Está en la página 1de 13

http://www.detiknews.

com/read/2010/05/02/161220/1349593/10/rumah-sudarmodjo-cs-masih-
dijaga-polisi
Minggu, 02/05/2010 16:12 WIB
Meteor di Duren Sawit
Rumah Sudarmodjo Cs Masih Dijaga Polisi
Niken Widya Yunita – detikNews
Jakarta - Rumah Sudarmodjo di Duren Sawit, Jakarta Timur, yang kejatuhan meteor, masih
dijaga belasan polisi. Garis polisi juga masih dipasang hingga Selasa 4 Mei atau Rabu 5 Mei
mendatang.

"Kita dibantu Bimas, Polmas, SKPM, jumlahnya kira-kira 16 orang," ujar Kanitreskrim Polsek
Duren Sawit Iptu Diah Tin Agustina, Minggu (2/5/2010).

Diah menegaskan, hasil sementara polisi menyebutkan 80 persen ledakan yang menghantam
rumah Sudarmodjo merupakan benda dari luar angkasa berupa meteor. "Meteornya apa, besok
Senin kita gabungan dengan Puslabfor dan Lapan akan meneliti ke lokasi kejadian," kata Diah.

Diah menuturkan, serpihan meteor masih diteliti oleh Puslabfor Mabes Polri. Lapan juga sudah
mengambil percikan meteor.

"Kita olah dulu semua di Forensik. Nanti kalau tidak diketahui, dikasih ke Lapan. Lapan siap
membantu," terangnya.

Sementara serpihan meteor, lanjut Diah, bentuknya mirip dengan tanah, tidak ada tembaganya.
"(Serpihan) ini murni mirip tanah semua, tidak ada metalnya, jadi kalau (ada) UFO nggak,"
tandas Diah.

http://www.detiknews.com/read/2010/05/02/090059/1349432/10/lapan-akan-sisir-tkp-cari-sisa-
sisa-meteor?nd992203605
Minggu, 02/05/2010 09:00 WIB
Meteor di Duren Sawit
Lapan Akan Sisir TKP Cari Sisa-sisa Meteor 
Reza Yunanto – detikNews
Jakarta - Dugaan benda angkasa yang jatuh di pemukiman warga di Duren Sawit, Jakarta
Timur adalah meteor semakin menguat. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) akan menyisir TKP untuk mencari sisa-sisa materi yang ada.

"Yang di Duren Sawit kalau menurut ciri-cirinya iya (meteor), tetapi bukti otentiknya kita akan
menyisir lagi TKP bersama polisi besok pagi," ujar Humas Lapan Elly Kuntjahyowat, kepada
detikcom, Minggu (2/5/2010).

Salah satu indikasi fisik benda tersebut adalah bebatuan meteor karena membawa panas, dan
menimbulkan dampak yang luar biasa. Ditambahkan dia, sisa-sisa bebatuan meteor tersebut
memang berbeda kandungannya. Karena itu Lapan akan melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap sisa-sisa bebatuan.

"Kalau ada kandungannya dari besi dan nikel, kan batuannya terbakar jadi pasti ada perbedaan
sedikit," jelasnya.

http://www.detiknews.com/read/2010/04/30/132935/1348530/10/gubernur-dki-benda-penyebab-
ledakan-diteliti-di-bandung
Jumat, 30/04/2010 13:29 WIB
Misteri Ledakan di Duren Sawit
Gubernur DKI: Benda Penyebab Ledakan Diteliti di Bandung 
Hery Winarno – detikNews
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sudah mendapat laporan soal ledakan misterius di
Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun gubernur yang akrab disapa Foke ini belum bisa
memastikan penyebab ledakan yang merusak 3 rumah itu.

"Sampai sekarang belum diketahui faktornya apa. Barangnya lagi dikirim ke Bandung," ucap
Foke singkat di Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat (30/4/2010). Besar
kemungkinan yang dimaksudnya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) yang berkantor di Bandung.

Ledakan itu terjadi pada Kamis (29/4) sore. 3 Rumah warga rusak karena ledakan benda asing
itu. Polisi telah menerjunkan tim Puslabfor ke lokasi.

Barang bukti yang diteliti polisi adalah debu berwarna putih dan hitam. Polisi memastikan kalau
benda itu berasal dari luar angkasa.
(ndr/nrl)

http://www.detiknews.com/read/2010/04/30/114848/1348459/10/lapan-meteor-berukuran-di-
bawah-10-meter-sulit-terpantau?nd992203605
Jumat, 30/04/2010 11:48 WIB
Misteri Ledakan di Duren Sawit
Lapan: Meteor Berukuran di Bawah 10 Meter Sulit Terpantau  
Ken Yunita – detikNews
Jakarta - Benda yang diduga meteor yang jatuh di Duren Sawit diperkirakan berukuran kecil.
Karena itulah, benda tersebut tidak terpantau alat pemonitor.

"Kalau dilihat dari kerusakannya, paling sebesar bola atau kelapa. Ukuran di bawah 10 meter
umumnya tidak terpantau," kata peneliti utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) Thomas Djamaluddin kepada detikcom, Jumat (30/4/2010).

