sehat terhadap
wajar (hubungan seks terjadi secara legal seks: mengagungkan seks, diperbudak
dengan orang yang dikasihi dan mengasihi) oleh seks.
3. Dapat memilih makanan yang memenuhi 3. Tidak dapat memilih makanan yang
persyaratan gizi yang baik. memenuhi persyaratan gizi yang baik
4. Memiliki keseimbangan antara bekerja dan 4. Tidak memiliki keseimbangan antara
istirahat. bekerja dengan istirahat: terlalu banyak
bekerja atau terlalu banyak
istirahat/santai.
ASPEK SOSIAL
1. Memiliki teman baik pria maupun wanita 1. Iri terhadap pria, wanita, tidak bisa
bergaul akrab dengan sesame jenis atau
lawan jenis.
2. Dapat bergaul dengan teman sebaya 2. Sombong, tidak bisa bergaul atau hanya
maupun yang beda usia (lebih muda dan bergaul dengankelompok usia tertentu.
lebih tua)
3. Tidak terpengaruh oleh teman sebaya. 3. Terpengaruh oleh teman sebaya
4. Melihat dari sudut orang lain, dapat 4. Melihat hanya dari sudut pribadi, tidak
merasakan sukacita/dukacita orang lain. mampu menghayati dinamika
pergumulan orang lain.
5. Melihat apa yang baik pada orang lain, 5. Iri atas keberhasilan orang lain, merasa
memberikan pujian untuk hal-hal baik yang terganggu ketika orang lain
ada pada orang lain. menceritakan keberhasilannya.
6. Objektif dalam menilai diri sendiri dan 6. Usil dengan persoalan orang lain,
orang lain, mengakui kalah ketika memang menjelek-jelekkan orang lain sehingga
kalah menimbulkan kesan hanya diri sendiri
yang lebh baik
7. Menghormati orang tua, tetapi tidak 7. Bergantung pada orang tua dan orang
bergantung pada mereka. lain.
8. Memiliki rasa humor, mampu 8. Membuat lelucon atas diri orang lain,

2
menertawakan diri sendiri. tetapi bukan atas diri sendiri.
9. Bertanggung jawab atas kesalahan pribadi 9. Memaki orang lain atas kesalahan
pribadi.
10. Dapat menyesuaikan diri dan 10. Yakin bahwa orang-orang
menempatkan diri. menentangnya.
11. Senang atas keberhasilan orang lain. 11. Senang atas kegagalan orang lain.
12. Dapat mempercayai orang lain. 12. Tidak dapat mempercayai orang lain.
13. Sabar mendengarkan cerita orang lain. 13. Tidak sabar mendengarkan cerita orang
lain.
14. Bisa dekat dengan orang lain dan membina 14. Ingin dekat dengan orang lain, tetapis
kerukunan. elalu mendendam dan mencemburui.
ASPEK EMOSI
1. Dapat mengontrol emosi, mengekspresikan 1. Tidak dapat mengontrol emosi, tetapi
emosi dengan cara yang tepat, terhadap dikontrol emosi, mudah tersinggung,
orang yang tepat, dengan alasan yang tepat merasa pahit, mengekspresikan emosi
pada waktu yang tepat. dengan cara yangmerusak diri sendiri
atau orang lain.
2. Percaya pada diri sendiri. 2. Kurang percaya diri.
3. Bebas dari iri hati. 3. Iri hati.
4. Dapat menunggu untuk mendapatkan apa 4. Apa yang diinginkan mau didapatkan
yang diinginkan pada saat itu juga.
5. Memiliki emosi yang wajar dan dengan 5. Memiliki emosi yang tidak wajar, malu
kadar yang sesuai: malu, takut, rasa berlebihan dan tidak tahu malu, penakut,
bersalah. dikejar rasa salah sampai mengganggu
fungsi sehari-hari.
6. Tidak merasakan kesepian walaupun 6. Mudah merasa kesepian walaupun di
sendirian. tengah keramaian.
ASPEK INTELEKTUAL
1. Dipimpin oleh akal sehat 1. Tidak dipimpin oleh akal sehat: curiga,
berpikir negative dan pesimis.
2. Dapat bekerja sampai selesai/tekun. 2. Menunda pekerjaan dengan alasan yang
dibuat-buat.
3. Hidup dalan dunia realitas. 3. Hidup dalam dunia mimpi.
4. Melihat ke masa depan. 4. Terpaku pada masa lampau.
5. Menarik manfaat dari kegagalan/kesalahan 5. Tidak mau belajar dari
kegagalan/kesalahan.
6. Rajin, mau berusaha 6. Malas, menunggu perubahan nasib
terjadi dengan sendirinya.
7. Memiliki inisiatif. 7. Tidak memiliki inisiatif.
ASPEK MORAL SPIRITUAL
1. Menerima nilaimoral yang berlaku 1. Mengabaikan nilai moral demi
universal untuk kebaikan semua: jujur, kepentingan diri sendiri.
tanggung jawab, keberanian, keadilan,
kebenaran, komitmen, kepedulian,
kesetiaan, kesabaran, toleransi, kerjasama,
integritas, menghormati hak orang lain,
pengorbanan untuk sesuatu yang
luhur/mulia.
2. Berbuat pada orang lain. 2. Tidak berbuat baik pada orang lain.
3. Takut akan Tuhan. 3. Lebih takut kepada manusia atau hal-hal

3
gaib daripada kepada Tuhan.
4. Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. 4. Tidak memiliki hubungan pribadi
dengan Tuhan berhubungan dengan
Tuhan melalui perantara.
5. Menggunakan hidupnya untuk memuliakan 5. Menggunakan hidupnya untuk
Tuhan. kesenangan diri sendiri atau menuruti
petunjuk orang lain.
6. Bersyukur untuk apa yang dimiliki. 6. Tidak puas dengan apa yang dimiliki,
selalu ingin memiliki lebih banyak harta
dan kuasa.
7. Tahan menderita secara wajar. 7. Tidak mau menderita sedikitpun.
(menganut prinsip-prinsip hedonisme)
atau menikmati penderitaan.
1.2.3. Minat-minat Remaja

Minat-minat remaja yang sering terjadi dan nampak, adalah:

a. Minat rekreasi:

1) Permainan olah raga 6) Membaca

2) Bersantai 7) Menonton

3) Bepergian 8) Radio dan kaset

4) Hobi 9) Televise

5) Dansa 10) Melamun

b. Minat sosial:

1) Pesta 5) Menolong orang lain

2) Minum-minuman keras 6) Peristiwa dunia

3) Obat-obatan terlarang 7) Kritik dan pembaharuan

4) Percakapan

1.2.4. Sebab-sebab umum pertentangan remaja dan keluarga.

Menurut tradisi, masa remaja adalah periode dari meningginya emosi. Namun, hanya sedikit bukti
menunjukkan bahwa ini universal atau menonjol seperti anggapan orang pada umumnya. Hubungan
antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja, meskipun
hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya masa remaja, terutama hubungan-
hubungan remaja putrid dengan anggota-anggota keluarga. Sebab-sebab umum pertentangan keluarga
selama remaja:

a. Standar perilaku c. Hubngan dengan saudara kandung

b. Metode disiplin d. Merasa jadi korban

4
e. Sikap yang sangat kritis h. Memberontak terhadap sanak keluarga

f. Besarnya keluarga i. Masalah palang pintu.

g. Perilaku yang kurang matang

1.2.5. Konsekuensi Usaha Untuk Memperbaiki Kepribadian

Konsekuensi usaha untuk memperbaiki kepribadian, yakni:

a. Harus menentukan ideal-ideal yang realistic dan dapat mereka capai.


Kalau tidak, ia pasti akan mengalami kegagalan dan bersamaan dengan
itu mengalami perasaan tidak mampu, rendah diri dan bahkan menyerah
bila ia menimpakan kegagalannya pada orang lain.
b. Remaja harus membuat penilaian yang realisitik mengenai kekuatan dan
kelemahannya.
c. Remaja harus memkpunyai konsep diri diri yang stabil.
d. Remaja harus merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai dan
bersedia memperbaiki prestasi-prestasi di bidang-bidang yang mereka
anggap.

