Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Proses Pertumuhan Dewasa adalah masa-masa dari usia remaja menuju dewasa.
Pribadi yang dewasa adalah kematangan dalam segala aspek dengan konsep diri yang
positif dan mampu bertanggung jawab dengan teguh. Beberapa perubahan yang dialami seorang
remaja yang harus dipakahmi, ialah:
a. Fisik
Selain mengalami percepatan pertubmbuhan tinggi dan berat bada, remaja juga
mengalami kematangan seksual.
Laki-laki: mulai mengeluarkan sperma bening, tubuh menjadi lebih jantan, suara menjadi
besar dan serak dan bulu/rambut di bagian badan tertentu.
b. Social
Seorang remaja terdorong oleh rasa social untuk bergabung dengan teman-teman
sebaya dalam suatu kelompok. Yang tadinya hanya dengan anggota keluarga mulai
bergabung dengan kelompok yang lain yang sebaya, yang dapat saling bertukar pikiran.
Sebenarnya tindakan ini sebagai usaha mencari nilai-nilai terbaru. Kalau ini tidak
dipantau dan dibatasi dapat berdampak pada pergaulan bebas yang sangat berbahaya.
c. Intelektual
1) Mulai bersikap kritis, tidak lagi mau menerma begitu saja perintah-perintah atau
peraturan tanpa harus lebih dahulu mengetahui alasannya.
2) Mulai mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri mengenai arti hidup, cinta,
kebenaran, keadilan bahkan Tuhan. Kalau ini tidak diarahkan dengan baik dapat
membuat anak jadi pemberontak dan meninggalkan ibadah.
d. Emosional
1
1) Keinginan untuk tampil dewasa dan kesadaran bahwa dirinya belum pencapaian
kedewasaan. Perasaan belum mapan ini menimbulkan kegelisahan, mudah tersinggung,
kesal, tertekan dan marah.
2) Tidak rela diperlakukan seperti anak kecil, dan merasa tersanjung malu jika
diperlakukan sebagai orang dewasa.
3) Kritikan atau celaan ditanggapi secara sungguh-sungguh dan dimasukkan ke hati, lalu
ditafsirkan sebagai ejekan atau meremehkan. Kalau tidak diarahkan dengan baik dan
benar dapat mengakibatkan kemungkinan, minder (tidak percaya diri) atau sombong.
2
menertawakan diri sendiri. tetapi bukan atas diri sendiri.
9. Bertanggung jawab atas kesalahan pribadi 9. Memaki orang lain atas kesalahan
pribadi.
10. Dapat menyesuaikan diri dan 10. Yakin bahwa orang-orang
menempatkan diri. menentangnya.
11. Senang atas keberhasilan orang lain. 11. Senang atas kegagalan orang lain.
12. Dapat mempercayai orang lain. 12. Tidak dapat mempercayai orang lain.
13. Sabar mendengarkan cerita orang lain. 13. Tidak sabar mendengarkan cerita orang
lain.
14. Bisa dekat dengan orang lain dan membina 14. Ingin dekat dengan orang lain, tetapis
kerukunan. elalu mendendam dan mencemburui.
ASPEK EMOSI
1. Dapat mengontrol emosi, mengekspresikan 1. Tidak dapat mengontrol emosi, tetapi
emosi dengan cara yang tepat, terhadap dikontrol emosi, mudah tersinggung,
orang yang tepat, dengan alasan yang tepat merasa pahit, mengekspresikan emosi
pada waktu yang tepat. dengan cara yangmerusak diri sendiri
atau orang lain.
2. Percaya pada diri sendiri. 2. Kurang percaya diri.
3. Bebas dari iri hati. 3. Iri hati.
4. Dapat menunggu untuk mendapatkan apa 4. Apa yang diinginkan mau didapatkan
yang diinginkan pada saat itu juga.
5. Memiliki emosi yang wajar dan dengan 5. Memiliki emosi yang tidak wajar, malu
kadar yang sesuai: malu, takut, rasa berlebihan dan tidak tahu malu, penakut,
bersalah. dikejar rasa salah sampai mengganggu
fungsi sehari-hari.
6. Tidak merasakan kesepian walaupun 6. Mudah merasa kesepian walaupun di
sendirian. tengah keramaian.
ASPEK INTELEKTUAL
1. Dipimpin oleh akal sehat 1. Tidak dipimpin oleh akal sehat: curiga,
berpikir negative dan pesimis.
2. Dapat bekerja sampai selesai/tekun. 2. Menunda pekerjaan dengan alasan yang
dibuat-buat.
3. Hidup dalan dunia realitas. 3. Hidup dalam dunia mimpi.
4. Melihat ke masa depan. 4. Terpaku pada masa lampau.
5. Menarik manfaat dari kegagalan/kesalahan 5. Tidak mau belajar dari
kegagalan/kesalahan.
6. Rajin, mau berusaha 6. Malas, menunggu perubahan nasib
terjadi dengan sendirinya.