Thomas mengatakan, meteor-meteor yang dapat terpantau biasanya berukuran besar. Petugas
akan memberi peringatan bila ada meteor yang mengarah ke Bumi.

"Tapi biasanya ukurannya (diameter) puluhan meter, baru bisa dipantau," kata Thomas.

Namun Thomas belum bisa memastikan apakah benda yang jatuh di Duren Sawit itu benar-
benar meteorit atau bukan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Lapan pusat untuk mengecek
ke lokasi.

"Kalau polisi sudah memastikan kalau ada indikasi awal itu benda luar angkasa, kita akan cek
ke sana," kata Thomas.

Ledakan di Duren Sawit menyebabkan tiga rumah rusak pada Kamis (29/4/2010) sekitar pukul
16.00 WIB. Bahkan salah satu rumah rusak berat, atap hingga lantai dua runtuh. Beruntung,
tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
(ken/nrl)

http://www.detiknews.com/read/2010/04/30/105944/1348405/10/bmkg-turut-teliti-tkp-lapan-juga-
siap-membantu?nd992203605
Jumat, 30/04/2010 10:59 WIB
Misteri Ledakan di Duren Sawit
BMKG Turut Teliti TKP, Lapan Juga Siap Membantu
Nograhany Widhi K – detikNews
Jakarta - Staf Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut melakukan olah TKP
bersama polisi di tiga rumah yang rusak di Duren Sawit. Muncul dugaan bahwa rumah rusak
akibat tertimpa meteorit.

"BMKG ada di sini," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Hasanuddin di Jl Delima, Duren
Sawit, Jakarta Timur, Jumat (30/4/2010).

Sementara itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga siap membantu
polisi menyelidiki sumber ledakan yang diperkirakan benda asing itu. Pihaknya menunggu hasil
penelitian polisi apa betul itu benda antariksa.

"Iya kita siap (membantu polisi)," ujar profesor Lapan di bidang astronomi sekaligus Kepala
Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan Thomas Djamaluddin.

Hal itu disampaikan Thomas ketika dihubungi detikcom, Jumat (30/4/2010).

Thomas juga mengatakan untuk membuktikan itu meteorit atau bukan, polisi harus menemukan
benda, berupa bongkahan atau batu hitam, yang terlihat seperti bekas terbakar karena meteor
itu bergesekan dengan atmosfer.

Untuk mengujinya, meteorit itu mengandung beberapa mineral, biasanya karbon dan silikat.
Atau mengandung logam seperti besi yang batunya lebih keras dan padat.

"Kita menunggu forensik dulu. Apa betul reruntuhan itu ada benda ruang angkasa. Kita siap
saja (membantu)," jelasnya.

Sebelumnya polisi menduga penyebabnya adalah benda dari luar angkasa yang menimpa
rumah di perkampungan padat itu. "Barang bukti debu-debu, pecahan halus, berwarna putih
dan hitam," terang Kepala Pusat Departemen Balistik dan Metalurgi Puslabfor Polri, Kombes
Pol Amril Kamal, di lokasi kejadian, Jumat (30/4/2010).

Amril belum bisa memastikan apakah material itu. Bisa saja benda itu berasal dari luar
angkasa, karena sumber ledakan dipastikan berasal dari luar rumah.
(nwk/nrl)

http://www.detiknews.com/read/2010/05/01/130319/1349139/10/bosscha-tak-sisakan-lubang-
meteor-diduga-sudah-pecah-saat-menghantam?nd992203605
Sabtu, 01/05/2010 13:03 WIB
Misteri Ledakan di Duren Sawit
Bosscha: Tak Sisakan Lubang, Meteor Diduga Sudah Pecah Saat Menghantam 
Lia Harahap – detikNews
Jakarta - Ledakan di Duren Sawit, Jakarta Timur, menunjukkan indikasi kuat jatuhnya meteor.
Jika tidak ditemukan lubang sisa-sisa meteor maka meteor diduga sudah pecah saat lepas dari
antariksa dan tinggal serpihan ketika menghantam tembok rumah Sudarmodjo.

"Meteror tidak menyisakan lubang karena diperkirakan sudah pecah ketika lepas dari antariksa
dan bergesekan dengan panas atmosfir. Meteor sudah terpecah dan tinggal serpihan saat
menghantam tembok rumah. Serpihan itulah yang dibawa Lapan untuk diteliti," kata Direktur
Observatorium Bosscha, Hakim Malasan, kepada detikcom, Sabtu (1/4/2010).

Dikatakan dia, ledakan di Duren Sawit mengarah pada gejala-gejala jatuhnya meteor seperti
suara dengungan, dentuman, dan tidak ada baunya. "Dari analisis saya, sekaligus mendengar
cerita warga, itu biasanya menunjukkan pengalaman jatuhnya meteor," kata Hakim.
Menurut dia, untuk memastikan benda di Duren Sawit benar-benar meteor maka
perlu diteliti kandungan komposisi batu dan besi pada serpihan-serpihan tersebut.