1.2.6. Identitas Kaum Muda

Identitas berhubungan dengan tahapan perkembangan hidup seseorang dalam


mendapatkan pengakuan, harga diri dan orang macam apakah dirinya. Pada masa muda
seseorang, bergulat dengan masalah makna, gaya hidup dan hubungan dengan orang lain.
Pada masa inilah seorang muda mulai menemukan dan mengambil tanggung jawab pribadi,
untuk mnengarahkan hidupnya sendiri.

a. Alasan bahwa identitas merupakan tahap sentral selama masa muda:

1) Masa muda merupakan waktu genting bagi perkembangan kognitif.


2) Refleksi kognitif memungkinkan orang muda menyimak sejarah hidup
mereka sendiri lebih langsung.
3) Mengalami kompleksitas yang semakin besar.

b. Ada 4 kelas kategori, identitas dimana seseorang yang masih muda masuk dalam satu
kelompok atau kategori tersebut:

1) Penutupan identitas. Seseorang yang masuk dalam kategori ini ialah seorang
yang terlibat pada kerangka tertentu atau mitos, seringkali akibat dari orang
tua, sehingga tidak terbuka untuk menyelidiki atau mempermasalahkan
keyakinan atau kepercayaan tersebut.
2) Kekaburan identitas Di sini seseorang tampak tidak berusaha untuk mencari
dan menemukan identitas. Pasif dan pasrah pada keadaan dan situasi, yang
sudah barang tentu semakin tidak berpihak oleh kompleksitas yang kian
menuntut keaktifan personal.

5
3) Peninjauan kembali Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang
yang berada dalam tahap krisis, dan sedang mencoba mengatasi krisis lewat
peninjauan kembali, berbagai pilihan dalam hidup mereka.
4) Pencapaian identitas Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang
yang mengalami dan mengatasi krisis lewat peninjauan kembali, berbagai
pilihan dalam hidup mereka, dan kini mulai merasa aman dalam hidup
mereka yang dewasa dan mandiri.

c. Di lain pihak, seseorang yang belum menemkan identitas, akan melakukan mekanisme
pertahanan, untuk mengurangi kecemasan yang diakibatkan kekaburan identitas. Mekanisme
pertahanan yang umum ditempuh ialah:

1) Pelarian diri sendiri Bertujuan untuk mengimbangkan rasa kabur yang


merasuki hidup mereka, seperti: pesta, mabuk, kutu buku. Pada pokoknya
pelarian itu mencakup kegemaran yang berlebihan.
2) Menemukan nilai pengganti Mereka mencari dan menemukan kepuasan
dalam peran-peran tertentu, bisa negative bisa juga positif, seperti atlet
berprestasi, petinju, pemimpin atau pelajar teladan. Nilai pengganti ini dapat
membuat mereka mengidentifikasi diri secara berlebihan dengan perkara
tertentu yang memberikan identitas, pengganti kesibukan yang menyita
seluruh waktu, memberikan kepadanya nilai pengganti yang diterima
masyarakat untuk identitasnya yang baru.
3) Melibatkan diri dalam tindakan melanggar hukum Mereka telah berpikir
bahwa keadaan mereka yang tanpa makna adalah sah dan wajar. Jadi ketidak
bermaknaan diri dilegitimasikan dengan tingkah laku tanpa makna pula,
seperti berjudi, mengkonsumsi narkoba, membuat keonaran dan sebagainya.

1.3. Kondisi Awal

Jelaskan pendapatmu tentang makna dari proses bertumbuh menjadi dewasa? Jelaskan juga tentang hal-
hal apa saja yang tidak boleh dilakukan atau dilarang menurut agama kristiani jika kalian mengalami
proses tersebut ?

6
1.4. Pretest

Soal

1. Jelaskan arti dewasa


2. Jelaskan yang diharapkan orang tua dan pendidik bagi anak yang sudah dewasa
3. Sebutkan enam aspek yang mempengaruhi perkembangan bagi manusia
4. Jelaskan enam aspek yang mempengaruhi perkembangan bagi manusia

1.5. Instrumen Penilaian

1.5.1. Penilaian Awal

No Nama Nilai

1.
2.

1.5.2. Pretest

No Nama Nilai

1.
2.

1.5.3. Penilaian Sikap

Kategori Penilaian
No Nama Tanggung Nilai
Religius Disiplin Toleransi
Jawab

7
Skor Deskripsi Predikat

Apabila selalu menunjukkan sikap SB (Sangat


4
sesuai aspek sikap Baik)
Apabila sering menunjukkan sikap
3 B (Baik)
sesuai aspek sikap
Apabila kadang-kadang menunjukkan
2 C (Cukup)
sikap sesuai aspek sikap
Apabila tidak pernah menunjukkan
1 K (Kurang)
sikap sesuai aspek sikap

8
Pertemuan II. Kedewasaan dalam segala aspek

2.1. Tindakan Pelaksanaan

1. Pelaksanaan metode tanya jawab.


2. Pembentukan kelompok tanya jawab.
3. Diskusi persoalan yang dikompetisikan dalam tanya jawab.
4. Membuat persoalan diskusi tanya jawab.
5. Melaksanakan kegiatan tanya jawab.

2.2. Materi Pengayaan

2.2.1. Kedewasaan Fisik

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang diawali dengan masa puber. Salah satu
indicator kedewasaan seseorang adalah pertumbuhan fisik. Kedewasaan fisik dalam arti tersebut,
tidak menunjukkan kedewasaan dalam segi emosi dan pola pikir. Pada masa pertumbuhan, tubuh
manusia seperti tanaman yang akan menjadi layu apabila tidak dirawat. Supaya tubuh manusia
menjadi sehat, bertumbuh dan berkembang, manusia harus mengkonsumsi makanan dan
minuman bergizi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, merokok, diet
yang berlebihan dan bergaya hidup seks bebas. Tubuh merupakan karya Tuhan yang harus
disyukuri keberadaannya. Karena itu, pelihara dan jagalah kesehatan tubuh. Manusia secara
individual adalah karya Allah secara khusu dan istimewa, beda dengan semua orang yang ada di
muka bumi ini. Tuhan merencanakannya sedemikian rupa menurut kekayaan kreasi-Nya sendiri.
Jadi setiap orang harus menerima dan banggsa dengan dirinya sendiri secara positif dan bernilai
kristiani.

Beberapa keberadaan diri yang harus diterima dan disyukuri:

1. Jenis Kelamin
Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu
laki-laki harus menerima diriny sebagai laki-laki dan perempuan menerima
dirinya sebagai perempuan (1 Kor 6:9-10).
2. Fisik
Kita harus menerima dan beryukur atas tubuh yang Tuhan berikan, baik
semp[urna atau tidak, semuanya harus menjadi alat di tangan Tuhan (Mat
5:29). Jadi tubuh yang sempurnapun tidak bernilai lagi jika digunakan pada
hal-hal yang tidak benar.
3. Paras atau kecantikan
Kecantikan atau ketampanan fisik itu relative. Tetapi kecantikan atau
ketampanan batiniah itu standard an tidak membosankan. Fisik harus dirawat
dan dijadikan bait atau rumah bagi Roh Allah (1 Kor 3:16), bukan jadi
kelinci percobaan bagi segala alat-alat kecantikan.
4. Keterbatasan

9
Manusia adalah makhluk terbatas, tidak sempurna, tetapi keterbatasan dapat
diperkecil atau dipersempit. Orang yang tidak cepat mnangkap pelajaran,
dapat mengulang berkali-kali, orang yang ekonominya terbatas dapat
berusaha memperbaikinya dengan menerima lebih dahulu keterbatasan yang
ia miliki. Keterbatasan harus diterima supaya tidak tergoda untuk putus asa
atau dirasuki ambisi berlebihan.
5. Akibat kecelakaan
Karena keterbatasan, manusia dapat mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu
bermacam jenisnya, dan bervariasi akibatnya. Kecelakaan kerja atau lalu
lintas dapat mengakibatkan cacat fisik atau bahkan merusak alat produksi,
seperti mandul atau impotensi. Kecelakaan mental akibat perlakuan buruk
seperti perkosaan dan perlakuan kejam dari orang lain dapat mengakibatkan
trauma bahkan putus asa. Seseorang Kristen harus mampu menerima
kenyataan dengan keyakinan Tuhan Yesus sanggup membebaskan kita dan
memulihkan keberadaan kita secara utuh.