7. Memiliki inisiatif. 7. Tidak memiliki inisiatif.
ASPEK MORAL SPIRITUAL
1. Menerima nilaimoral yang berlaku 1. Mengabaikan nilai moral demi
universal untuk kebaikan semua: jujur, kepentingan diri sendiri.
tanggung jawab, keberanian, keadilan,
kebenaran, komitmen, kepedulian,
kesetiaan, kesabaran, toleransi, kerjasama,
integritas, menghormati hak orang lain,
pengorbanan untuk sesuatu yang
luhur/mulia.
2. Berbuat pada orang lain. 2. Tidak berbuat baik pada orang lain.
3. Takut akan Tuhan. 3. Lebih takut kepada manusia atau hal-hal
3
gaib daripada kepada Tuhan.
4. Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. 4. Tidak memiliki hubungan pribadi
dengan Tuhan berhubungan dengan
Tuhan melalui perantara.
5. Menggunakan hidupnya untuk memuliakan 5. Menggunakan hidupnya untuk
Tuhan. kesenangan diri sendiri atau menuruti
petunjuk orang lain.
6. Bersyukur untuk apa yang dimiliki. 6. Tidak puas dengan apa yang dimiliki,
selalu ingin memiliki lebih banyak harta
dan kuasa.
7. Tahan menderita secara wajar. 7. Tidak mau menderita sedikitpun.
(menganut prinsip-prinsip hedonisme)
atau menikmati penderitaan.
1.2.3. Minat-minat Remaja
a. Minat rekreasi:
2) Bersantai 7) Menonton
4) Hobi 9) Televise
b. Minat sosial:
4) Percakapan
Menurut tradisi, masa remaja adalah periode dari meningginya emosi. Namun, hanya sedikit bukti
menunjukkan bahwa ini universal atau menonjol seperti anggapan orang pada umumnya. Hubungan
antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja, meskipun
hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya masa remaja, terutama hubungan-
hubungan remaja putrid dengan anggota-anggota keluarga. Sebab-sebab umum pertentangan keluarga
selama remaja:
4
e. Sikap yang sangat kritis h. Memberontak terhadap sanak keluarga
b. Ada 4 kelas kategori, identitas dimana seseorang yang masih muda masuk dalam satu
kelompok atau kategori tersebut:
1) Penutupan identitas. Seseorang yang masuk dalam kategori ini ialah seorang
yang terlibat pada kerangka tertentu atau mitos, seringkali akibat dari orang
tua, sehingga tidak terbuka untuk menyelidiki atau mempermasalahkan
keyakinan atau kepercayaan tersebut.
2) Kekaburan identitas Di sini seseorang tampak tidak berusaha untuk mencari
dan menemukan identitas. Pasif dan pasrah pada keadaan dan situasi, yang
sudah barang tentu semakin tidak berpihak oleh kompleksitas yang kian
menuntut keaktifan personal.
5
3) Peninjauan kembali Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang
yang berada dalam tahap krisis, dan sedang mencoba mengatasi krisis lewat
peninjauan kembali, berbagai pilihan dalam hidup mereka.
4) Pencapaian identitas Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang
yang mengalami dan mengatasi krisis lewat peninjauan kembali, berbagai
pilihan dalam hidup mereka, dan kini mulai merasa aman dalam hidup
mereka yang dewasa dan mandiri.
c. Di lain pihak, seseorang yang belum menemkan identitas, akan melakukan mekanisme
pertahanan, untuk mengurangi kecemasan yang diakibatkan kekaburan identitas. Mekanisme
pertahanan yang umum ditempuh ialah:
Jelaskan pendapatmu tentang makna dari proses bertumbuh menjadi dewasa? Jelaskan juga tentang hal-
hal apa saja yang tidak boleh dilakukan atau dilarang menurut agama kristiani jika kalian mengalami
proses tersebut ?
6
1.4. Pretest
Soal
No Nama Nilai
1.
2.
1.5.2. Pretest
No Nama Nilai
1.
2.
Kategori Penilaian
No Nama Tanggung Nilai
Religius Disiplin Toleransi
Jawab
7
Skor Deskripsi Predikat
8
Pertemuan II. Kedewasaan dalam segala aspek
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang diawali dengan masa puber. Salah satu
indicator kedewasaan seseorang adalah pertumbuhan fisik. Kedewasaan fisik dalam arti tersebut,
tidak menunjukkan kedewasaan dalam segi emosi dan pola pikir. Pada masa pertumbuhan, tubuh
manusia seperti tanaman yang akan menjadi layu apabila tidak dirawat. Supaya tubuh manusia
menjadi sehat, bertumbuh dan berkembang, manusia harus mengkonsumsi makanan dan
minuman bergizi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, merokok, diet
yang berlebihan dan bergaya hidup seks bebas. Tubuh merupakan karya Tuhan yang harus
disyukuri keberadaannya. Karena itu, pelihara dan jagalah kesehatan tubuh. Manusia secara
individual adalah karya Allah secara khusu dan istimewa, beda dengan semua orang yang ada di
muka bumi ini. Tuhan merencanakannya sedemikian rupa menurut kekayaan kreasi-Nya sendiri.
