Está en la página 1de 3

Islam: Ramadhan & Profesionalisme

By Fahmi Atriadi
Tidak terasa sudah hari kelima bulan ramadhan 1434 H. Banyak orang yang memulai ramadhan dengan segenap targetan. Ya untuk orang muslim bulan Ramadhan adalah salah satu momentum special yang disediakan oleh Allah SWT untuk memperbanyak amalan kebaikan dan mencapai derajat taqwa (QS Al Baqarah:183). Segala macam kebaikan Allah SWT lipat gandakan rewards-nya. Harapannya kebaikan itu bisa dilanjutkan di bulan bulan lainnya. Sehingga sangat disayangkan bila melewati ramadhan tanpa perubahan ke arah yang lebih baik. Bagi saya, Ramadhan merupakan momentum untuk membangun kebiasaan dan karakter. Ada banyak hikmah ramadhan yang bisa dipetik salah satunya untuk membangun karakter professional.

Memaknai Profesionalisme Globalisasi memacu setiap orang agar mampu berkompetensi dan berkompetisi. Profesional adalah orang yang mampu membuktikan dirinya memenuhi kedua hal tersebut. Mereka memiliki unique factor atau added value dibandingkan orang lain. Added value itu bisa merupakan menjadi expertise dibidang yang diminati (passion). Saat ini, orang yang tidak mampu menemukan dan mengembangkan passionnya akan dikalahkan dan ditinggalkan dalam kompetisi yang ada. Oleh karenanya, sangat penting mengetahui minat diri dan berfokus untuk membentuk karakter profesional di dalam diri sebagai tuntutan zaman. Sebelum isu globalisasi digaung gaungkan, Islam sudah terlebih dahulu membentuk dan mengharuskan penganutnya untuk memiliki karakter profesional. Dalam islam, seorang profesional tidak hanya dilihat pada dimensi manusia saja melainkan juga pada dimensi ke-illahian. Yakni setiap yang kita kerjakan akan dilihat dan dinilai langsung oleh Allah SWT. Tentu, setiap orang dalam kehidupan ini akan memiliki amanah. Baik besar maupun kecil, keberhasilan dalam pemenuhan amanah tersebut tergantung seberapa baik profesionalitasnya. Allah SWT cenderung menyukai orang yang profesional dalam bidangnya. Ini sesuai dengan firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk memberikan wewenang (amanah) kepada ahlinya. (QS An-Nisaa: 58). Beruntungnya seorang muslim, Ibadah/aturan yang diperintahkan mengandung pelajaran penting lainnya selain berpahala di sisi Allah. Allah SWT mendesain kehidupan muslim agar memiliki karakter profesional asalkan ibadah dikerjakan dengan penuh komitmen dan pemaknaan yang tepat. Profesionalisme adalah tuntutan seorang muslim agar bahagia dunia dan akhirat.

Ramadhan dan Pembentukan Karakter Profesional

Termasuk pula Shaum di Bulan Ramadhan, memiliki banyak hikmah yang membentuk karakter profesional. Bagi seorang muslim, ilmu adalah di atas amal. Pemahaman yang menyeluruh terkait islam dan beribadah merupakan salah satu keharusan yang perlu dijalani. Ini sesuai dengan firman Allah Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (QS. Al-Isra: 36). Saya rasa, seseorang dinyatakan profesional apabila dia terbukti memahami sesuatu secara teori dan juga tindakan nyata. Orang bersepakat bahwa seorang profesional adalah orang yang memiliki kedisplinan diri dan mampu mengatur waktunya dengan baik. Ramadhan adalah momentum special yang memacu umat islam mampu mengatur waktunya sebaik mungkin agar berbuah kebaikan di sisi Allah SWT. Arahan Allah SWT dalam berpuasa kepada muslim adalah memperbanyak berbuat kebaikan dan menjauhi pintu pintu dosa. Allah SWT menentukan secara khusus kapan waktu makan dan minum secara khusus (buka/sahur). Puasa akan batal bila melanggar aturan tersebut. Dengan kewajiban berpuasa di bulan ramadhan, seorang muslim tengah belajar bagaimana menjadi disiplin dan pandai menentukan prioritas amalan / kegiatan. Allah SWT melarang orang yang sedang berpuasa untuk berbohong. Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra: "Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan bohong dan mengerjakan perbuatan bohong dan kebodohan, maka bagi Allah tidak ada kebutuhan dalam ia meninggalkan makan dan minum." (HR. Bukhari dan Abu Dawud. Lafal hadits menurut Abu Dawud/Bulughul Maram: 686). Disini, aspek integritas seorang profesional dilatih ketika berpuasa. Konsistensi dan semangat untuk beramal lebih baik dilatih selama bulan Ramadhan. Aspek ini diharapkan bisa dilanjutkan paska bulan Ramadhan. Keberhasilan dalam membangun kebiasaan di bulan ramadhan akan terlihat pada bulan bulan selanjutnya. Masihkah seorang muslim itu konsisten? Seorang profesional harus mampu memacu dirinya menjadi lebih baik karena bumi ini terus berputar dan orang berlomba lomba untuk menjadi semakin (paling) baik. Aspek profesional lain yang dilatih pada bulan ramadhan adalah kesehatan. Pola makan dan minum yang terjadwal bukan berarti membentuk pribadi yang bermalas malasan. Mungkin ada perasaan cape, bila tubuh tidak terlatih shaum. Namun, percayalah bahwa fisik kita malah akan menjadi sehat dengan berpuasa. Bahkan Rasulullah SAW melakukan jihad terhadap kafir quraisy dalam kondisi shaum lalu memenangkannya dengan izin Allah SWT ( Perang Badar).

Mari Evaluasi Targetan Ramadhan Mari lihat kembali rencana dan targetan ramadhan yang kita miliki. Pemenuhan target merupakan bagian daripada profesionalisme. Sudahkah kita penuhi saat ini? Menurut pengalaman saya, kegagalan

dalam memenuhi target biasanya karena menunda nunda suatu pekerjaan. Ayo kawan, masih ada 25 hari ragi untuk berpuasa. Mari kita optimalkan waktu sebaik mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Terakhir, mengambil pesan dari beberapa Siapa tahu ini ramadhan terakhir kita? Tidak ada pilihan lain, selain kita pasang target yang baik, terukur, dan semakin dekat dengan Allah SWT.

También podría gustarte