Orang dapat menerima keberadaan dirinya secara utuh, itulah yang memuliakan Tuhan;
Tuhan memberkati dan memakai dirinya sebagai alat atau saluran kasih dan kuasa Tuhan bagi
oprang lain. Orang yang menerima keberadaan dirinya dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan akan dihibur, dikuatkan dan dijamin masa depannya (Yer 29:11).

2.2.2. Kedewasaan Emosi

1. Pengertian dan Bentuk Emosi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian Emosi, yakni: a. Emosi adalah luapan
perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat. b. Emosi adalah keadaan dan reaki
psikologi dan fisiologis yang bersifat subyektif. Bahasa lain emosi adalah eksprei perasaan
manusia. Jenis ekspresi perasaan atau bahasa manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi
yang terjadi di sekelilingnya. Ekspresi itu dapat diungkapkan dengan cara menangis, tersenyum
atau tertawa, cemberut, jengkel, marah dan lain sebagainya. Pada usia remaja, emosi memiliki
peranan penting. Pada usia ini tingkaty emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang
relative ingkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah terlihat cemberut.

2. Mengembangkan Emosi

Emosi merupakan suatu anugrah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia.
Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan
gembira, sedih, marah, cinta, dan lain sebagainya. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan
memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, sesorang memang
harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa. Iman Kristen tidakpernah melarang
orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota keluarga atau sahabat yang
meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namn, jangan sampai kesedihan itu sampai berlarut-
larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan sbagaimana mestinya, karena orang Kristen
memiliki Tuhan Yesus yang mengasihi, peduli, dan menerima diri manusia apa adanya (Ter
29:11; 1 Yoh 4:9-10).

10
3. Mengendalikan Emosi

Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi
menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaitu sikap mudah marah. Sikap ini
akan menjadi bentuk emosi yang negative. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam
Efesus Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab, maka jangan
sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya,
apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Ef
4:26).

4. Dampak Mengelola Perasaan

Perasaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut mempunyai arti mengembangkan
positif dan mengendalikan perasaan negative. Untuk dapat mengembangkan dan mengendalikan
perasaan seseorang harus menyadari bermacam-macam perasaan. Ada berbagai perasaan negatif,
di antaranya adalah kecemasan, kemarahan, ketidakberdayaan. Perasaan positif antara lain adalah
kehangatan, perhatian dan kompetensi. Dengan mengetahui kategori-kategori tersebut manusia
akan dimampukan untuk dapat menentukan emosi yang harus dikembangkan dan dikendalikan.

2.2.3. Kedewasaan Pola Pikir

Sebagai manusia yang sudah mampu berpikir operasional formal, seorang remaja harus mampu
berpikir kritis. Artinya mampu menganalisa segala sesuatu, keadaan, permasalahan dengan
pikiran yang sehat dan benar. Paling tidak ada empat pola pikir yang haru dikembangkan remaja
atau orang yang sudah mampu berpikir secara operasional formal, yaitu proaktif, kreatif, positif
dan komprehensif.

1. Pola Pikir Proaktif

Pola pikir proaktif terbentuk dari inisitif yang positif. Artinya segala inisiatif yang tibul dari
pikiran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara baik demi suatu kemajuan.

2. Pola Pikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan cara-cara, pengertian, penemuan, dan karya
seni yang baru. Intinya ada sesuatu yang baru yang dihasilkan melalui proses berpikir kreatif.
Dari yang belum ada menjadi ada danh dari yang lama menjadi baru. Tetapi sebagai manusia
dewasa, kita perlu mengembangkan kreativitas secara tepat dan benar. Hal ini perlu disadari
karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari etika. Tentu kita akan merasa bangga karena
teladan dan bukannya yang kreatif negative.

3. Pola Pikir Positif

Secara sederhana, manusia dibagi menjadi dua golongan: mereka yang berpikir positif dan
mereka yang berpikir negative. Golongan yang berpikir positif menghadapi hidup dengan penuh
semangat, selalu ada hal-hal baru yang menanti, tantangan yang harus dijawab, gunung yang
harus didaki. Pendek kata, mereka optimis, sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai
kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Golongan yang berpikir negative bersikap peimis,

11
selalu ada kekurangan dan cacat cela da4ri segala sesuatu. Dalam pertemuan untuk membahasa
masalah dan penyelesaiannya, orang- orang dari kelompok ini lebih sering terfokus pada beratnya
masalah, dan susahnya mencari dukungan. Ringkasnya mereka lebih cepat menyerah, bahkan
lebih sering sebelum usaha dilakukan.

Karakteristik orang dengan konsep diri positif:

a. Memiliki keyakinan terhadap pendapat dan sikapnya, serta bersedia


mempertahankannya, tetapi juga terbuka untuk mengubahnya jika
ternyata hal itu keliru.
b. Mampu bertindak benar.
c. Memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatai masalah walaupun
kenyataannya bisa saja tidak berhasil setelah dicoba.
d. Merasa setara dengan orang lain meski berbeda kemampuan, tidak
membanggakan diri atau menganggap diri rendah.
e. Sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain, paling
tidak bagi sahabat dan orang-orang yang dekat dengannya.
f. Menerima pujian secara wajar, tidak berlebihan ataupun terlampau
membanggakan apa yang sudah diraih.
g. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mengontrol atau
mendominasi dirinya.
h. Sanggup mengakui pada orang lain tentang berbagai perasaan yang ada
dalam dirinya menyangkut hal-hal positif mau pun negative. Dengan kata
lain, tidak malu mengakui adanya hal-hal yang kurang pada dirinya.
i. Menikmati hidupnya.
j. Peka terhadap kebutuhan ornag lain.

Karakteristik orang dengan konsep diri negative:

a. Peka terhadap kritik


b. Responsive terhadap pujan (berlebihan menanggapi pujian)
c. Hiperkritis, mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik.
d. Pesimis dan cenderung menghindari kompetisi sehat.

4. Pola Pikir Komprehensif

Pola pikir komprehensif adalah pola pikir yang terbuka, tidak ekslusif (tertutup). Di dalamnya ada
sikap menghargai pemikiran orang lain dan mampu menampung kepelbagaian. Pola pikir
proaktif, kreatif, dan positif juga menjadi bagian dari pol apikir komprehensif sebagai suatu pola
pikir yang utuh dan terbuka. Ketiga pola pikir itupun berkaitan erat. Pola pikir positif dan kreatif
mampu menciptakan pola pikir proaktif. Sdangkan pola pikir kreatif menimbulkan pola pikir
positif. Demikian pula sebaliknya, pola pikir positif akan dapat menumbuhkan pola pikir kreatif,
karena biasanya orang yang Positif Thinking akan mempunyai kehidupan yang menyenangkan.
Keadaan ini dapat merangsang kreativitas seseorang. Remaja dewasa yang bertumbuh secara fisik
dan emosi perlu diikuti dengan kedewasaan pola pikir dengan mengembangkan pola pikir
proaktif, kreatif, positif dan komprehensif di sekolah, keluarga, gereja, dan masyarakat.

12
2.2.4. Kedewasaan Sosial: “Menjalin Relasi dengan Sesama”

Faktor-faktor menjaln relasi dengan orang lain:

1. Faktor dari dalam (Aku)

Terjadinya relasi yang baik pada dasarnya dimulai dari diri sendiri (Aku). Aku mampu membuat
relasi menjadi baik atau tidak. Relasi akan menjadi baik ketika “Aku” mampu mempunyai prinsip
win-win thinking. Win-win thinking merupakan pola pikir yang membuat aku dan kamu menjadi
pemenang. Dengan kata lain, semua pihak merasa untung, mendapat penghargaan (dihargai)
keberadaannya oleh pihak lain. Dengan demikian, tidak ada orang yang merasa kalah, dirugikan,
tidak dihargai atau kecewa. Untuk itu, win-win thinking harus diterapkan untuk menjalin relasi.