Jadi setiap orang harus menerima dan banggsa dengan dirinya sendiri secara positif dan bernilai
kristiani.
1. Jenis Kelamin
Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu
laki-laki harus menerima diriny sebagai laki-laki dan perempuan menerima
dirinya sebagai perempuan (1 Kor 6:9-10).
2. Fisik
Kita harus menerima dan beryukur atas tubuh yang Tuhan berikan, baik
semp[urna atau tidak, semuanya harus menjadi alat di tangan Tuhan (Mat
5:29). Jadi tubuh yang sempurnapun tidak bernilai lagi jika digunakan pada
hal-hal yang tidak benar.
3. Paras atau kecantikan
Kecantikan atau ketampanan fisik itu relative. Tetapi kecantikan atau
ketampanan batiniah itu standard an tidak membosankan. Fisik harus dirawat
dan dijadikan bait atau rumah bagi Roh Allah (1 Kor 3:16), bukan jadi
kelinci percobaan bagi segala alat-alat kecantikan.
4. Keterbatasan
9
Manusia adalah makhluk terbatas, tidak sempurna, tetapi keterbatasan dapat
diperkecil atau dipersempit. Orang yang tidak cepat mnangkap pelajaran,
dapat mengulang berkali-kali, orang yang ekonominya terbatas dapat
berusaha memperbaikinya dengan menerima lebih dahulu keterbatasan yang
ia miliki. Keterbatasan harus diterima supaya tidak tergoda untuk putus asa
atau dirasuki ambisi berlebihan.
5. Akibat kecelakaan
Karena keterbatasan, manusia dapat mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu
bermacam jenisnya, dan bervariasi akibatnya. Kecelakaan kerja atau lalu
lintas dapat mengakibatkan cacat fisik atau bahkan merusak alat produksi,
seperti mandul atau impotensi. Kecelakaan mental akibat perlakuan buruk
seperti perkosaan dan perlakuan kejam dari orang lain dapat mengakibatkan
trauma bahkan putus asa. Seseorang Kristen harus mampu menerima
kenyataan dengan keyakinan Tuhan Yesus sanggup membebaskan kita dan
memulihkan keberadaan kita secara utuh.
Orang dapat menerima keberadaan dirinya secara utuh, itulah yang memuliakan Tuhan;
Tuhan memberkati dan memakai dirinya sebagai alat atau saluran kasih dan kuasa Tuhan bagi
oprang lain. Orang yang menerima keberadaan dirinya dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan akan dihibur, dikuatkan dan dijamin masa depannya (Yer 29:11).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian Emosi, yakni: a. Emosi adalah luapan
perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat. b. Emosi adalah keadaan dan reaki
psikologi dan fisiologis yang bersifat subyektif. Bahasa lain emosi adalah eksprei perasaan
manusia. Jenis ekspresi perasaan atau bahasa manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi
yang terjadi di sekelilingnya. Ekspresi itu dapat diungkapkan dengan cara menangis, tersenyum
atau tertawa, cemberut, jengkel, marah dan lain sebagainya. Pada usia remaja, emosi memiliki
peranan penting. Pada usia ini tingkaty emosi yang timbul cepat berubah dalam waktu yang
relative ingkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan harinya sudah terlihat cemberut.
2. Mengembangkan Emosi
Emosi merupakan suatu anugrah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia.
Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan
gembira, sedih, marah, cinta, dan lain sebagainya. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan
memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, sesorang memang
harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa. Iman Kristen tidakpernah melarang
orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada anggota keluarga atau sahabat yang
meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namn, jangan sampai kesedihan itu sampai berlarut-
larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan sbagaimana mestinya, karena orang Kristen
memiliki Tuhan Yesus yang mengasihi, peduli, dan menerima diri manusia apa adanya (Ter
29:11; 1 Yoh 4:9-10).
10
3. Mengendalikan Emosi
Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi
menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaitu sikap mudah marah. Sikap ini
akan menjadi bentuk emosi yang negative. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam
Efesus Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab, maka jangan
sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya,
apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Ef
4:26).
Perasaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut mempunyai arti mengembangkan
positif dan mengendalikan perasaan negative. Untuk dapat mengembangkan dan mengendalikan
perasaan seseorang harus menyadari bermacam-macam perasaan. Ada berbagai perasaan negatif,
di antaranya adalah kecemasan, kemarahan, ketidakberdayaan. Perasaan positif antara lain adalah
kehangatan, perhatian dan kompetensi. Dengan mengetahui kategori-kategori tersebut manusia
akan dimampukan untuk dapat menentukan emosi yang harus dikembangkan dan dikendalikan.
Sebagai manusia yang sudah mampu berpikir operasional formal, seorang remaja harus mampu
berpikir kritis. Artinya mampu menganalisa segala sesuatu, keadaan, permasalahan dengan
pikiran yang sehat dan benar. Paling tidak ada empat pola pikir yang haru dikembangkan remaja
atau orang yang sudah mampu berpikir secara operasional formal, yaitu proaktif, kreatif, positif
dan komprehensif.