Hakim mengatakan, peristiwa di Duren Sawit bukan hal aneh dan bukan baru pertama kali
terjadi. Karena, biasanya meteor itu jatuhnya di negara Kepulauan. "Mengingat Indonesia
negara kepulauan ya mungkin saja," ujar dia.

http://www.detiknews.com/read/2010/05/01/095232/1349026/10/lapan-akan-cari-lubang-
meteorit-di-reruntuhan-tembok-plafon?nd992203605
Sabtu, 01/05/2010 09:52 WIB
Misteri Ledakan di Duren Sawit
Lapan Akan Cari Lubang Meteorit di Reruntuhan Tembok & Plafon 
Hestiana Dharmastuti – detikNews
Jakarta - Hasil awal penelitian Lembaga
Penerbangan dan Antariksa (Lapan)
mengindikasikan benda asing yang jatuh di Duren
Sawit, Jakarta Timur, diduga kuat meteorit. Lapan
akan mencari lubang sisa-sisa meteorit di
reruntuhan tembok dan plafon rumah milik
Sudarmodjo.

"Kita akan berkoordinasi dengan Kepolisian


dengan menggabungkan analisis Kepolisian
dengan peneliti Lapan. Kita akan mencari sisa-
sisa meteorit yang ada di reruntuhan tembok di
belakang dan atap rumah yang berlubang diduga
terkait dengan pecahan meteorit," kata Peneliti
Utama Lapan, Thomas Djamaluddin, kepada
detikcom, Sabtu (1/5/2010).

Thomas mengatakan, hasil awal penelitian Lapan menunjukkan benda di Duren Sawit ada
indikasi kuat meteorit.

"Kita lihat kerusakan rumah terjadi dari arah barat daya, menghancurkan tembok sisi barat.
Kemudian, saat obyek masuk ke rumah memberikan efek panas yang tinggi dan memberikan
sisa-sisa pemanasan yang intens di beberapa barang yang ada di ruang tengah," papar
Thomas.

Menurut dia, dari temperatur yang tinggi menyebabkan tekanan yang besar, genteng-genteng
berhamburan dan bertebaran. "Tampaknya, obyek dan tekanan besar menghantam tembok
belakang hingga runtuh. Lalu karena energi kurang, membelok ke utara dan tampaknya di atap
rumah belakang ada lubang yang diduga disebabkan oleh benda yang diduga meteorit," papar
dia.

Untuk itu, lanjut Thomas, Lapan akan berkoordinasi dengan Kepolisian guna meneliti sisa-sisa
meteorit yang diduga ada di reruntuhan tembok belakang dan plafon.

"Jadi hari ini atau besok (Minggu), kita masih menunggu Kepolisian. Lokasinya pun masih diberi
garis polisi," ujar Thomas.

http://www.detiknews.com/read/2010/05/01/180941/1349357/10/bersifat-abstrak-tak-ada-yang-
bisa-prediksi-jatuhnya-meteor?nd992203605
Sabtu, 01/05/2010 18:09 WIB
Bersifat Abstrak, Tak Ada yang Bisa Prediksi Jatuhnya Meteor 
Moksa Hutasoit – detikNews
Jakarta - Fenomena alam dalam beberapa hari terakhir belakangan ini terus bermunculan.
Dimulai dari ledakan di Sumedang hingga rusaknya beberapa rumah di Duren Sawit. Dan yang
terakhir, ambrolnya atap sebuah rumah di Malang.

Peristiwa di Duren Sawit sudah dapat disimpulkan mengarah kepada jatuhnya benda langit.
Sedangkan rumah di Malang, belum dapat dipastikan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sendiri masih menunggu hasil
pemeriksaan polisi terhadap rumah di Malang. Lapan baru bisa bergerak jika penyebab
kerusakan berhubungan dengan antariksa.

Peneliti Utama Lapan, Thomas Djamaluddin menegaskan, wilayah Indonesia tidak sedang
menerima fenomena hujan meteor.

"Tidak ada kekhususan wilayah Indonesia menerima meteorit," ungkapnya kepada detikcom,
Sabtu (1/5/2010).

Meski begitu, ia juga tidak bisa memastikan kapan dan di mana sebuah meteor akan jatuh.
"Karena meteor itu sifatnya abstarak, tidak bisa diperkirakan," pungkasnya.
(mok/ken)

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/05/01/brk,20100501-244718,id.html
Ledakan Di Duren Sawit Khas Ledakan Meteor
Sabtu, 01 Mei 2010 | 11:40 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Direktur Observatorium Boscha Hakim Malasan menyatakan
bahwa ledakan yang terjadi di daerah Duren Sawit khas dengan ledakan-ledakan yang terjadi
akibat hantaman benda luar angkasa.

"Kalau didengar dari kesaksian dan dilihat akibat ledakan itu khas ledakan akibat meteor, jadi
kemungkinannya bisa saja." kata Hakim saat dihubungi oleh Tempo, siang ini.

Berdasarkan kesaksian Bartina Manurung dan Hatijah misalnya, mereka mendengar adanya
bunyi ledakan yang tiba-tiba dan tidak berujung. "Tidak seperti bunyi petir, kalau ini ledakannya
tiba-tiba tidak ada lanjutannya kaya' petir ," kata Hatijah.