2. Faktor dari luar (Kau)

Ketika “Aklu” menerapkan “win-win thinking” dan orang lain juga menerapkan prinsip yang
sama, relasi yang baik sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Namun, prinsip win-win
thinking yang kita miliki menjadi tidak seimbanga ketika orang lain menerapkan prinsip-prinsip
win lose thinking. Ini berarti relasi yang baik akan terjadi apabila semua pihak menerapkan win-
win thinking. Sulitnya, tidak semua orang dengan mudah menerima dan menerima prinsip ini.

3. Faktor Citra Baku

Ctra baku merupakan suatu pandangan yang ada pada seseorang atau masyarakat tentang suatu
hal danpandangan tersebut sudah melekat secara mendalam dalam pola pikirnya sehingga sulit
untuk diubah.

4. Faktor Komunikasi

5. Tanpa komunikasi yang baik, relasi tidak akan berjalan baik. Karena dengan komunikasi yang
baik, hal-hal yang menjadi penghambat relasi akan dapat dibongkar. Komunikasi menjadi baik
apabila terjadi sikap mengerti dan memahami apa yang menjadipesan dari pihak-pihak lain
walaupun memiliki paham atau pendapat yang berbeda.

Macam-macam relasi:

1. Pribadi-pribadi

2. Pribadi-kelompok

3. Kelompok-kelompok

Anak yang dididik dengan mau menerima sehgala perbedaan yang ada akanmenjadi anak
yangmempunyai rasa toleransi. Belajarlah untuk menerima perbedaan dalam menjalin sebuah
relasi. Demi terjalinnya relasi yang baik.

2.2.5. Kedewasaan “Takut Akan Tuhan”

1. Makna Takut Akan Tuhan

13
Pada umumnya orang selalu mengaitkan kata “Takut” dengan sesuatu hal yang bersifat
misteri seperti takut kepada hantu, kuburan, dan sebagainya. Namun, ada takut yang bersifat biasa
saja, seperti takut akan manusia, perampok, orang tua, guru. Menurut Esklopedi Alkitab Masa
Kini, secara teologis, “Takut” dijelaskan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Ketakutan yang kudus.


b. Takut diperbudak
c. Takut pada manusia, dan
d. Takut kepada yang disegani. Takut akan Tuhan masuk dalam kategori
pertama dan keempat. Takut akan Tuhan terdapat unsure penghormatan
dan keseganan. Penghormatan kepada Allah dengan menaati perintah-
perintahNya dan ketakutan inilah yang serng disebut dengan agama yang
sejati.

2. Alasan Takut akan Tuhan

Alasan-alasan untuk takut pada Tuhan dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Kita harus takut karena kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segala sesuatu dan segala
bangsa (Mzm 33:6-9).
b. Kuasa-Nya yang dasyat it uterus menopang unsur-unsur ciptaan, termasuk kita (Kel
20:18- 20; Mrk 4:39-41).
c. Kita menyadari kekudusan-Nya (Why 15:4)
d. Kesadaran akan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-8)
e. Berkat-berkat yang terus kita terima dari Dia, khususnya pengampunan dosa (Mzm
130:4).

3. Tanggapan dan sikap yangh Takut akan Tuhan

a. Bersekutu dan Beribadah

Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Kekristenan adalah masalah hubungan
persekutuan secara pribadi dengan sang Khalik didalam Yesus kristus. Kita sangat
membutuhkan persekutuan dengan Allah, melalui ibadah. Baik secara pribadi atau
bersama orang percaya lainnya.kelompok. ibadah dan persekutuan kita yang
palingbernilai di hadapan Allah, bukan ritualnya, melainkan perubahan hidup semakin
hari semakin baik dan berkenan kepada-Nya.

b. Hidup dalam sukacita

Tuhan Allah telah menebus kita dan mengampuni kita, bahkan memberi jaminan
keselamatan kita (Yoh 1:20, 3:16, 5:13; Luk 10:20; Kis 2:21; Rom 10:9; Ef 1:4; Why
7:17). Maka oleh jaminan ini, kita benar-benar menikmati sukacita, walau harus
menghadapi cobaan, tantangan, bahkan dukacita sekalipun, sebab jaminan keselamatan
jauh lebih besar dari semua itu (Flp 4:4).

c. Mengasihi dan mengampuni

14
Matius 22:37, 39, merupakan hukuman kasih dalam agama Kristen, yang mengajarkan
orang-orang percaya untuk mengasihi dan mengampuni. Mengasihi bukan dengan kata-
kata, teapi dengan perbuatan atau tindakan nyata. Mengampuni berarti juga bahwa kita
menerima dia kembali secara utuh dengans egala kekurangan yang ada padanya.

d. Bersaksi dan melayani

Sebelum Yesus Kristus terangkat ke sorga, Ia meninggalkan pesan, yang kta kenal
dengan Amanat Agung, yaitu supaya kita memberitakan Injil danmelayani untuk
menjadikan semua bangsa murid Kristus (Mat 28:19-20). Ia juga berpesan agar berkat
yang kita terima dengan Cuma-Cuma, kita harus memberinya pula dengan Cuma-Cuma.
Langkah-langkah untuk bersaksi: 1) Menginsyafkan manusia akan dosa.

2) Usaha manusia untuk selamat adalah sia-sia

3) Solusi hanya dari Allah sendiri

4) Jaminan masuk sorga

2.2.6. Kedewasaan Iman : Hikmat dan Iman

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bkti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman yang hidup adalah iman yang disertai dengan perbatan.
Perbuatan dalam kehidupan nyata manusia merupakan perwujudan dari iman yang baik.
Sebaliknya, iman yang mati adalah iman yang tidak disertai perbuatan. Hikmat adalah
kebijaksanaan. Hikmat lebih berharga dari permata, jauh melebihi emas, menjadikan hidup
manusia lebih baik karena terkanedung kekayaan budi yang tak ternilai harganya. Melalui
kekayaan budi, manusia pada akhirnya menjadi berguna bagi orang lain. Hikmat akan semakin
sempurna apabila dimiliki oleh orang yang rendah hati. Iman dan hikmat harus dimiliki secara
seimbang oleh manusia. Hikmat dapat memperkaya iman dan iman dapat menjadi dasar untuk
mengarahkan hikmay. Iman tanpa hikmat akan menjadi iman yang dangkal, sedangkan hikmat
tanpa iman akan menjadi hikmat yang tidak mempunyai titik akhir yang jelas.

Pada dasarnya ada 4 tipe manusia dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Orang beriman tapi tak berhikmat

2. Orang berhikmat tapi tak beriman

3. Orang tak beriman dan juga tak berhikmat

4. Orang beriman sekaligus orang yang berhikmat.

Orang Beriman menghadapi tantangan: Sebagai remaja ada beberapa bentuk tantangan yang
ditemui, antara lain:

1. Menyelesaikan proses belajar dan kewajiban sebagai pelajar dengan kritis dan bertanggung
jawab.

15
2. Mampu bersosialisasi dengan baik

3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam pergaulan dan dalam keluarga

4. Memenuhi target hidup dalam mewujudkan rencana hidup

5. Menghilangkan berbagai keraguan, ketakutan, prasangka, iri hati dan dendam.

Senjata menghadapi tantangan (Ef 6:10-20):

1. Ikat pinggang kebenaran,

2. Baju zirah keadilan

3. Kasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera

4. Perisai iman

5. Ketopong keselamatan

6. Pedang roh berupa Firman Allah

7. Doa setiap waktu di dalam roh

8. Permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.

2.2.7. Kedewasaan Iman: “Teladan Dalam Kebenaran dan Tanggung Jawab”

1. Apakah Kebenaran Itu? Kebenaran/Emet (dalam Alkitab) menyebutkan 3 makna, yaitu:

a. Kesesuaian dengan fakta: Sesuatu disebut Emet atau benar jika memang
sesuai dengan fakta, tidak hanya kata-kata.
b. Tidak salah atau menipu Menyatakan apa sesungguhnya, apa yang
seharusnya, tidak menambah atau mengurangi sesuatu
c. Kejujuran (Eltheia) Mengacu pada realitas Allah yang menyatakan diri di
dalam Tuhan Yesus Kristus.