Pola pikir proaktif terbentuk dari inisitif yang positif. Artinya segala inisiatif yang tibul dari
pikiran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara baik demi suatu kemajuan.
Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan cara-cara, pengertian, penemuan, dan karya
seni yang baru. Intinya ada sesuatu yang baru yang dihasilkan melalui proses berpikir kreatif.
Dari yang belum ada menjadi ada danh dari yang lama menjadi baru. Tetapi sebagai manusia
dewasa, kita perlu mengembangkan kreativitas secara tepat dan benar. Hal ini perlu disadari
karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari etika. Tentu kita akan merasa bangga karena
teladan dan bukannya yang kreatif negative.
Secara sederhana, manusia dibagi menjadi dua golongan: mereka yang berpikir positif dan
mereka yang berpikir negative. Golongan yang berpikir positif menghadapi hidup dengan penuh
semangat, selalu ada hal-hal baru yang menanti, tantangan yang harus dijawab, gunung yang
harus didaki. Pendek kata, mereka optimis, sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai
kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Golongan yang berpikir negative bersikap peimis,
11
selalu ada kekurangan dan cacat cela da4ri segala sesuatu. Dalam pertemuan untuk membahasa
masalah dan penyelesaiannya, orang- orang dari kelompok ini lebih sering terfokus pada beratnya
masalah, dan susahnya mencari dukungan. Ringkasnya mereka lebih cepat menyerah, bahkan
lebih sering sebelum usaha dilakukan.
Pola pikir komprehensif adalah pola pikir yang terbuka, tidak ekslusif (tertutup). Di dalamnya ada
sikap menghargai pemikiran orang lain dan mampu menampung kepelbagaian. Pola pikir
proaktif, kreatif, dan positif juga menjadi bagian dari pol apikir komprehensif sebagai suatu pola
pikir yang utuh dan terbuka. Ketiga pola pikir itupun berkaitan erat. Pola pikir positif dan kreatif
mampu menciptakan pola pikir proaktif. Sdangkan pola pikir kreatif menimbulkan pola pikir
positif. Demikian pula sebaliknya, pola pikir positif akan dapat menumbuhkan pola pikir kreatif,
karena biasanya orang yang Positif Thinking akan mempunyai kehidupan yang menyenangkan.
Keadaan ini dapat merangsang kreativitas seseorang. Remaja dewasa yang bertumbuh secara fisik
dan emosi perlu diikuti dengan kedewasaan pola pikir dengan mengembangkan pola pikir
proaktif, kreatif, positif dan komprehensif di sekolah, keluarga, gereja, dan masyarakat.
12
2.2.4. Kedewasaan Sosial: “Menjalin Relasi dengan Sesama”
Terjadinya relasi yang baik pada dasarnya dimulai dari diri sendiri (Aku). Aku mampu membuat
relasi menjadi baik atau tidak. Relasi akan menjadi baik ketika “Aku” mampu mempunyai prinsip
win-win thinking. Win-win thinking merupakan pola pikir yang membuat aku dan kamu menjadi
pemenang. Dengan kata lain, semua pihak merasa untung, mendapat penghargaan (dihargai)
keberadaannya oleh pihak lain. Dengan demikian, tidak ada orang yang merasa kalah, dirugikan,
tidak dihargai atau kecewa. Untuk itu, win-win thinking harus diterapkan untuk menjalin relasi.
Ketika “Aklu” menerapkan “win-win thinking” dan orang lain juga menerapkan prinsip yang
sama, relasi yang baik sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Namun, prinsip win-win
thinking yang kita miliki menjadi tidak seimbanga ketika orang lain menerapkan prinsip-prinsip
win lose thinking. Ini berarti relasi yang baik akan terjadi apabila semua pihak menerapkan win-
win thinking. Sulitnya, tidak semua orang dengan mudah menerima dan menerima prinsip ini.
Ctra baku merupakan suatu pandangan yang ada pada seseorang atau masyarakat tentang suatu
hal danpandangan tersebut sudah melekat secara mendalam dalam pola pikirnya sehingga sulit
untuk diubah.
4. Faktor Komunikasi
5. Tanpa komunikasi yang baik, relasi tidak akan berjalan baik. Karena dengan komunikasi yang
baik, hal-hal yang menjadi penghambat relasi akan dapat dibongkar. Komunikasi menjadi baik
apabila terjadi sikap mengerti dan memahami apa yang menjadipesan dari pihak-pihak lain
walaupun memiliki paham atau pendapat yang berbeda.
Macam-macam relasi:
1. Pribadi-pribadi
2. Pribadi-kelompok
3. Kelompok-kelompok
Anak yang dididik dengan mau menerima sehgala perbedaan yang ada akanmenjadi anak
yangmempunyai rasa toleransi. Belajarlah untuk menerima perbedaan dalam menjalin sebuah
relasi. Demi terjalinnya relasi yang baik.