Bartina,tetangga dari korban ledakan, bahkan berseloroh kalau dirinya mendengar ada bunyi
nyaring berdesing sebelum ledakan dan merasakan adanya tekanan saat ledakan terjadi
sehingga dirinya sempat mundur beberapa langkah dari tempat dia berdiri. "Saya sampai
mundur kira-kira tujuh langkah seperti ditekan," kata Bartina yang mengaku masih kaget atas
ledakan tersebut hingga hari ini.

Pemilik salah satu rumah yang rusak berat akibat ledakan , Kusnadi, juga berujar tidak
mencium adanya bau-bau tertentu saat ledakan terjadi. Ledakan yang dia rasakan juga tiba-tiba
terjadi. "Tidak ada bau-bauan," kata dia.

Adanya tekanan udara yang tinggi, bunyi keras dan ledakan tiba-tiba dengan desingan , serta
tidak terciumnya bau-bau zat tertentu , menurut Hakim, merupakan ciri khas atas ledakan yang
terjadi akibat hantaman benda luar angkasa.

"Ya, itu pengalaman khasnya seperti itu. Bau misalnya, tidak akan ada dari bebatuan luar
angkasa tidak seperti bebatuan di bumi yang terdapat zat-zat kimia tertentunya," ungkap
Hakim.

Ledakan tersebut, menurut Hakim lagi, juga terbagi menjadi dua kemungkinan, yaitu ; ledakan
yang memang betul-betul dari benda meteorit atau bebatuan luar angkasa, atau ledakan dari
sampah-sampah antariksa seperti sisa satelit yang jatuh ke bumi dengan kecepatan yang
sangat tinggi.

Namun, menurut Hakim, kemungkinan tersebut masih perlu menunggu hasil penelitian yang
sedang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional agar hasilnya lebih pasti.
"Kita tunggu saja hasil penelitiannya nanti agar lebih valid," kata Hakim
GUSTIDHA BUDIARTIE

http://www.tempointeraktif.com/hg/layanan_publik/2010/04/30/brk,20100430-244616,id.html
Benda Luar Angkasa di Duren Sawit Seukuran Buah Kelapa  
Jum'at, 30 April 2010 | 18:31 WIB
Rumah milik keluarga Subari di kawasan Duren
Sawit, Jakarta yang hancur akibat jatuhnya meteor.
TEMPO/Eko Siswono
TEMPO Interaktif, Jakarta - Peneliti astronomi dari
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
mengatakan benda luar angkasa yang jatuh
menghantam tiga rumah di Duren Sawit seukuran
buah kelapa.

"Kemungkinan arah datang dari tenggara, kemudian menabrak tembok dan masuk ke dalam
ruangan tengah, lalu terakhir menabrak tembok bagian belakang," kata Prof. Thomas
Jamaluddin, peneliti astronomi Lapan kepada wartawan di lokasi petang ini (30/4).

Dari tubrukan benda luar angkasa itu, terdapat lubang di tembok bagian belakang rumah.
"Ukuran lubang sekitar 30cmx30cm," kata Thomas.

Namun, selain lubang tersebut dan efek panas di dalam rumah, Lapan tidak menemukan
bongkahan apapun. "Tapi bisa dipastikan itu adalah pecahan meteor, namun masih perlu diteliti
lebih lanjut," ujarnya.

Kemarin sore (29/4), warga di Jalan Delima VI, Malakasari, Duren Sawit, digegerkan oleh
ledakan yang menghancurkan tiga rumah yang terletak bersebelahan satu sama lain. Ketiga
rumah tersebut atas nama Sudarmojo, Kusnadi dan Tati. Kediaman Sudarmojo di RT 01 RW 05
nomor 31 menjadi rumah yang terparah kerusakannya.

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/04/30/brk,20100430-244568,id.html
Saksi Mata Ledakan Duren Sawit Dengar Bunyi Sangat Keras  
Jum'at, 30 April 2010 | 15:47 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Saksi mata ledakan yang menghancurkan tiga rumah di Duren
Sawit, Jakarta Timur, Kamis (29/4), Bertina Manurung, mengaku saat kejadian ia mendengar
bunyi ledakan yang sangat keras.

Saat kejadian sekitar pukul 16.15 WIB, ia sedang berada di halaman depan rumahnya yang
hanya berjarak dua rumah dari kediamannya. "Saya dengar bunyi dengung keras, dan tiba-tiba
suara ledakan sangat kencang," ujar Bertina.

Ia pun sempat masuk ke dalam rumah karena panik. "Tidak lama saya ke luar dan lihat rumah
Pak Sudarmojo yang hancur," katanya. Tapi ia mengaku tidak melihat api. "Saya masuk ke
dalam asapnya tebal banget, "akunya. Sebelumnya ia sempat mengira itu kebakaran, dan
sempat kembali ke rumahnya untuk mengambil surat-surat penting miliknya.

Berdasarkan pantauan Tempo, atap rumah milik Sudarmojo yang beralamat di Jalan Delima VI
Nomor 31 RT 01 RW 05 Malakasari, Duren Sawit, nyaris runtuh. Yang tersisa adalah kerangka
atap yang sudah tidak tertutupi genteng lagi. Hampir seluruh benda di dalam ruangan di rumah
Sudarmojo juga hancur. Puing-puing pecahan kaca dan genteng terlihat berhamburan di dalam
dan di luar rumah.