2. Hukum Taurat

Tidak Membenarkan Hukum Taurat diberikan bukan sebagai jalan keselamatan, jalan kebenaran
atau jalan kehidupan. Hukum Taurat diberikan sebagai penuntun, pembimbing, petunjuk bagi kita
untuk bertemu dan mengakui Yesus Kristus, sebagai satu-satunya yang mampu menggenapi
hukum Taurat bagi kita.

3. Dibenarkan karena Iman

Kebaikan Tuhan kepada manusia dinyatakan dalam Yesus Kristus. Agar manusia mengakui
kebaikan Tuhan sebagai yang tidak tertara dan tidak berbanding, tidak direndahkan sebagai
barnag murahan, maka Allah memberikan hukum Taurat sebagai sesuatu yang tidak mungkin
dapat digenapi oleh manusia, agar manusia menerima anugerah Allah melalui iman kepada Yesus

16
Kristus yang menggenapi hukum Taurat bagi setiap orang yang datang dan menyerahkan diri
kepada-Nya. Jadi kita dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan atau oleh hukum Taurat
atau amal, kesalehan bahkan oleh kerajinan ke gereja. Amal dan kesalehan bahkan ibadah kita
haruslah sebagai pernyataan syukur atas anugerah Tuhan, bukan sebagai usaha untuk mencari
selamat.

4. Keteladanan Hidup

Keteladanan hidup orang percaya, bukan sebagai upaya atau usaha untuk beroleh keselamatan,
menutup diri atau kemunafikan sebagai upaya mengucap yukur buat semua yang telah Allah
perbuat, buat semua yang telah Allah rencanakan dalam hidup kita. Dengan kesadaran seperti
inilah kita tampilo sebagai terang, garam atau teladan bagi dunia.

5. Tanggung jawab

Kristen Setiap manusia pada dasarnya akandiminta pertanggung jawabannya selama hidup di atas
bumi ini, apalagi kita orang-orang yang sudah menerima kebenaran, kepada kita akan dituntut
pertanggung jawaban atas teman, saudara dan orang-orang di sekitar kita, jika kita tidak
memberitakan Injil keselamatan, bila kita tidak menjadi contoh atau teladan yang baik bagi
mereka.

2.2.8. Kedewasaan Karakter:”Remaja yang Kristiani”

1. Faktor-faktor yang berperan dalampembentukan karakter

a. Pola asuh orang tua


b. Pengalaman masa lalu
c. Norma masyarakat, dan sebagainya.

2. Nilai-nilai kristiani

Remaja yang kristiani dapat dilakukan dengan menjnalankan nilai-nilai kristiani, seperti:

a. Menghargai manusia lain Dalam menghargai orang lain juga terkandung


sikap mengasihi sesame. Orang yang kita hargai bukan saja orang
yangmempunyai kedudukan, jabatan, usia yang berada jauh di atas kita
tetapi juga orang-orang yang seringkali diremehkan oleh banyak orang.
b. Selalu berpikir positif. Dalam kisah antara Yesus dan perempuan berdosa
(Luk 7:36-50), Yesus tidak pernah memandang hina perempuan tersebut.
Yesus senantiasa berpikir positif dengan melihat sisi positifnya. Bahkan
Yesuspun menganggap bahwa perempuan tersebut memiliki kebaikan
yang melebihi orang Farisi.
c. Bersukacita dan mengucap syukur Dua sikap ini selaluberhubungan.
Sukacita merupakan bagian dari bentuk ucapan syukur. Sebaliknya
dalam ucapan syukur pun senantiasa ada sukacita. Ini bukan berarti
orang Kristen tidak dapat bersedih dan berduka. Kesedihan dan dukacita
jangan terlalu berlarut- larut, tetapi sesegera mungkin harus diganti

17
dengan sukacita dan ucapan syukur, karena hidup orang Kristen adalah
hidup untuk mengucapkan syukur (Flp 4:4).
d. Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Unsure yang paling
mendalam dalam kekristenan adalah percaya kepada Tuhan Yesus.
Tanpa pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tentu hal
itu tidak dapat disebut kekristenan. Sebab kata Kristen artinya Pengikut
Kristus.

Di samping keempat nilai-nilai kekristenan tersebut masih terdapat nilai-nilai kekristenan lain,
seperti mengampuni, belas kasihan, dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa:

1. Tiap manusia memiliki karakter yang baik dan buruk.


2. Karakter yang baik adalah pikiran, perkataan, perbuatan, dan sikap kita yang
dapat membangun dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang
lain.
3. Karakter yang buruk adalah pikiran, perkataan, perbuatan serta sikap kita
yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
4. Karakter yang buruk dapat dikurangi bahkan dihilangkan, tergantung pada
diri kita, apakah kita berubah atau tidak.
5. Remaja Kristen dimampukan oleh Roh Tuhan untuk mengubah karakter
buruk.
6. Remaja Kristen dapat dikenal melalui karakter yang mencermninkan dirinya
sebagai anak Tuhan; pada satu sisi mampu menghargai diri sendiri dan
dengan demikian orang lain dalam kekurangan dan kelebihannya.

2.3. Penilaian

2.3.1. Penilaian Proses Memberi Pertanyaan (Tanya-Jawab)

Setelah membaca dan memahami materi pada bab 2 ini dengan kelompokmu lakukan
pekerjaan berikut :

1. Buatlah 5 pertanyaan sesuai dengan pembahasan pada materi kedewasaan


dalam berbagai aspek.
2. Tukarkan pertanyaan yang telah dibuat pada point 1 kepada kelompok lain.
3. Setelah melakukan penukaran pertanyaan kerjakan persoalan yang telah
dibuat oleh kelompok lain.
4. Cocokkan hasil jawaban kalian dengan kunci jawaban dari pertanyaan yang
telah dibuat oleh kelompok yang membuat pertanyaan.
5. Lakukanlah protes terhadap kunci jawaban kelompok yang membuat
pertanyaan jika kalian tahu kebenarannya.

2.4. Instrumen Penilaian

2.4.1. Penilaian Proses Memberi Pertanyaan (Tanya-Jawab)

18
Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kebenaran persoalan yang di tanyakan

2 Ketepatan isi materi

3 Kebenaran Kunci Jawaban

4 Kedalaman Materi

Jumlah Skor

Nilai

Rubrik Penilaian

4 = Apabila sangat sesuai yang dikompetisikan.

3 = Apabila.sesuai yang dikompetisikan

2 = Apabila kurang sesuai yang dikompetisikan

1 = Apabila sangat kurang yang dikompetisikan

2.4.2. Proses Menjawab Pertanyaan

Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kebenaran persoalan yang di jawab

2 Ketepatan isi materi

3 Kebenaran Hasil Jawaban

4 Kedalaman Materi

Jumlah Skor

19
Nilai

Rubrik Penilaian

4 = Apabila sangat sesuai yang dikompetisikan.