13
Pada umumnya orang selalu mengaitkan kata “Takut” dengan sesuatu hal yang bersifat
misteri seperti takut kepada hantu, kuburan, dan sebagainya. Namun, ada takut yang bersifat biasa
saja, seperti takut akan manusia, perampok, orang tua, guru. Menurut Esklopedi Alkitab Masa
Kini, secara teologis, “Takut” dijelaskan menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Kita harus takut karena kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segala sesuatu dan segala
bangsa (Mzm 33:6-9).
b. Kuasa-Nya yang dasyat it uterus menopang unsur-unsur ciptaan, termasuk kita (Kel
20:18- 20; Mrk 4:39-41).
c. Kita menyadari kekudusan-Nya (Why 15:4)
d. Kesadaran akan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-8)
e. Berkat-berkat yang terus kita terima dari Dia, khususnya pengampunan dosa (Mzm
130:4).
Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Kekristenan adalah masalah hubungan
persekutuan secara pribadi dengan sang Khalik didalam Yesus kristus. Kita sangat
membutuhkan persekutuan dengan Allah, melalui ibadah. Baik secara pribadi atau
bersama orang percaya lainnya.kelompok. ibadah dan persekutuan kita yang
palingbernilai di hadapan Allah, bukan ritualnya, melainkan perubahan hidup semakin
hari semakin baik dan berkenan kepada-Nya.
Tuhan Allah telah menebus kita dan mengampuni kita, bahkan memberi jaminan
keselamatan kita (Yoh 1:20, 3:16, 5:13; Luk 10:20; Kis 2:21; Rom 10:9; Ef 1:4; Why
7:17). Maka oleh jaminan ini, kita benar-benar menikmati sukacita, walau harus
menghadapi cobaan, tantangan, bahkan dukacita sekalipun, sebab jaminan keselamatan
jauh lebih besar dari semua itu (Flp 4:4).
14
Matius 22:37, 39, merupakan hukuman kasih dalam agama Kristen, yang mengajarkan
orang-orang percaya untuk mengasihi dan mengampuni. Mengasihi bukan dengan kata-
kata, teapi dengan perbuatan atau tindakan nyata. Mengampuni berarti juga bahwa kita
menerima dia kembali secara utuh dengans egala kekurangan yang ada padanya.
Sebelum Yesus Kristus terangkat ke sorga, Ia meninggalkan pesan, yang kta kenal
dengan Amanat Agung, yaitu supaya kita memberitakan Injil danmelayani untuk
menjadikan semua bangsa murid Kristus (Mat 28:19-20). Ia juga berpesan agar berkat
yang kita terima dengan Cuma-Cuma, kita harus memberinya pula dengan Cuma-Cuma.
Langkah-langkah untuk bersaksi: 1) Menginsyafkan manusia akan dosa.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bkti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman yang hidup adalah iman yang disertai dengan perbatan.
Perbuatan dalam kehidupan nyata manusia merupakan perwujudan dari iman yang baik.
Sebaliknya, iman yang mati adalah iman yang tidak disertai perbuatan. Hikmat adalah
kebijaksanaan. Hikmat lebih berharga dari permata, jauh melebihi emas, menjadikan hidup
manusia lebih baik karena terkanedung kekayaan budi yang tak ternilai harganya. Melalui
kekayaan budi, manusia pada akhirnya menjadi berguna bagi orang lain. Hikmat akan semakin
sempurna apabila dimiliki oleh orang yang rendah hati. Iman dan hikmat harus dimiliki secara
seimbang oleh manusia. Hikmat dapat memperkaya iman dan iman dapat menjadi dasar untuk
mengarahkan hikmay. Iman tanpa hikmat akan menjadi iman yang dangkal, sedangkan hikmat
tanpa iman akan menjadi hikmat yang tidak mempunyai titik akhir yang jelas.
Orang Beriman menghadapi tantangan: Sebagai remaja ada beberapa bentuk tantangan yang
ditemui, antara lain:
1. Menyelesaikan proses belajar dan kewajiban sebagai pelajar dengan kritis dan bertanggung
jawab.
15
2. Mampu bersosialisasi dengan baik
4. Perisai iman
5. Ketopong keselamatan
a. Kesesuaian dengan fakta: Sesuatu disebut Emet atau benar jika memang
sesuai dengan fakta, tidak hanya kata-kata.
b. Tidak salah atau menipu Menyatakan apa sesungguhnya, apa yang
seharusnya, tidak menambah atau mengurangi sesuatu
c. Kejujuran (Eltheia) Mengacu pada realitas Allah yang menyatakan diri di
dalam Tuhan Yesus Kristus.
2. Hukum Taurat
Tidak Membenarkan Hukum Taurat diberikan bukan sebagai jalan keselamatan, jalan kebenaran
atau jalan kehidupan. Hukum Taurat diberikan sebagai penuntun, pembimbing, petunjuk bagi kita
untuk bertemu dan mengakui Yesus Kristus, sebagai satu-satunya yang mampu menggenapi
hukum Taurat bagi kita.