Sementara dua rumah di sebelah kiri dan kanan Sudarmojo yaitu milik Tati (rumah nomor 21)
dan Kusnadi (rumah nomor 27) juga mengalami kerusakan yang serupa di atap kediaman
mereka. Hanya kerusakan rumah tidak separah Sudarmojo. Sampai saat ini warga masih
terlihat mengerumuni lokasi kejadian.

Kejatuhan meteor ini tak seberapa parah dibandingkan dengan dengan yang jatuh di Bone,
Sulawesi Selatan, 8 Oktober 2009. Seperti diketahui, meteor itu meledak di angkasa dengan
suara keras dan jatuh dan hilang di Laut Bone. LAPAN memperikirakan meteor Bone itu
berdiameter 5–10 meter. Kecepatan jatuh meteor Bone sekitar  20.3 kilometer/detik atau 73.080
kilomete/jam. Bandingkan dengan kecepatan pesawat penumpang yang cuma 900
kilometer/jam

Dengan kecepatan itu jangan heran bila meteor terbakar saat masuk atmosfer dan
menimbulkan ledakan besar. Ledakan tersebut bahkan dideteksi oleh 11 stasiun pemantau
nuklir. Pusat jatuhnya meteor Bone berada di sekitar lintang 4,5 LS, 120 BT, sekitar pukul 11.00
WITA.

Ririn Agustia

http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/04/30/brk,20100430-244440,id.html
Lapan Tunggu Batuan Hitam dari Duren Sawit  
Jum'at, 30 April 2010 | 11:06 WIB
masivstar.blogspot.com
TEMPO Interaktif, Bandung - Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
belum bisa memastikan benda yang menimpa tiga
rumah di Duren Sawit, Jakarta, Kmais (29/4).
Lembaga itu masih menunggu hasil temuan polisi di
lokasi.

Menurut Thomas Djamaludin, peneliti senior


astronomi Lapan, pihaknya sudah mengetahui dugaan adanya benda langit yang menimpa
rumah warga tersebut. Namun Lapan tidak mengirim orangnya, melainkan menunggu hasil
temuan kepolisian.

"Saya masih menunggu info hasil pencarian benda mirip meteorit di bawah reruntuhan itu,"
katanya saat dihubungi Tempo, Jumat (30/4). 

Menurutnya, perlu dicari batuan berwarna hitam bekas terbakar di lantai dasar. Juga
kemungkinan lubang bekas tumbukan. "Kalau (semua) itu tidak ada, belum bisa disimpulkan
akibat meteorit," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, tiga rumah menjadi korban ledakan di Jalan Delima V Gang 2, Duren
Sawit, Jakarta Timur, kemarin. Polisi menduga ada benda jatuh yang menimbulkan dentuman
dan merusak rumah. Penyelidikan kejadian itu masih berlangsung.
ANWAR SISWADI