3 = Apabila.sesuai yang dikompetisikan

2 = Apabila kurang sesuai yang dikompetisikan

1 = Apabila sangat kurang yang dikompetisikan

2.5. Penugasan

Buatlah sebuah makalah dan siapkan presentasi dengan mengambil judul :

1. Gaya hidup modern dan pengaruhnya dalam kehidupan keluarga.


2. Pandangan kristen tentang Keluarga

20
Pertemuan III. Gaya Hidup Modern dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Keluarga

3.1. Tindakan Pelaksanaans

1. Pelaksanaan metode tanya jawab Pembelajaran.


2. Pelaksanaan metode tanya jawab
3. Penilaian terhadap tindakan presentasi

3.2. Materi Pengayaan

3.2.1. Problematika yang dihadapi keluarga.

1. Kemajuan Komunikasi dan kemudahan pemerolehan informasi Kemajuan di bidang


teknologi komunikasi telahmembuat manusia dengan mudah mengakses berbagai
informasi, baik informasi yang bersifat positif maupun negative. Kemudahan memperoleh
informasi juga membuat kita cenderung tidak mengolah lagi seberapa jauh informasi
yang dierima itu benar dan baik. Keterbatasan membuat kita merasa harus bereaksi secara
cepat terhadap informasi yang kita dengar. Padahal untuk bersifat kritis, sebetulnya
dibutuhkan waktu untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan yang bertanggung
jawab.
2. Kecenderungan meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah dan teologi
feminis Hal yang harus diperhatikan bahwa dengan meluasnya peran dan aktivitas
perempuan, terutama dengan bekerja di luar rumah, hal itu memberikan dampak pada
kehidupan keluarga. Khususnya bagi perempuan yang menikah, sejak mengandung,
perannya sebagai pendidik, pertama dan utama bagi anaknya sudah dilaksanakan.
3. Bekerja tanpa henti Bekerja untuk menghasiokan uang dan sekaligus menjadi makna
hidup manusia. Semboyan “Waktu adalah uang” cenderung membius masyarakat masa
kini, terutama masyarakat kota, untuk menggunakan waktu sebanyak-banyaknya dalam
bekerja dan mebngejar berbagai benda yang menunjukkan bahwa mereka memiliki taraf
hidup yang modern. Ini menyebabkan hamper tidak ada waktu luang untuk beristirahat
ataupun rekreasi.
4. Gaya hidup modern Kita tidak dapat menghindar atau menyangkal bahwa modernisasi
merasuk ke segala aspek hidup manusia masa kini. Tidak dapat disangkal pula bahwa kita
diuntungkan oleh modernisasi ini. Perkembangan iptek yang pesat, toleransi, perjumpaan
antar budaya yang intern dan salingmenghargai. Namun, ada pula dampak negative,
pencemaran bumi, penjajahan dan eksploitasi dalam berbagai bentuk, pemanfaatan
teknologi untuk melakukan kejahatan, dan sebagainya.
5. Kekerasan dalam keluarga Tayangan media massa menampilkan agresifitas atau
kekerasan sebagai suatu hidburan yangmenyenangkan. Yang dimaksudkan dengan
kekerasan adalah kata-kata atau tindakan, serta pikiran kita yang menyebabkan orang lain
merasa tertindas dan menderita; dapat berbentukpemukulan, bentakan, kata-kata yang
meremehkan, kata-kata keras disertai makian, hukuman fisik dan berbagai siksaan
termasuk siksaan seksual, sikap yang melecehkan, dan lain- lain. Kekerasan juga hadir
dalam kelluarga yang dilakukan oleh suami terhadap istriatau sebaliknya, orang tua
terhadap anak atau sebaliknya, dan keluarga terhadap pembantu rumah tangga.

21
3.2.2. Menyikapi gaya hidup modern demi keharmonisan keluarga

Keluarga bagi anak-anak merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
mendambakan keakraban dan kehangatan, memupuk rasa percaya pada diri sendiri
dalampergaulan dengan orang lain maupun pengambilan keputusan dan tindakan sendiri. Peran
dan tanggung jawab orang tua dalam pembinaan iman ke[ada anak-anak adalah dengan memberi
pengajaran Kristen, dalam rangka menciptakan persekutuan hidup keluarga yang damai,
bersukacita dan sejahtera. Persekutuan dalamkeluarga merupakan sumber kebahagiaan hidup dan
nilai-nilai hidup yang sangat berharga. Orang tua harus bisa mengajarkan anak-anak untuk patuh
kepada segala sesuatu yang telah disepakati bersama dalam keluarga. Tujuan semua aturan dan
disiplin dalam keluarga tidak sekedar agar anak patuh kepada orang tuanya, melainkan
menjadikan aturan itu sebagai alat pengajaran.

3.2.3. Pandangan Kristen tentang Keluarga

Keluarga merupakan persekutuan (unit) terkecil dari masyarakat dan merupakan wadah
pembentukan karakter dan tingkah laku serta sikap yang perlu dimiliki oleh semua anggota
keluarga. Keluarga adalah hubungan social yang paling intim yang diikat oleh hubungan darah
dan perjanjian pernikahan, yang tidak terpisahkan selain dari kematian yang memisahkannya.

3.2.4. Dasar hidup keluarga

Ada beberapa hal pokok yang dapat menjadi pondasi kuat dalam hidup berkeluarga:

1. Memprioritaskan Kristus dalam hidup mereka


2. Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara suami istri, anak
terhadap orang tua, orang tua terhadap anak, serta antar seluruh anggota
keluarga.
3. Cinta kasih yang tanpa batas.
4. Sikap empati dan simpati antar sesame anggota keluarga.

3.2.5. Fungsi Keluarga

1. Reproduksi: keluarga adalah wadah resmi dan lahirnya anak yang memiliki
hak dilindungi secara hukum.
2. Pengaturan seksual: dalam keluarga baik istri maupun suami memliki hak
dan kewajiban melakukan hubungan seksual terhadap satu sama lain.
3. Sosialisasi: orang tua memiliki tugas mengajarkan anak tentang norma dan
nilai yang berlaku di masyarakat.
4. Afeksi: suami dan istri saling mengasihi dan menerima, orang tua
memberikan cinta kasih dan perhatian kepada anak.
5. Status: wanita mendapatkan tambahan “Nyonya” ketika ia menikah.
6. Perlindungan: anak-anak yang lahir, mendapatkan perlindungan dari orang
tua sampai ia menjadi cukup dewasa untk mandiri.
7. Ekonomi: suami biasanya bertanggung jawab mencari nafkah untuk
menghidupi istri dan anaknya, walaupun

22
3.2.6. Pandangan Kristen tentang Keluarga

1. Diawali dengan pernikahan

Pernikahan adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan yang diikat oleh kasih eros dan dipersatukan Tuhan dalam ikatan perjanjian di
hadapan jemaat-Nya.

2. Tidak boleh bercerai

Perceraian akan memberi dampak yang panjang, bahkan sampai pada turun temurun,
suatu ahrga yang terlalu mahal. Hanya untuk kepuasan sesaat, anak cucu akan dan
menanggungnya.

3. Keluarga adalah komunikasi

Kerajaan Allah Keluarga adalah komunitas terkecil dari Kerajaan Allah, atau sering
disebt miniature gereja. Suatu komuntas yang penuh kasih dan cinta damai, saling
menghargai, saling memiliki saling mempercayai dengan kesaksian yang tidak luntur
oleh masa dan cobaan. Suatu komuntas yangf hidup, yang aktif berkarya bagi Tuhan,
bagi gereja dan dunia. Ketika dikaruniai anak, anaknya jadi berkat, bertumbuh dan
berbuah dalam Kristus. Walau tidak dikaruniai anakpun tetap hidup rukun dan setia,
seperti hubungan Kristus dengan jemaatNya (Ef 5:23).

4. Kristus Sebagai Penguasa Keluarga

Walaupun suami sebagai kepala istri, tetapi bukan berarti suami jadi penguasa dalam
rumah tangga atau keluarga. Yesus Kristuslah Raja, gembala agung dan penguasa
keluarga, sebab Ia lah yang menjadi kepala dari suami (Ef 1:10; 4:15; 1 Kor 11:3). Jadi
suami sebagai kepala keluarga, tidak boleh bertindak sewenang-wenang sebab ia masih
memiliki kepala, yaitu Yesus Kristus yang berkuasa dan kasih pada setiap anggota
keluarga. Semua anggota keluarga harus bertindak dan bertanggung jawab kepada Tuhan
Yesus, sesuai kapasitas masing-masing.

3.2.7. Cinta Kasih Sebagai Hal yang Mengikat

Cinta kasih adalah kebutuhan emosi dasar bagi setiap manusia. Sebagai satu-
satunya makhluk yang memerlukan perawatan dan cinta kasih dari pihak yang lebih
dewasa. Seorang anak memang tidak mungkin bila lahir dan tumbuh sendiri. Saat lahir ia
tidak mampu mencari makanannya sendiri, tentu ia akan membutuhkan cinta kasih yang
mau memberi makanan kepadanya.