Kebaikan Tuhan kepada manusia dinyatakan dalam Yesus Kristus. Agar manusia mengakui
kebaikan Tuhan sebagai yang tidak tertara dan tidak berbanding, tidak direndahkan sebagai
barnag murahan, maka Allah memberikan hukum Taurat sebagai sesuatu yang tidak mungkin
dapat digenapi oleh manusia, agar manusia menerima anugerah Allah melalui iman kepada Yesus
16
Kristus yang menggenapi hukum Taurat bagi setiap orang yang datang dan menyerahkan diri
kepada-Nya. Jadi kita dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan atau oleh hukum Taurat
atau amal, kesalehan bahkan oleh kerajinan ke gereja. Amal dan kesalehan bahkan ibadah kita
haruslah sebagai pernyataan syukur atas anugerah Tuhan, bukan sebagai usaha untuk mencari
selamat.
4. Keteladanan Hidup
Keteladanan hidup orang percaya, bukan sebagai upaya atau usaha untuk beroleh keselamatan,
menutup diri atau kemunafikan sebagai upaya mengucap yukur buat semua yang telah Allah
perbuat, buat semua yang telah Allah rencanakan dalam hidup kita. Dengan kesadaran seperti
inilah kita tampilo sebagai terang, garam atau teladan bagi dunia.
5. Tanggung jawab
Kristen Setiap manusia pada dasarnya akandiminta pertanggung jawabannya selama hidup di atas
bumi ini, apalagi kita orang-orang yang sudah menerima kebenaran, kepada kita akan dituntut
pertanggung jawaban atas teman, saudara dan orang-orang di sekitar kita, jika kita tidak
memberitakan Injil keselamatan, bila kita tidak menjadi contoh atau teladan yang baik bagi
mereka.
2. Nilai-nilai kristiani
Remaja yang kristiani dapat dilakukan dengan menjnalankan nilai-nilai kristiani, seperti:
17
dengan sukacita dan ucapan syukur, karena hidup orang Kristen adalah
hidup untuk mengucapkan syukur (Flp 4:4).
d. Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Unsure yang paling
mendalam dalam kekristenan adalah percaya kepada Tuhan Yesus.
Tanpa pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tentu hal
itu tidak dapat disebut kekristenan. Sebab kata Kristen artinya Pengikut
Kristus.
Di samping keempat nilai-nilai kekristenan tersebut masih terdapat nilai-nilai kekristenan lain,
seperti mengampuni, belas kasihan, dan sebagainya.
2.3. Penilaian
Setelah membaca dan memahami materi pada bab 2 ini dengan kelompokmu lakukan
pekerjaan berikut :
18
Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 Kedalaman Materi
Jumlah Skor
Nilai
Rubrik Penilaian
Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 Kedalaman Materi
Jumlah Skor
19
Nilai
Rubrik Penilaian
2.5. Penugasan
20
Pertemuan III. Gaya Hidup Modern dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Keluarga
21
3.2.2. Menyikapi gaya hidup modern demi keharmonisan keluarga
Keluarga bagi anak-anak merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
mendambakan keakraban dan kehangatan, memupuk rasa percaya pada diri sendiri
dalampergaulan dengan orang lain maupun pengambilan keputusan dan tindakan sendiri. Peran
dan tanggung jawab orang tua dalam pembinaan iman ke[ada anak-anak adalah dengan memberi
pengajaran Kristen, dalam rangka menciptakan persekutuan hidup keluarga yang damai,
bersukacita dan sejahtera. Persekutuan dalamkeluarga merupakan sumber kebahagiaan hidup dan
nilai-nilai hidup yang sangat berharga. Orang tua harus bisa mengajarkan anak-anak untuk patuh
kepada segala sesuatu yang telah disepakati bersama dalam keluarga. Tujuan semua aturan dan
disiplin dalam keluarga tidak sekedar agar anak patuh kepada orang tuanya, melainkan
menjadikan aturan itu sebagai alat pengajaran.
Keluarga merupakan persekutuan (unit) terkecil dari masyarakat dan merupakan wadah
pembentukan karakter dan tingkah laku serta sikap yang perlu dimiliki oleh semua anggota
keluarga. Keluarga adalah hubungan social yang paling intim yang diikat oleh hubungan darah
dan perjanjian pernikahan, yang tidak terpisahkan selain dari kematian yang memisahkannya.
Ada beberapa hal pokok yang dapat menjadi pondasi kuat dalam hidup berkeluarga:
1. Reproduksi: keluarga adalah wadah resmi dan lahirnya anak yang memiliki
hak dilindungi secara hukum.
2. Pengaturan seksual: dalam keluarga baik istri maupun suami memliki hak
dan kewajiban melakukan hubungan seksual terhadap satu sama lain.
3. Sosialisasi: orang tua memiliki tugas mengajarkan anak tentang norma dan
nilai yang berlaku di masyarakat.
4. Afeksi: suami dan istri saling mengasihi dan menerima, orang tua
memberikan cinta kasih dan perhatian kepada anak.
5. Status: wanita mendapatkan tambahan “Nyonya” ketika ia menikah.
6. Perlindungan: anak-anak yang lahir, mendapatkan perlindungan dari orang
tua sampai ia menjadi cukup dewasa untk mandiri.