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/04/30/ledakan-misterius-di-malakasari-masih-
diusut-polisi
Ledakan Misterius di Malakasari Masih Diusut Polisi
Jumat, 30 April 2010 - 6:56 WIB
DUREN SAWIT (Pos Kota) – Warga Malakasari, Jaktim, geger, Kamis (29/4) sore. Mereka
dikejutkan dengan jatuhnya benda asing  berwarna hitam seperti bola berputar cepat dari atas
lalu menghantam tiga rumah kemudian menimbulkan ledakan keras   yang  disertai api.
Peristiwa yang terjadi sekitar Pk. 16:00 itu  meluluhlantahkan rumah pasangan HM Sudarmojo,
65, dan Ny.Warniningsih, 60. Hampir seluruh ruangan di lantai dua rumah yang terletak di
Jl.Delima VI RT 01/05 Malakasari itu porak-paranda. Hingga pagi ini polisi masih mengusut
penyebab ledakan tersebut. Sedikit kemungkinan ledakan itu akibat kompor gas seperti
belakangan ini sering terjadi.
Beruntung, saat kejadian pemilik rumah sedang tidak ada di tempat. Rumah ditinggal dalam
keadaan kosong, karena suami istri itu tengah mengunjungi anaknya, Dian, di Duren Sawit.
“Alhamdulillah, bapak dan ibu selamat. Mereka di rumah saya saat peristiwa tersebut terjadi.
Kami benar-benar kaget melihat rumah berantakan seperti kena bom,” kata Dian.
Dahsyatnya ledakan menimbulkan lubang menganga di lantai dua. Semua ruangan di lantai itu
hancur. Bahkan, pintu dan kusen yang berada di pinggir lantai dua jatuh ke jalan. Begitu juga
dengan kaca-kaca di rumah itu, semuanya hancur berantakan.
Ledakan juga menimbulkan api. Kalender yang dipajang di dinding dan buku di meja hangus
dilalap api. Jelaga juga menempel di dinding ruangan.  Sedangkan figura bergambar wayang 
terjatuh hingga kacanya pecah dan wayang tersebut mengkerut bagai kena api. Tak hanya
rumah Sudarmojo. Tempat tinggal Hartati dan serta Kusnadi, tetangga di kanan kiri rumah itu,
juga rusak diterjang banda asing yang diduga meteor.
BENDA HITAM BERPUTAR
Nyonya Manurung, warga setempat,  mengatakan, sebelum terdengar ledakan, ia melihat
sekumpulan benda  berbentuk bola-bola hitam berputar di sekitar lokasi. “Benda itu terbang
cepat berputar lalu menghantam rumah. Tak lama terdengar ledakan keras seperti bom,”
ungkapnya.
Dalam hitungan detik, sambungnya, ledakan itu menghancurkan rumah Sudarmojo. Warga
yang mendengar ledakan langsung menghamburan menyelamatkan diri. Semula mereka
menduga ledakan berasal dari tabung gas elpiji atau bom. Namun, belakangan warga
menduganya meteor. “Bisa jadi memang meteor yang jatuh soalnya belum lama kan ada hujan
meteor,” kata Agus, warga, mengingat terjadi hujan meteor pada 15 hingga 21 April 2010.
Sedangkan Susi, 25, yang saat kejadian sedang facial di salon milik Sunarsih di samping rumah
Sudarmojo mengungkapkan kerasnya getaran akibat ledakan. “Badan saya yang dipegang
Sunarsih terasa diangkat banyak orang,” ungkapnya.  “Bangku yang saya duduki bergerak ke
atas. Ya itu, seperti diangkat banyak orang. Saya dan Sunarsih langsung menjerit. Apalagi,
wajah Sunarsih kotor terkena debu-debu yang beterbangan dari rumah Sudarmojo.”
BUKAN GAS ELPIJI
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Hasanudin, yang meninjau lokasi lejadian, mengatakan masih
mengumpulkan bukti darimana ledakan berasal. Ketika ditanya kemungkinan berasal dari
meteor, dia belum bisa memastikan. “Kami masih menunggu penyelidikan dari Puslabfor Mabes
Polri. Yang pasti, dari tiga rumah yang ada di sekitar lokasi, termasuk di rumah korban, tidak
ada gas ukuran 3 Kg maupun 12 Kg yang meledak. Semua gas tersebut masih utuh dan tidak
meledak,” ungkapnya.
Dalam penilaiannya, benda yang menghantam bangunan secara datar itu juga bukan roket.
Alasannya, lokasi itu jauh dari tempat latihan militer dan tak ditemukan sisa roket di tempat itu.
“Kemungkinan roket yang menghantam rumah sangat kecil,” ujarnya. “Yang didengar warga
sebagai ledakan sebenarnya hanya bunyi akibat benturan dinding rumah dan benda itu.”
Hingga Kamis malam, rumah yang menjadi lokasi ledakan  dipenuhi warga yang ingin melihat
akibat ledakan tersebut . Petugas pun memasang garis polisi untuk memudahkan penyelidikan.
LAPAN: TELITI ILMIAH
Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atsmosfer dan Iklim dari Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), Dr Thomas Djamaluddinn, mengatakan adanya penemuan
gumpalan bola yang diyakini warga sebagai meteor jatuh itu harus diteliti secara ilmiah.
Pembuktian tersebut, katanya dihubungi Pos Kota, kemarin  malam, salah satunya dapat dilihat
dengan mata kepala langsung materi benda yang tersisa. “Kalau benda itu berupa pecahan
logam, berarti bisa dipastikan itu hanya sampah antariksa, dan bukan meteorit,” terangnya.
“Namun sebaliknya, bila gumpalan tersebut berupa batuan hitam bisa dipastikan itu merupakan
meteorit,” tegas Thomas sambil mengatakan hal itu pun harus dipastikan kembali dengan
melakukan penelitian lebih lanjut.
Menurutnya, ciri umum meteor yang jatuh adalah memiliki  materi berukuran besar hingga
menimbulkan getaran cukup kuat bila jatuh secara utuh. “Tapi bila jatuhnya terpecah warna
hitamnya sedikit terlihat lebih muda,” jelasnya. (tiyo/deny/harto/B)

Photos from Detiknews:


http://foto.detik.com/readfoto/2010/04/30/121235/1348486/157/1/benda-luar-angkasa-hantam-
3-rumah

http://www.thejakartaglobe.com/jakarta/blast-in-east-jakarta-believed-to-be-meteorite/372314
Blast in East Jakarta Believed to Be Meteorite
Ronna Nirmala & Zaky Pawas | May 01, 2010
Police and astronomers are investigating Thursday’s blast from a falling object that damaged
three homes in Duren Sawit, East Jakarta, which witnesses claim was a meteorite strike.

Forensics experts from the police and National Aeronautics and Space Agency (Lapan)
investigators are combing the site, with the latter saying that while there was no conclusive
proof the damage was caused by a meteorite, it was the most likely explanation.

Police ruled out earlier speculation that the incident was a gas canister exploding.

One house was moderate damage and two adjoining properties suffered minor damage after
blast on Jalan Delima II. There were no reported casualties.

Lapan researcher Abdurrahman said no fragments of the projectile had been found but the deep
crater in the floor of the house, the residual heat footprint and melted items pointed to a
meteorite.

“I suspect the object impacted at high velocity, hit the floor, bounced back and hit the ceiling,
then fell back down,” he said. “It’s extremely difficult to recover the fragments, what with the
rubble and broken glass, and it being so dark in here.”

Abdurrahman said any suspected meteorite fragment would be taken back to Lapan’s
headquarters in Bandung for analysis.