3.2.8. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Keluarga

1. Tanggung jawab ayah/suami:

a. Menjadi kepala keluarga (Ef 5:23)

23
b. Mengasihi dan mengayomi keluarga (Ef 5:25; Ams 31:21)

c. Memenuhi kebutuhan biologis istri (1 Kor 7:4-5)

d. Memenuhi kebutuhan rumah tangga (1 Tim 5:8)

e. Menjadi imam keluarga (Why 1:6)

2. Tanggung jawab ibu/istri:

a. Tunduk dan hormat pada suami (Ef 5:22)

b. Memenuhi kebutuhan biologis suami (1 Kor 7:4-5)

c. Mendukung pekerjaan suami (Ams 31:17-22)

d. Bendahara keluarga (Ams 31:14-16)

e. Menjaga nama baik (Ams 31:10-12,23,28).

3. Tanggung jawab anak:

a. Hormat dan patuh pada orang tua (ef 6:1-2; Ams 6:20-23; Titah V).

b. Berbakti pada orang tua (Ams 20:20; 30:17)

c. Memelihara dan merawat orang tua pada masa tuanya (1 Tim 5:8).

Dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen, orang tua harus:

1. Sebelum mengajarkan, orang tua harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan.

2. Setelah itu, orang tua mengajarkannya berulang-ulang

3. Membicarakannya ketika duduk, sedang dalam perjalanan, berbaring dan bangun

4. Mengikatkan sebagai tanda pada tangan dan lambang pada dahi

5. Menuliskan pada tiang rumah dan pintu gerbang.

Peranan dan tanggung jawab orang tua dalam pembinaan iman anak dapat dilakukan
dengan memberi pengajaran iman. Ada beberapa bentuk pembinaan iman sebagai suatu
kebiasaan yang dapat dilakukan orang tua dalam keluarga:

1. Melakukan kegiatan ritual dalam keluarga

2. Penggunaan aturan berupa perintah, larangan dan hukuman untuk mengendalikan


perilaku anak.

3. Cerita bagi anak, yaitu cerita yang mengandung pesan ajaran Kristen. Page 18

24
4. Menciptakan situasi lingkungan yang kondusif, seperti pemasangan symbol dan
gambar atau hiasan rumah yang bernuansa Kristen

5. Pengadaan buku, kaset dan alat music.

6. Selalu memberikan teladan yang baik kepada anak-anak

7. Memberi kesempatan kepada anak untuk belajar sendiri, serta menanamkan benih
untuk berdikari.

8. Membagi tugas kepada setiap anak untuk membantu keluarga

9. Memberikan kasih saying yang sama kepada semua anak.

3.2.9. Keluarga yang bertumbuh

1. Keluarga tidak ada tamatnnya

Berkeluarga bukan seperti menuntut ilmu di sekolah. Semua anggota keluarga: ayah, ibu
dan anak, terus harus saling mempelajari, saling mengerti, saling mencptakan suasana
harmonis samapi selama keluarga itu ada. Berkeluarga tidak ada lulus atau tamatnya.

2. Pergumulan anggota keluarga adalah pergumlan bersama

Pergumulan anggota keluarga harus menjadi pergmulan bersama. Ayah dan ibu
berkomunikasi dengn baik, jujur dan saling terbuka, anak-anak berkomunikasi dengan
baik, jujur dan terbuka kepada orang ta, tidak ada yang harus disembunyikan, semua
harus diatasi bersama-sama. Anak perempuan boleh terbvuka tentang masalah yang
paling pribadi dengan ibunya, jangan ada yangh menuntup diri.

Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam hal perghumulan bersama, yakni:

a. Komunikasi

Komunikasi antara anggota keluarga, harus terpelihara baik. Jika ada suatu permasalahan
atau selisih antar anggota keluarga harus segera diselesaikan, jangan sampai matahari
terbenam (Ef 4:26).

b. Keterbukaan

Masing-masing harus mengutarakan pergumulannya, untuk menjadi beban bersama.


Seorang diri harus menanggungnya tentu lebih berat daripada bersama-sama. Pergumulan
apa saja boleh diutarakan.

c. Rahasia bersama

Pergumulan anggota keluarga harus tetap menjadi rahasia bersama. Nama baik lebih
berharga dari emas atau perak.

25
d. Berdoa bersama

e. Pergumulan harus ada solusinya. Solusi terbaik dan pertama ialah, bersaat teduh
bersamasama, menyerahkan pergumulan bersama kepada Tuhan, ingat tidak ada
pencobaan atau pergumulan yang melampaui kekuatan manusia.

f. Saling mendukung

Masing-masing anggota keluarga harus saling menguatkan, memberi semangat, sukacita,


sehingga tidak ada yang merasa kesepian atau sendiri menanggung pergumulannya,
pergumulan anggota keluarga harus menjadi pergumulan bersama.

3.3. Penilaian

3.3.1. Penilaian Diskusi Kelompok

No Aspek Penilaian

Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Penguasaan Materi

2 Melaksanakan pembagian tugas

3 Kebenaran Hasil Diskusi


Jumlah Frekuensi
Nilai
Rata - Rata
Skor Deskripsi
1 Kurang kompeten
2 Cukup kompeten
3 Baik
4 Amat baik

3.3.2. Penilaian Presentasi

Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Isi cerita/fenomena
Ketepatan isi cerita/
1
fenomena

26
Kedalaman materi
2
cerita/fenomena
1 Kepercayaan diri penampil
2 Keruntutan penyampaian
Kelancaran dan kelugasan
3
bahasa yang digunakan
Jumlah Skor
Nilai
Skor Deskripsi
1 Kurang kompeten
2 Cukup kompeten
3 Baik
4 Amat baik

27
Pertemuan IV. Uji Kompetensi (POSTTEST)

4.1. Tindakan Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Uji Kompetensi Posttest hasil penelitian tindakan kelas.


2. Pengumpulan data berdasarkan hasil penelitian metode TANYA JAWAB.

4.2. Materi Pengayaan

4.2.1. Bertumbuh Menjadi Dewasa.

4.2.2. Kedewasaan dalam Segala Aspek.

4.2.3. Gaya Hidup Modern dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Keluarga.

4.3. Penilaian

4.3.1. Posttest

1. Jelaskan arti takut akan Tuhan !


2. Perintah untuk “ takut akan Tuhan “ meliputi berbagai aspek dalam kehidupan Manusia.
Sebutkan !
3. Sebutkan beberapa alasan untuk takut akan Tuhan !
4. Jelaskan bilamana problem dalam keluarga itu muncul !
5. Buatlah contoh problem dalam keluarga !
6. Tuliskanlah kisah dan hubungan persahabatan : Yusuf, Daud dan Yonathan !
7. Jelaskan cinta kasih dalam teologi Kristen !
8. Kita harus bersedia untuk mengubah dan mengoreksi diri. Jelaskan !
9. Buatlah skema hubungan antar anggota keluarga !

4.3.2. Posttest

No
Abs Kategori Penilaian Posttest
Rata –Rata
Jumlah Siswa Dibawah KKM
(75)
Jumlah Siswa Diatas / Standart
KKM (75)
Presentase Ketuntasan %

4.3.3. Penilaian Sikap

28
Kategori Penilaian
No Nama Tanggung Nilai
Religius Disiplin Toleransi
Jawab

Skor Deskripsi Predikat

Apabila selalu menunjukkan sikap SB (Sangat


4
sesuai aspek sikap Baik)

Apabila sering menunjukkan sikap


3 B (Baik)
sesuai aspek sikap

Apabila kadang-kadang menunjukkan


2 C (Cukup)
sikap sesuai aspek sikap

Apabila tidak pernah menunjukkan


1 K (Kurang)
sikap sesuai aspek sikap

29
KUNCI JAWABAN PRETEST

Penyelesaian :

1. Arti dewasa :

Pada periode ini, siswa merasakan suatu tahapan baru dalam kehidupannya.