7. Ekonomi: suami biasanya bertanggung jawab mencari nafkah untuk
menghidupi istri dan anaknya, walaupun
22
3.2.6. Pandangan Kristen tentang Keluarga
Pernikahan adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan yang diikat oleh kasih eros dan dipersatukan Tuhan dalam ikatan perjanjian di
hadapan jemaat-Nya.
Perceraian akan memberi dampak yang panjang, bahkan sampai pada turun temurun,
suatu ahrga yang terlalu mahal. Hanya untuk kepuasan sesaat, anak cucu akan dan
menanggungnya.
Kerajaan Allah Keluarga adalah komunitas terkecil dari Kerajaan Allah, atau sering
disebt miniature gereja. Suatu komuntas yang penuh kasih dan cinta damai, saling
menghargai, saling memiliki saling mempercayai dengan kesaksian yang tidak luntur
oleh masa dan cobaan. Suatu komuntas yangf hidup, yang aktif berkarya bagi Tuhan,
bagi gereja dan dunia. Ketika dikaruniai anak, anaknya jadi berkat, bertumbuh dan
berbuah dalam Kristus. Walau tidak dikaruniai anakpun tetap hidup rukun dan setia,
seperti hubungan Kristus dengan jemaatNya (Ef 5:23).
Walaupun suami sebagai kepala istri, tetapi bukan berarti suami jadi penguasa dalam
rumah tangga atau keluarga. Yesus Kristuslah Raja, gembala agung dan penguasa
keluarga, sebab Ia lah yang menjadi kepala dari suami (Ef 1:10; 4:15; 1 Kor 11:3). Jadi
suami sebagai kepala keluarga, tidak boleh bertindak sewenang-wenang sebab ia masih
memiliki kepala, yaitu Yesus Kristus yang berkuasa dan kasih pada setiap anggota
keluarga. Semua anggota keluarga harus bertindak dan bertanggung jawab kepada Tuhan
Yesus, sesuai kapasitas masing-masing.
Cinta kasih adalah kebutuhan emosi dasar bagi setiap manusia. Sebagai satu-
satunya makhluk yang memerlukan perawatan dan cinta kasih dari pihak yang lebih
dewasa. Seorang anak memang tidak mungkin bila lahir dan tumbuh sendiri. Saat lahir ia
tidak mampu mencari makanannya sendiri, tentu ia akan membutuhkan cinta kasih yang
mau memberi makanan kepadanya.
23
b. Mengasihi dan mengayomi keluarga (Ef 5:25; Ams 31:21)
a. Hormat dan patuh pada orang tua (ef 6:1-2; Ams 6:20-23; Titah V).
c. Memelihara dan merawat orang tua pada masa tuanya (1 Tim 5:8).
Peranan dan tanggung jawab orang tua dalam pembinaan iman anak dapat dilakukan
dengan memberi pengajaran iman. Ada beberapa bentuk pembinaan iman sebagai suatu
kebiasaan yang dapat dilakukan orang tua dalam keluarga:
3. Cerita bagi anak, yaitu cerita yang mengandung pesan ajaran Kristen. Page 18
24
4. Menciptakan situasi lingkungan yang kondusif, seperti pemasangan symbol dan
gambar atau hiasan rumah yang bernuansa Kristen
7. Memberi kesempatan kepada anak untuk belajar sendiri, serta menanamkan benih
untuk berdikari.
Berkeluarga bukan seperti menuntut ilmu di sekolah. Semua anggota keluarga: ayah, ibu
dan anak, terus harus saling mempelajari, saling mengerti, saling mencptakan suasana
harmonis samapi selama keluarga itu ada. Berkeluarga tidak ada lulus atau tamatnya.
Pergumulan anggota keluarga harus menjadi pergmulan bersama. Ayah dan ibu
berkomunikasi dengn baik, jujur dan saling terbuka, anak-anak berkomunikasi dengan
baik, jujur dan terbuka kepada orang ta, tidak ada yang harus disembunyikan, semua
harus diatasi bersama-sama. Anak perempuan boleh terbvuka tentang masalah yang
paling pribadi dengan ibunya, jangan ada yangh menuntup diri.
Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam hal perghumulan bersama, yakni:
a. Komunikasi
Komunikasi antara anggota keluarga, harus terpelihara baik. Jika ada suatu permasalahan
atau selisih antar anggota keluarga harus segera diselesaikan, jangan sampai matahari
terbenam (Ef 4:26).
b. Keterbukaan
c. Rahasia bersama
Pergumulan anggota keluarga harus tetap menjadi rahasia bersama. Nama baik lebih
berharga dari emas atau perak.