Researcher Evan Irawan Akbar, from the Bosscha Observatory in Lembang, Bandung, said if
the projectile was a meteorite it warranted further investigation.

“This kind of incident is extremely rare in Indonesia,” he said. “Usually an object that falls to
earth is burned up in the atmosphere before reaching land.”

The incident comes on the heels of the Lyrid meteor shower, which ended on Monday, but Evan
ruled out any connection between the two.

“It could, however, be part of the Eta Aquariid meteor shower, which peaks on May 7 and 8,” he
said.

The phenomenon often begins in late April.

“Another possibility is that this wasn’t a meteorite at all, but man-made space debris like a
satellite,” Evan said.

Police, meanwhile, are pursuing their own line of investigation. Jakarta Police spokesman Sr.
Comr. Boy Rafli Amar said the Densus 88 counterterrorism squad had been called in to search
for possible traces of explosives.

The homes of Sunarti, Sudarmojo and Marzuki were damaged in the incident, with Sudarmojo’s
house taking the brunt of the impact. It blasted a hole in the second floor of the house, sending
furniture falling to the first floor, and tore big holes in the walls.

Last October, a mysterious explosion in Bone, South Sulawesi, was determined to have been a
meteorite that hit the Earth’s atmosphere at a mind-boggling 20.3 kilometers per second.

According to Thomas Djamaluddin, head of atmospheric sciences and chief of astronomy


research at Lapan, the blast released energy equal to about 50 kilotons of TNT, more than three
times the force of the atomic bomb dropped on Hiroshima, Japan, near the end of World War II.

A 9-year-old girl suffered a fatal cardiac arrest after hearing the explosion, and shock waves
damaged homes in Bone’s Panyula village.

http://www.thejakartaglobe.com/home/lapan-end-hunt-for-mystery-space-object/372782
Lapan End Hunt for Mystery Space Object
Jakarta Globe
The National Aeronautics and Space Agency (Lapan) have ended their search of three
properties in East Jakarta hit by mysterious matter from space, with no conclusive evidence
pointing to either a meteorite or a piece of space junk.

Three homes were badly damaged by the mystery object that impacted with incredible force,
sending shocked residents fleeing from their homes. Many remain traumatized by the impact,
which sounded like a jet engine.

A spokesman for Lapa was quoted by Detik.com as saying that he appealed to anybody who
discovered any foreign objects to hand them over to scientists for further analysis.

http://www.thejakartaglobe.com/jakarta/meteorite-strike-confirmed-by-authorities/372952
Meteorite Strike Confirmed by Authorities
Zaky Pawas & Ulma Haryanto | May 04, 2010
Authorities have concluded that the falling object that damaged three homes in Duren Sawit,
East Jakarta, last Thursday was in all likelihood a meteorite.

“A forensic examination of foreign articles found at the scene detected 15 discrete elements,
including iron, in both powdered and molten form,” Sr. Comr. Amril Kalim, head of the National
Police’s Ballistics and Metallurgy Center, said on Monday. He said the lab tests had turned up
negative for traces of explosives or gas, thus ruling out a bomb or gas-canister explosion.

The latter had initially been blamed for the incident.

“The object was similar to the one that hit in Bone in South Sulawesi on October 8 last year,”
Amril said.
He said several items at the scene of the incident had been melted, suggesting high localized
temperatures indicative of a meteorite, most likely accompanied by a large concussion and high
heat transfer.

Meanwhile, the National Aeronautics and Space Agency (Lapan) also ended its investigation on
Monday with the same conclusion of a meteorite hit.

“Although we never recovered the meteorite itself, the rest of the evidence points to a meteorite
strike,” Sri Kaloka Prabotosari Lapan, head of the Space Science Center, told the Jakarta
Globe. “This includes the ruling out of bomb and gas explosions, witness accounts of a bright
flash prior to the impact, stress fractures in the walls, a residual heat footprint and melted
objects.”

The meteorite likely disintegrated upon impact, he said.

Lapan also ruled out the possibility the object may have been space debris such as discarded
rocket parts, claiming it had a database on such objects.

“It’s easier to predict the trajectory and impact site of man-made objects than of natural objects,”
Sri Kaloka said.

He said the extent of the damage indicated the meteorite was about 30 centimeters in diameter
and had an impact velocity of about 10 kilometers per second.

The Bone meteorite, which caused no ground damage but detonated in the atmosphere in a 50-
kiloton fireball, was estimated at five to 10 meters in diameter. No fireball was reported in the
Jakarta incident, only a localized flash.

Lapan astronomer Thomas Djamaluddin called on local residents to report to the authorities
immediately if they found fragments of a meteorite.

http://www.thejakartaglobe.com/jakarta/residents-of-homes-wrecked-by-falling-object-seek-
government-assistance/372718
Residents of Homes Wrecked by Falling Object Seek Government Assistance
Nurfika Osman | May 02, 2010
Residents of three homes in East Jakarta’s Duren Sawit urban ward damaged by a falling object
some have called a meteorite are clamoring for compensation from the state, while
neighborhood children are scared of a repeat.

Acie Sunarsih, 31, complained of lost business after the damage to her home forced her to
close her beauty parlor on Jalan Delima II.