2. Orang tua dan pendidik umumnya mengharapkan tanggung jawab yang lebih besar dalam
mengurus diri, dalam mengambil keputusan, dan sebagainya

3. Psikologi membedakan 6(enam) aspek perkembangan yang ada pada manusia: aspek fisik.
aspek intelektual, aspek emosi, aspek sosial, aspek moral dan aspek spiritual

4. Enam aspek perkembangan yang ada pada manusia:

Aspek fisik : bertambah usia, badan bertambah tinggi maupun dalam hal berat badan. Termasuk
hal-hal seksualitas, yaitu berkembangnya kemampuan organ seksual maupun ciri-ciri seksual
yang semakin membedakan antara pria dan wanita. Yang perlu mendapat perhatian khusus
adalah bagaimana dorongan seksual yang muncul dikendalikan dengan benar

Aspek intelektual : berarti dapat menggunakan akal budi untuk melakukan penilaian tentang
benar tidaknya sesuatu sehingga terjadi pertimbangan yang matang dalam menghadapi masalah
atau mengambil keputusan

Aspek emosi : artinya mampu mengendalikan perasaan dengan cara yang tepat untuk alasan
yang tepat dan ditujukan pada orang yang tepat

Aspek sosial : mampu berhubungan dengan baik dan benar dengan orang lain walaupun berbeda
dari sudut usia, pendidikan, kedudukan atau status sosial. Artinya, mampu menempatkan dirinya
sedemikian, sehingga berhasil menjalin komunikasi dua arah dengan orang lain

Aspek moral : diharapkan sudah memiliki pedoman mengenai apa yang benar dan untuk
dilakukan sesuai dengan norma yang diharapkan masyarakat

Aspek spiritual : berkaitan bagaimana penghayatan seseorang terhadap apa yang terbaik bagi
Tuhan dan apa yang dikehendaki-Nya, itulah yang mewarnai standar moral yang dimilikinya.

30
KUNCI JAWABAN POSTTEST

1. Takut akan Tuhan adalah sikap dan tindakan manusia yang mau menggantungkan
(menyandarkan) diri kepada Allah, sebab ia hidup karena kehendak-Nya

2. Perintah untuk “ takut akan Tuhan “ meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia :

1. Allah itu kudus ( )


2. Allah layak mendapat hormat
3. Allah memiliki kuasa
4. Allah adalah awal dari segala pengetahuan

3. Beberapa alasan untuk takut akan Tuhan :

1. Kuasa-Nya besar sebagai Pencipta / Al-Khalik – (Mzm. 33: 6 – 9)


2. Kuasa-Nya yang dahsyat yg terus menopang semua unsur ciptaan (Kel. 20: 18 –
20; Mrk.4: 39 – 41)
3. Kekudusan-Nya (Why. 15: 4)
4. Kesadaran akan kemuliaan-Nya (Mat. 17: 1 – 8)
5. Berkat (*Pengampunan dosa) (Mzm. 130: 4)

4. Alkitab mempersaksikan bahwa problematika di sekitar kehidupan keluarga telah berlangsung


sepanjang sejarah kehidupan umat manusia.

5. Tentang ketidaksepakatan antara suami dan istri ( Ishak dan Ribka dalam hal sikap mereka
terhadap Esau dan Yakub, Kej. 25: 19 – 28: 9)

6. Iri hati di antara saudara kandung maupun saudara tiri (Kain dan Habil, Kej. 4: 1 – 16; Kej.
37; 2Sam. 13: 20 – 39)

7. Perselisihan antara orang tua dan anak (1Sam. 18 dan 20), dsb.

8. Yusuf = adalah bersama Benyamin anak yang dikasihi Yakub(ayahnya), lahirdari istri yang
sangat dicintai Yakub, Rahel. Tanpa disadari kasih sayang ini membuat iri hati saudara-
saudaranya. Dan oleh saudaranya Yusuf dijual ke Mesir (Kej.37)

Daud dan Yonathan = Yonathan anak Raja Saul memilih setia pada Daud yg justru dibenci
ayahnya, manakala sang ayah merencanakan kejahatan pada Daud. Daud ada dipihak yg benar
dan yakin bahwa Tuhan menyertai Daud. Ia tetap menghargai, menghormati dan mengikuti
ayahnya sampai pada kematian ayahnya. Hormat kepada orang tua tidak boleh lebih besar
daripada takut kepada Tuhan

9. Selalu dirangkaikan dengan “kesetiaan” dan kesediaan menerima secara tulus yang
menghasilkan “penghargaan”. Tuhan Allah yang menciptakan manusia Allah yang mengasihi
manusia, setia membimbing dan menyelamatkan ciptaan-Nya. Sebaliknya Allah menuntut kasih

31
dan setia umat-Nya, manusia tidak mungkin mewujudkan kasih setianya pada Tuhan tanpa
mengasihi sesamanya. Konsep teologi Kristen, kasih dan setia itu bersifat vertikal dan horisontal
artinya kasih kepada Tuhan dan kasih pada sesama

32

También podría gustarte

  • Book 1
    Book 1
    Documento3 páginas
    Book 1
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Mengenal HTML
    Mengenal HTML
    Documento4 páginas
    Mengenal HTML
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • WISNU
    WISNU
    Documento13 páginas
    WISNU
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Observasi Toko
    Laporan Observasi Toko
    Documento1 página
    Laporan Observasi Toko
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form - pemesananPTK4.4C 1
    Form - pemesananPTK4.4C 1
    Documento3 páginas
    Form - pemesananPTK4.4C 1
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Ref
    Ref
    Documento9 páginas
    Ref
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    Documento15 páginas
    Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Lamaran Kerja Multimedia
    Lamaran Kerja Multimedia
    Documento15 páginas
    Lamaran Kerja Multimedia
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Lamaran Pekerjaan Checker
    Lamaran Pekerjaan Checker
    Documento11 páginas
    Lamaran Pekerjaan Checker
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Absen 87
    Absen 87
    Documento2 páginas
    Absen 87
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Lamaran Full
    Lamaran Full
    Documento9 páginas
    Lamaran Full
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form PemesananPTK4 4C
    Form PemesananPTK4 4C
    Documento2 páginas
    Form PemesananPTK4 4C
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    Documento15 páginas
    Adm. EVA AROMA F. PT KAPM
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • EKONOMI MODERN
    EKONOMI MODERN
    Documento40 páginas
    EKONOMI MODERN
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Modul Fisika Kls X-Hukum Newton
    Modul Fisika Kls X-Hukum Newton
    Documento23 páginas
    Modul Fisika Kls X-Hukum Newton
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form pemesananPTK4
    Form pemesananPTK4
    Documento4 páginas
    Form pemesananPTK4
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Documento3 páginas
    Abs Trak
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Instrumen Penilaian Siswa
    Instrumen Penilaian Siswa
    Documento22 páginas
    Instrumen Penilaian Siswa
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form - pemesananPTK4.4C 2
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    Documento4 páginas
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form PemesananPTK4 4C-2
    Form PemesananPTK4 4C-2
    Documento5 páginas
    Form PemesananPTK4 4C-2
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • MATERI
    MATERI
    Documento4 páginas
    MATERI
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form - pemesananPTK4.4C 2
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    Documento4 páginas
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • PTK Zull 1 Dokumen Dari Aroma
    PTK Zull 1 Dokumen Dari Aroma
    Documento5 páginas
    PTK Zull 1 Dokumen Dari Aroma
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form - pemesananPTK4.4C 2
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    Documento5 páginas
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Form - pemesananPTK4.4C 2
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    Documento5 páginas
    Form - pemesananPTK4.4C 2
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Dwi Ratno Dokumen Dari Aroma
    Dwi Ratno Dokumen Dari Aroma
    Documento5 páginas
    Dwi Ratno Dokumen Dari Aroma
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Pemesanan Zulkifli
    Pemesanan Zulkifli
    Documento4 páginas
    Pemesanan Zulkifli
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones
  • Contoh PTK
    Contoh PTK
    Documento26 páginas
    Contoh PTK
    E Rama Bertahan
    Aún no hay calificaciones