25
d. Berdoa bersama
e. Pergumulan harus ada solusinya. Solusi terbaik dan pertama ialah, bersaat teduh
bersamasama, menyerahkan pergumulan bersama kepada Tuhan, ingat tidak ada
pencobaan atau pergumulan yang melampaui kekuatan manusia.
f. Saling mendukung
3.3. Penilaian
No Aspek Penilaian
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penguasaan Materi
Kelompok
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Isi cerita/fenomena
Ketepatan isi cerita/
1
fenomena
26
Kedalaman materi
2
cerita/fenomena
1 Kepercayaan diri penampil
2 Keruntutan penyampaian
Kelancaran dan kelugasan
3
bahasa yang digunakan
Jumlah Skor
Nilai
Skor Deskripsi
1 Kurang kompeten
2 Cukup kompeten
3 Baik
4 Amat baik
27
Pertemuan IV. Uji Kompetensi (POSTTEST)
4.3. Penilaian
4.3.1. Posttest
4.3.2. Posttest
No
Abs Kategori Penilaian Posttest
Rata –Rata
Jumlah Siswa Dibawah KKM
(75)
Jumlah Siswa Diatas / Standart
KKM (75)
Presentase Ketuntasan %
28
Kategori Penilaian
No Nama Tanggung Nilai
Religius Disiplin Toleransi
Jawab
29
KUNCI JAWABAN PRETEST
Penyelesaian :
1. Arti dewasa :
Pada periode ini, siswa merasakan suatu tahapan baru dalam kehidupannya.
2. Orang tua dan pendidik umumnya mengharapkan tanggung jawab yang lebih besar dalam
mengurus diri, dalam mengambil keputusan, dan sebagainya
3. Psikologi membedakan 6(enam) aspek perkembangan yang ada pada manusia: aspek fisik.
aspek intelektual, aspek emosi, aspek sosial, aspek moral dan aspek spiritual
Aspek fisik : bertambah usia, badan bertambah tinggi maupun dalam hal berat badan. Termasuk
hal-hal seksualitas, yaitu berkembangnya kemampuan organ seksual maupun ciri-ciri seksual
yang semakin membedakan antara pria dan wanita. Yang perlu mendapat perhatian khusus
adalah bagaimana dorongan seksual yang muncul dikendalikan dengan benar
Aspek intelektual : berarti dapat menggunakan akal budi untuk melakukan penilaian tentang
benar tidaknya sesuatu sehingga terjadi pertimbangan yang matang dalam menghadapi masalah
atau mengambil keputusan
Aspek emosi : artinya mampu mengendalikan perasaan dengan cara yang tepat untuk alasan
yang tepat dan ditujukan pada orang yang tepat
Aspek sosial : mampu berhubungan dengan baik dan benar dengan orang lain walaupun berbeda
dari sudut usia, pendidikan, kedudukan atau status sosial. Artinya, mampu menempatkan dirinya
sedemikian, sehingga berhasil menjalin komunikasi dua arah dengan orang lain
Aspek moral : diharapkan sudah memiliki pedoman mengenai apa yang benar dan untuk
dilakukan sesuai dengan norma yang diharapkan masyarakat
Aspek spiritual : berkaitan bagaimana penghayatan seseorang terhadap apa yang terbaik bagi
Tuhan dan apa yang dikehendaki-Nya, itulah yang mewarnai standar moral yang dimilikinya.
30
KUNCI JAWABAN POSTTEST
1. Takut akan Tuhan adalah sikap dan tindakan manusia yang mau menggantungkan
(menyandarkan) diri kepada Allah, sebab ia hidup karena kehendak-Nya
2. Perintah untuk “ takut akan Tuhan “ meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia :
5. Tentang ketidaksepakatan antara suami dan istri ( Ishak dan Ribka dalam hal sikap mereka
terhadap Esau dan Yakub, Kej. 25: 19 – 28: 9)
6. Iri hati di antara saudara kandung maupun saudara tiri (Kain dan Habil, Kej. 4: 1 – 16; Kej.
37; 2Sam. 13: 20 – 39)
7. Perselisihan antara orang tua dan anak (1Sam. 18 dan 20), dsb.
8. Yusuf = adalah bersama Benyamin anak yang dikasihi Yakub(ayahnya), lahirdari istri yang
sangat dicintai Yakub, Rahel. Tanpa disadari kasih sayang ini membuat iri hati saudara-
saudaranya. Dan oleh saudaranya Yusuf dijual ke Mesir (Kej.37)
Daud dan Yonathan = Yonathan anak Raja Saul memilih setia pada Daud yg justru dibenci
ayahnya, manakala sang ayah merencanakan kejahatan pada Daud. Daud ada dipihak yg benar
dan yakin bahwa Tuhan menyertai Daud. Ia tetap menghargai, menghormati dan mengikuti
ayahnya sampai pada kematian ayahnya. Hormat kepada orang tua tidak boleh lebih besar
daripada takut kepada Tuhan
9. Selalu dirangkaikan dengan “kesetiaan” dan kesediaan menerima secara tulus yang
menghasilkan “penghargaan”. Tuhan Allah yang menciptakan manusia Allah yang mengasihi
manusia, setia membimbing dan menyelamatkan ciptaan-Nya. Sebaliknya Allah menuntut kasih
31
dan setia umat-Nya, manusia tidak mungkin mewujudkan kasih setianya pada Tuhan tanpa
mengasihi sesamanya. Konsep teologi Kristen, kasih dan setia itu bersifat vertikal dan horisontal
artinya kasih kepada Tuhan dan kasih pada sesama
32