“I don’t know when I can reopen it, because I need to fix the ceiling and buy some salon
equipment,” she said on Sunday. “I used to make Rp 300,000 to Rp 500,000 [$33 to $55.50] a
day from this beauty parlor.”

Some have speculated that a meteorite was to blame for the incident, but there has been no
official explanation.

Acie said she had been doing a facial treatment for a customer when the object hit, sending
them fleeing outside. Her house, with the beauty parlor in the front, was heavily damaged.
Three bedrooms and the dining room were reduced to rubble.
Kusnadi, Acie’s husband, said the family would need at least Rp 200 million to rebuild the 78-
square-meter house.

“That’s all we need, but we haven’t received anything from the government,” he said. “I’m still
working and we have some savings, but it won’t be enough.”

Kusnadi and Acie have a 4-year-old daughter.

The home of Soebari Marzuki, 70, was also damaged in Thursday’s incident.

“I thank God my wife and I weren’t in at the time,” he told the Jakarta Globe. “The damage is
extensive, but I’m thankful that we’re still alive.

“We’ve lived here since 1979, so it’s quite sad that this happened,” he said. “I want to rebuild,
with help from the government, because this was an accident, after all.”

He said officials from Malaka Sari subdistrict had pledged their help, but had not done anything
concrete yet. Officials and police were to visit today, and Soebari said he hoped they would be
able to shed light on what had damaged the homes.

Police have cordoned off the three damaged house.

The neighborhood children, meanwhile, have been traumatized by the incident.

“I’m afraid that one day my home will be hit by a UFO or other object falling from space,” said
Dimas, 10. “We’re all scared that our homes aren’t safe anymore.”

Saffa, Soebari’s granddaughter, said she cried when the incident occurred. “I thought my
grandfather had died inside the house,” she said, adding that she lived just 30 meters away. “I
was riding my bicycle at the time. I heard a sound like a jet engine roaring when it happened.”

Ardian, 7, said he wished his family would move. “I think we need a new house far away from
here,” he said. “I’m scared of staying at home now. I’d rather play outdoors than stay inside.”

Tuty, 56, told the Globe: “All the kids are asking their parents about UFOs and aliens.

“We tell them that everything’s fine and we just need to wait for the official report from police
and experts.”

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/05/01/brk,20100501-244744,id.html
LAPAN: Hampir Tidak Mungkin Meteor Jatuh Di Tempat Yang Sama
Sabtu, 01 Mei 2010 | 13:24 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Kemungkinan meteor untuk jatuh di tempat yang sama sangat
kecil. Hal ini dikarenakan sifat meteor yang jatuh secara acah di seluruh permukaan bumi.

"Sifatnya acak sekali. Hampir tidak mungkin meteor jatuh di tempat atau daerah yang sama,"
ujar Peneliti Utama Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas
Djamaluddin kepada Tempo melalui telepon, siang ini.

Thomas mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir hal yang serupa akan terjadi lagi. "Tidak
perlu dikhawatirkan akan terulangi lagi, setidak tidak dalam waktu dekat ini," imbuhnya.

Menurut Thomas, meteor yang jatuh di daerah pemukiman sangat jarang terjadi. Hal ini
dikarenakan hanya sebagian kecil dari permukaan bumi yang merupakan daerah pemukiman.
"Umumnya meteor jatuh di laut, hutan, dan gurun yang bukan pemukiman," tambahnya.

Lebih lanjut Thomas menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat memastikan kapan dan dimana
meteor akan jatuh. "Dari segi waktu dan lokasi tidak bisa diperkirakan. Yang ukurannya lebih
besar lebih jarang jatuh," tuturnya.

Seperti diberitakan, Kamis (29/04) lalu warga Duren Sawit, Jakarta Timur, dikejutkan dengan
jatuhnya meteor yang menghancurkan tiga rumah. Hal ini merupakan peristiwa langka. Meteor
biasanya tak sempat menyentuh bumi karena sudah habis terbakar di atmosfer.

NALIA RIFIKA

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/04/30/brk,20100430-244628,id.html
Puslabfor Selidiki Benda yang Diduga Meteor
Jum'at, 30 April 2010 | 19:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris
Besar Boy Rafli Amar, mengatakan polisi tengah menyelidiki zat yang terkandung dalam benda
angkasa yang berbentuk seperti meteor.

"Itu membutuhkan beberapa hari untuk pemeriksaan," ujar Boy dalam pertemuan pers di Ruang
Rapat Utama di Mabes Polri, Jumat (30/4).

Boy mengatakan, kesimpulan sementara terhadap jatuhnya benda itu adalah ledakan tidak
berasal dari dalam rumah. "Namun ada benda asing yang menimpa," katanya.

Sebelumnya, tiga rumah rusak karena diduga kejatuhan benda angkasa semacam meteor di
Jalan Delima, Gang II, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakara Timur.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Benda tersebut membuat rumah Sudarmojo, 70
tahun, rusak parah. Sedangkan dua rumah di samping kanan dan kiri rumah Sudarmojo
atapnya juga hancur.

Tidak ada korban dalam kejadian ini. Hanya seorang warga terluka ringan.

Sutji Decilya

También podría gustarte